Kururugi
Yuni, 18 tahun, berjalan seorang diri ke sekolahnya. Ditengah jalan ia melihat
ada seorang pria sedang bersama se ekor anjing yang langsung mengonggong
padanya. Wajah Yuni datar, ekspresinya tidak berubah sama sekali meski jauh
didalam lubuk hatinya ia sangat takut. Dengan perlahan Yuni berbalik dan
langsung lari meninggalkan tempat itu.
Yuni
selalu bisa menyimpan perasaannya, jika sesuatu hal terjadi dan mengusik
emosinya, Yuni menahannya dengan tangannya meremas rok/baju yang dipakainya
tanpa disadari orang lain.
Pengumuman
hasil tes dan top score terpasang di papan pengumuman sekolah. Yuni melihat
kerumunan teman-temannya yang juga datang melihat pengumuman itu.
“Kururugi
benar-benar sesuatu.” Bisik seorang cowok pada teman satunya sambil melirik
Yuni yang ada dibelakangnya. “Wajahnya tidak berubah bahkan dengan peringkat
atas.”
“Dia
terlihat seperti selalu berada di atas.” Sahut cowok satunya.
Yang
lainpun mulai bisik-bisik kagum pada Yuni.
“Kururugi-san
selalu Top Score.”
“Tapi
dia selalu kalem.”
Yuni
sebenarnya mendengar decak kagum teman temannya itu tapi ia tetap datar. Ia
hanya mengambil jepit rambut kepala kucing yang dipakainya dan mengelusnya
pelan.
“Kau
terlihat sangat bahagia, Kururugi. “ suara seorang pria terdengar memanggilnya.
Yuni menoleh kearah suara itu. Sakurai Sensei ternyata yang berbicara. Sakurai
sensei tersenyum tipis padanya dan mendekati Yuni.
Mereka
saling berhadapan “Kucing itu temanmu, kan? Kau berbagi kebahagiaanmu dengan
peliharaanmu. Duh.. kawaii/Imutnyaaaa.” Kata sakurai sensei tersenyum manis.
Sakurai sensei menatap wajah Yuni yang masih datar meski ia memuji Yuni.
“….Maksudku
kucingnya…“ lanjut sakurai Sensei dengan tanpa senyum/serius.
(klo
dimanga tiap Yuni menatap Haruka/ Sakurai sensei, ia merasa gurunya itu adalah
pria yang tertampan di dunia!!... *ehemm… sama :P)
3
orang gadis yang ada disana merasa cemburu karena Sakurai Sensei berbicara
dengan Yuni. Ia menatap Yuni dengan iri.
“Peringkat
atas kelas membuat kepalanya besar. “
“Benar
sekali. “
“Kenapa
dia berbicara dengan Sakurai-sensei? “
“Dasar
kutu buku. “
“Kita
perlu bicara -datang ke ruang staf setelah belajar“ kata sakurai sensei pada
Yuni. Ia lalu pergi meninggalkan Yuni tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.
Sakurai
sensei berjalan melewati sekelompok gadis, mereka menatapnya dengan penuh
kekaguman.
“Tidakkah
Sakurai-sensei keren banget? “
“Bau
Colognenya wangi banget“
“
Bau orang/pria dewasa! “
Mereka
lalu berteriak bersama “Sensei, anda keren banget! “
Sakurai
sensei menoleh memperhatikan murid-muridnya itu “Kalian semua juga imut-imut.“
Gadis-gadis
itu langsung berteriak histeris “kyaaaaaaaaaaaaa….“
“Jangan
dianggap serius. “ kata sakurai sensei dan berjalan melanjutkan langkahnya.
Para
murid perempuan yang dilewatinya nampak terkagum-kagum padanya.
Sakurai
sensei pergi ke parker mobilnya dan ia mulai merokok (hmmm guru merokok??dilingkungan
sekolah pula Ckkckc..). Sakurai sensei selesai merokok ia menyemprotkan parfum
ke tangannya, untuk menghilangkan bau rokok ditubuhnya. Ia lalu keluar mobil
saat jam istirahat sudah selesai.
Selesai
jam sekolah Yuni pergi ke ruang guru. Ia berdiri di depan meja sakurai sensei
tapi gurunya itu tidak ada disana.
Yuni
bergumam lirih“Dia memintaku untuk datang menemuinya dan kemudian aku
menunggunya.
Betapa
tidak bertanggung jawabnya. “
“Apa
yang kau gumamkan? “ suara sakurai sensei dari arah belakangnya membuat Yuni
minggir. Sakurai sensei lalu duduk di kursinya.
“Apa
yang ingin kau bicarakan denganku? “ Tanya Yuni
“Datanglah
ke kelas tambahan bahasa Inggris jam 4:00 setelah kelas, setiap hari.
“heih?
“
“I
teach you English (Aku akan mengajarimu bahasa Inggris). “ sahut sakurai
sensei.
Melihat
Yuni hanya diam, sakurai senseipun menjelaskannya.
“Pelajaran
tambahan... nilai bahasa Inggrismu adalah satu-satunya yang rendah pada ujian
tengah semestermu. Ini buruk bagi kami jika anak ajaib sepertimu mendapat nilai
buruk. Mereka akan mengataiku sebagai gurumu. “
Yuni
masih diam membisu didepan gurunya tanpa ekspresi apapun.
“Ada
apa sih denganmu?Apa kau melakukan ini dengan sengaja? Untuk mendapatkan
perhatianku. “
Yuni
menahan emosinya. Tangannya reflek meremas roknya. Sakurai sensei melihat
gerakan itu.
“Aku
mengerti. Permisi.“ sahut yuni dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Seorang
guru pria, Akechi-sensei (sepupu Yuni/ wali keluarga Yuni) yang mendengar
percakapan itu, berjalan mendekati sakurai sensei.
“Sakurai-sensei..
Tidakkah setiap hari agak berlebihan? Dia(yuni) perlu mempersiapkan diri untuk
ujian dan perlu belajar pelajaran lain“ ucap Akechi-Sensei.
“Akechi-sensei,
apa kau bertanya ini sebagai sepupunya (walinya)? “ Tanya sakurai-sensei
“Oh,
ini bukan karena itu…“
“Apakah
seorang guru matematika memiliki hak dalam studi bahasa Inggris? “ sindir
sakurai sensei dengan ketusnya(?)
Saat
makan siang Yuni bercerita pada satu-satunya sahabatnya, Nami-chan.
“Kau
memiliki pelajaran tambahan? “
“Yeah…
oleh Guru yang mulai masuk pada bulan April, Sakurai-sensei… Itu karena nilai
tengah semesterku buruk di pelajarannya. “
“Jadi
karena itu? Yuni, kau tidak pandai bahasa Inggris di SMP juga“ kata Nami-chan
“Dia
mengatakan itu setiap pulang sekolah. “
Seorang
cowok tiba-tiba duduk disebelah Nami-chan dan meletakkan makanannya dimeja itu.
“Dia
(sakurai sensei ) terlalu berlebihan. Aku.. benar-benar marah sekarang“ ucap
Yuni dengan ekspresi datar. Yuni mengambil donat yang dibelinya dan segera
mengunyah donat itu.
“eh..Dia
marah? “ bisik cowok itu pada Nami-chan sambil memperhatikan wajah Yuni yang
datar itu.
“kemungkinan
besar. Dia selalu ingin donat ketika dia sedang marah. “ kata Nami-chan
menjelaskan.
“Bukankah
tidak normal makan manisan saat marah? “ kata cowok itu.
Mereka
berbicara didepan Yuni yang tentu saja mendengar percakapan itu.
“Ini
tidak aneh. Kemarahan melepaskan adrenalin. Permen, pada dasarnya hanya gula,
yang dibentuk. “ sahut Yuni menjelaskan teorinya.
Yuni
menoleh pada Nami-chan. “Nami-chan, siapa ini? “
Cowok
itu heran Yuni tidak tau tentangnya. Ia lalu protes pada Nami-chan “Kau tidak
memperkenalkanku? “
Nami-chan
tersenyum “ini teman kelasku Satou Saki-kun. “
“Hello.
“ sapa Saki-kun
Yuni
melambaikan tangannya pada Nami-chan agar mendekat padanya. Ia lalu berbisik. “Apa
dia pacar barumu? “
“intinya
begitu. “ bisik Nami-chan.
Yuni
tidak menjawabnya dan langsung berkata pada sahabatnya
“Nami-chan,
Mulai besok aku akan pulang sendiri. “
“Apa,
kenapa? “ Tanya Nami-chan
“Yah,
ada pelajaran. lagipula sulit juga untuk pulang denganmu ketika kita berada di
kelas yang berbeda.“
“Yuni,
kenapa kau mengatakan itu tiba-tiba? “ kata Nami-chan curiga. “ Ohhh, apa kau mencoba untuk membuat ruang
untuk Saki? Jika benar seperti itu, jangan khawatir. Saki-kun bilang kita semua bisa pergi (pulang)
bersama-sama. “
“Itu
bukan berarti aku memikirkannya. Aku akan merasa bersalah membuatmu menunggu
pelajaranku hingga selesai. “
“Yuni…...
baiklah.. Tapi waktu makan siang semua tidak berubah! “
“Nami-chan..
“
“Janji
ya! “ kata Nami-chan mengulurkan jarinya untuk membuat tautan janji dengan Yuni.
Yuni
mengulurkan tangannya dan menempelkan jarinya pada jari tangan Nami-chan
sebagai tanda janji mereka.
Nami-chan
akhirnya pulang tanpa Yuni. Ia pulang bersama pacarnya Saki-kun.
“Aku sangat gugup…“ ucap Saki mengenai
perjumpaanya dengan Yuni.
“Maaf ya Saki. Yuni bukan orang jahat. Dia hanya
berusaha sangat keras untuk menjadi kuat. Dan dia tidak jujur. Kami sudah bersama
sejak SMP, jadi aku agak mengerti bagaimana
perasaannya. Tapi dia tidak memiliki banyak teman, jadi aku tidak bisa
membiarkannya sendirian“ Kata Nami-chan pada Saki-kun.
Pulang
sekolah Jam 4 tepat Yuni pergi ke ruang kelas Bahasa Inggris.
“Permisi. “ ucapnya masuk ke dalam kelas.
Sakurai sensei yang sudah ada didalam kelas menoleh pada Yuni.
“Seperti yang diharapkan, kau tepat waktu. Ayo
mulai. “ ucap sensei.
Yuni
menarik pintu untuk menutupnya.
“Jangan
tutup pintu. “ seru Sakurai sensei. Mungkin ini untuk menjaga gossip-gosip
karena mereka hanya berdua didalam ruangan.
“Silahkan
duduk. “lanjut sakurai sensei.
“Okay.
“ Yuni segera duduk disebuah kursi.
Sakurai
sensei pun mulai menjelaskan subyek predikat dan pemakain kata “which “.
“Kau
mengerti? “ Tanya sakurai-sensei
“Aku
tidak mengerti sama sekali. “ sahut Yuni datar
“Apa
kau bodoh? “ seru Sakurai sensei agak kesal karena mana mungkin orang sepintar
Yuni tidak mengerti penjelasannya.
“Bodoh?
“
“Beritahu
aku dibagian mananya yang kau tidak mengerti. “ kata sakurai sensei bersabar.
“Kenapa
kata kerja tunggal memiliki dua kegunaan sebagai kata ganti interogatif dan
relatif? Kenapa kata memiliki arti yang berbeda tergantung pada konteksnya? “
sahut Yuni
Yuni
yang pintar logika dan matematika segera memprotesnya
“Semuanya
memiliki aturan. Jika Kau tidak bisa
menjelaskan aturannya, aku tidak bisa mempelajarinya.“
“Gitu
ya…“ sakurai sensei bersabar. Ia berjalan mendekati Yuni “Bukannya kau
memenangkan hadiah pertama dalam turnamen matematika? Caramu berpikir sangat
berbeda. Mengesankan…“ sakurai sensei berhenti didepan Yuni dan menatap gadis
itu.
“Dalam matematika, semuanya memiliki aturan. Hanya ada satu jawaban. Kesederhanaan
Matematika sangat indah. Makanya aku menyukainya. “ sahut Yuni
Sakurai
sensei heran mendengarnya padahal tadi dia memuji saja tapi ia tak melihat
ekspresi apapun diwajah Yuni
“Apa
kau tidak senang? Aku hanya memujimu… “
sakurai sensei menatap wajah Yuni yang didepannya itu dengan teliti
“Apakah kau… Pernah tertawa atau menangis? “
Tanya Sakurai sensei penasaran.
“Apakah itu ada hubungannya dengan bahasa
Inggris? “ Tanya Yuni
“Karena itu aku bertanya. Mampu mengungkapkan
hal-hal seperti kebahagiaan dan kesedihan adalah kunci untuk bahasa Inggris. Tapi
manusia tidak hanya memiliki satu emosi. Manusia bisa berpikir ada sesuatu yang
menyenangkan dan juga yang membosankan. Manusia dapat menemukan sesuatu yang
merepotkan dan bersenang-senang…rumit… karena itu, tidak seperti matematika,
tidak ada aturan keras dan cepat dalam bahasa Inggris. Kau mengerti? “ ucap
sakurai sensei berdiri disamping Yuni dan menunduk menatap Yuni, jarak mereka
tanpa disadari sangat dekat.
Yuni
menoleh pada Sakurai sensei disampingnya
“Aku
tidak mengerti sama sekali yang kau katakan. “
“Apakah kau benar-benar ajaib(pintar)? “ gumam
sensei tak percaya Yuni bisa tidak paham.
Yuni menyerah “Pelajaran ini sia-sia saja. Tolong
jangan perhatian denganku lagi. Aku
sudah menyerah dalam pelajaran bahasa Inggris. “ kata Yuni sambil membereskan
buku-bukunya dan berjalan menuju pintu kelas.
Sakurai sensei melangkah dengan cepat dan
menghalangi Yuni keluar dengan tangan dan tubuhnya“Kau bertindak seperti ini
dengan sengaja, kan? Kau tidak boleh lari dari ini, jadi persiapkan dirimu. “
Jarak
mereka sangat dekat sehingga Yuni bisa mencium bau sakurai sensei “Cologne-mu
terlalu kuat. “ ucap Yuni tiba-tiba
“hah? (Apa?) “ Sakurai heran. Ia bicara apa
Yuni ngomongnya apa.
“Tolong mundur atau baumu akan menempel
padaku. “ ucap Yuni menatap gurunya dengan datar.
Sakurai
sensei tersenyum heran dengan sikap Yuni “Kenapa kau bertingkah seperti itu? “
Yuni
tidak menjawabnya, malah mendorong tubuh sakurai sensei dengan keras dan segera
berlari meninggalkan ruang kelas itu.
“Tadaima! (Aku pulang.) “ sapa Yuni pada
Akechi(sensei/sepupunya). Mereka tinggal dalam 1 rumah. Klo di manga tidak ada
tokoh Akechi ini. di manga Yuni tinggal bersama bapak, ibu dan adik
laki-lakinya, keluarganya sangat unik. So disini sudah beda sama di manga.
“Okaeri! (Selamat Datang.) “ sapa
Akechi-sensei “Bagaimana belajar dengan Sakurai-sensei? “
“Tidak ada yang luar biasa. “ jawab Yuni
“Gitu ya… Yah, kau tidak dapat masalah kan? “
“hmm(Yeah). “
“Yah, selama ada kesempatan, kenapa kau tidak
mencoba yang terbaik? Kau ingin belajar di universitas Mendel di California,
kan? “
Yuni
tertunduk beberapa lama “Aku sepertinya tidak akan sanggup. Aku sudah lama
menyerah dengat ambisi itu…. Aku mau ganti baju “ pamitnya. Yuni segera
berjalan ke kamarnya dilantai atas.
Esok
harinya Akechi-sensei menemui sakurai-sensei.
“Sakurai-sensei.
“
“Pagi.
“Bagaimana pembelajarannya? “
“Kami baru saja mulai. “
“Dia kadang-kadang sulit ditangani. “
“Sulit? Tidak, dia menarik. Gadis seperti dia.
“Maksudku, dia tidak benar-benar bisa mengekspresikan
dirinya. “
“Ekspresi wajahnya tidak banyak berubah.
“Dia banyak tersenyum, tapi di suatu tempat… “
Seorang
murid menyapa mereka “Sensei, pagi. “
“Pagi.
“
Akechi
sensei melanjutkan “Tapi dia, sebenarnya gadis yang baik hati. “
Pelajaran
Tambahan Bahasa inggris.
Sakurai
sensi meletakkan sebuah odner file tebal dimeja Yuni
“Ini adalah bahan yang aku kumpulkan hanya
untukmu. Contoh kalimat dipisahkan dari situasi. Jadi kau bisa menghafal semuanya tanpa
berpikir. “ sakurai sensei membuka file yang ada didalam odner itu perlahan
untuk menunjukkannya pada Yuni.
“Aku tidak bisa… “ tolak Yuni tanpa membaca
isinya lebih dulu “Tanpa mengetahui
aturannya, tidak akan ada yang teringat. “
Sakurai
sensei tersenyum gemas “Sudah kuduga akan begini. Mulai sekarang, tulis ulang semua
kalimat-kalimat ini 5 kali. “
Yuni
menatap gurunya itu, lalu tanpa kata-kata ia mengambil bukunya dan menulis
halaman yang dibuka sakurai sensei tadi.
“Ucapkan
sambilan kau menulisnya. “ perintah sakurai sensi
Yunipun
menulis sambil membacanya.
Sakurai sensei duduk disebelah Yuni mendengar
Yuni membaca dan ia beberapa kali membutuhkan cara membaca kata-katanya.
“dikalimat
ini mana yang anak kalimat utama? “ Tanya sakurai.
“Ini. “ sahut Yuni
“Ya… jadi semua setelah “that “ adalah anak kalimat….“ sakurai sensei
menjelaskan lagi. ia tersenyum senang melihat Yuni mulai patuh padanya.
Tangannya tanpa disadarinya berada di belakang kursi Yuni.
Ada
sekelompok gadis fans sakurai sensei melihat ke ruangan kelas Bahasa inggris.
“Bukannya
itu Sakurai-sensei? “
“Gadis yang bersamanya.. bukannya Kururugi? “
“Ya. “
“Dia mendapat pelajaran tambahan sendirian? “
Mereka
jadi iri. Yoshida yang paling tidak suka melihat sakurai sensei bersama dengan
Yuni.
Esok
harinya mereka bertiga, gadis-gadis yang iri itu pergi menemui sakurai-sensei.
“Apaan tu.. Kalian semua mau pelajaran
tambahan? “
Yoshida tersenyum dan menjawabnya “Ya. Tidak
adil kalau cuman Kururugi-san sendiri. Tolong ajari kami setelah sekolah juga. “
“Kalian tidak perlu. Kalian semua dapat nilai tertinggi dalam
bahasa Inggris pada ujian tengah semester. “ jawab sakurai sensei
Yoshida
kecewa ditolak gurunya. “Itu.. itu Karena
kami suka Sensei. Kami belajar tekun... karena kami suka Sensei.
“- Mei-chan… Mei-chan.. “kedua teman yoshida
terkejut sahabatnya itu mengakui perasaannya pada gurunya.
Sakurai
sensei memberikan senyum terbaiknya “Yoshida,
Teruslah belajar, Okay? “
Yoshida dan teman-temannya langsung ceria
melihat senyum gurunya itu “Okay. Permisi. “ pamitnya
Mereka
lalu pergi keluar ruang guru.
“Dia tersenyum pada kita! “
Wakil
kepala sekolah yang ada diruang guru melihat itu semua. Ia lalu memanggil
sakurai sensei untuk berbicara berdua. Wakil kepala sekolah menyampaikan klo
Sakurai-sensei terlihat terlalu dekat dengan Yoshida Mei. Ia meminta agar
sakurai sensei tidak menimbulkan rumor di sekolah.
Sakurai
sensei menjelaskan klo Yoshida dan lainnya memang dalam masa-masa puber jadi
memang begitu.
Jam
4 Yuni sudah diruangan Bahasa inggris meski sakurai sensei blom datang, yuni
tetap menulis sambil membaca tugas yang pernah diberikan Sakurai sensei
sebelumnya.
“Reading
is to the mind… But food is to the body “
Dari
pintu sakurai sensei mendengar kalimat yang dibaca Yuni. Ia berjalan mendekati
Yuni.
Dipuji
seperti itu wajah Yuni tidak berubah sama sekali tetap datar. Tak ada ekspresi
senang diwajahnya. “Aku hanya melakukan tugas yang sudah kau berikan padaku. Jika
Aku tidak menganggapnya serius, pelajaran ini akan sia-sia. “
Yuni
hanya memegang telinganya dengan jarinya pelan, tertunduk.
“Jadi kenapa kau malu-malu? “ sahut Sakurai
sensei mengamati gerakan Yuni itu.
“Ketika
malu, perasaanmu menjadi hangat, dan ingin menyentuh sesuatu yang dingin. Haruskah
aku membuatmu lebih hangat, cheeky-chan? “ goda Sakurai sensei menunduk didepan
Yuni sambil tersenyum menggoda.
Reflek
Yuni mau mengangkat tangannya lagi ke telinganya karena tersipu malu digoda
gurunya itu. tapi ia teringat arti gerakannya tadi sudah di pahami gurunya jadi
ia batal meletakkan tangannya lagi kepangkuannya.
Sakurai-sensei
langsung tersenyum geli melihat Yuni yang malu tapi masih mencoba
menyembunyikan perasaannya itu.
“Kau
mudah ditebak. Manusia… kau tau, tindakan bawah sadar mereka tidak
bisa berbohong. Karena itu aku bisa menebakmu. Bahkan disaat kau menjaga wajah
tegasmu(datarmu). “
“Aku
tidak.. menjaga….“ Yuni lalu meremas roknya dengan tangannya. Lagi-lagi
sakurai-sensei melihatnya.
“Apa kau Melakukan itu(meremas roknya) untuk
menekan emosimu? “ ucap sakurai sensei dengan suara lembut, iba, kasian pada
Yuni yang wajahnya tetap datar seperti itu.
Yuni
menoleh pada sakurai sensei terdiam dan melihat gurunya itu.
“Jangan
salah paham. Aku melakukan itu sebagai
gurumu. Tidak ada yang spesial dari itu. “ lanjut sakurai sensei. Ia takut
perhatiannya disalah artikan Yuni.
“Aku tidak salah paham apapun. Karena aku
membencimu. “ sahut Yuni tegas.
“Senang mendengarnya. “ kata sakurai sensei.
Yuni terus menatap sakurai sensei dengan datar (kesal).
Yuni
terus menghafal kosakata Bahasa inggris bahkan saat istirahat. Nami-chan duduk
disebelahnya menghabiskan makan siangnya.
“Yuni,
tidak bisakah kau istirahat saat makan siang? “
“Aku harus mendapatkan setidaknya nilai 70
pada tes hari ini. Atau pelajaran ini tidak akan berakhir. Aku tidak bisa
belajar saat diruangan, jadi aku harus melakukan yang terbaik saat istirahat. “
jawab Yuni
“Apa kau membenci sakurai senssei sampai
segitunya? Padahal Semuanya mengatakan gaya mengajarnya mudah dimengerti. Banyak gadis-gadis di kelasku menyukainya. “
kata Nami-chan
“Aku membencinya. Tidak Bertanggung jawab dan
tidak serius, juga tidak sadar diri. Seseorang seperti itu tidak memenuhi
syarat untuk mengajar. Lalu bau itu…“
“Oh, cologne-nya? Itu bau yang enak~~“ ucap
Nami-chan.
Yuni menoleh pada Nami-chan “Aku membencinya. “
“Kenapa? “
“Efek dari bau seseorang, ada pendapat bahwa
baunya dapat pindah pada orang lain telah diuji…“
Yuni
berbicara sangat cepat menjelaskan riset itu dan Nami-chan segera memotong
kata-katanya.
“Baiklah,
Baiklah. Pokoknya, semoga sukses dengan ujianmu. “
Ujian
Bahasa Inggris.
Semua
serius mengerjakan soal-soal Bahasa inggris dari gurunya. Yuni menjawabnya
soal-soal itu dngan keheranan.
“Aku
tahu lebih banyak jawaban dari sebelumnya.. “
Sakurai
sensei yang berjalan berkeliling kelas berdiri disamping Yuni dan melihat
kertas soal Yuni yang sudah terisi. Ia pun tersenyum senang. Yuni melihat
sakurai sensei tersenyum padanya, reflek tangannya terangkat memegang
telinganya, ia malu.
Hasil
test Bahasa inggris tadi Yuni mendapatkan nilai 65. Lumayan bagus dari nilai Bahasa
inggrisnya sebelumnya.
Saat
akan pulang sekolah tiba-tiba yoshida berkata klo ia ingin berbicara berdua
dengannya.
Yoshida lalu membawa Yuni ke gudang penyimpanan alat olahraga. Disana sudah ada 2 orang gadis yang menatapnya penuh kebencian. Seorang melemparnya dengan bola basket.
Yoshida lalu membawa Yuni ke gudang penyimpanan alat olahraga. Disana sudah ada 2 orang gadis yang menatapnya penuh kebencian. Seorang melemparnya dengan bola basket.
“Kau
sedang merencanakan sesuatu, kan? “ Tanya Yoshida
“Aku sudah berpikir aneh sejak awal. Kau yang
terbaik di segala hal, tapi entah bagaimana kau tidak bisa bahasa Inggris? “
kata gadis satunya.
“Sudah jelas dia menargetkan Sakurai-sensei! “
kata gadis yang ketiga.
“Itu salah. “ bantah Yuni
“Apanya yang salah? “ sahut Yoshida
“Aku benci Sakurai-sensei. Sangat konyol aku bisa menyukai seseorang
yang tidak bertanggung jawab. “ ucap Yuni dengan wajah datar.
“Aku tidak mengerti. Wajahmu selalu sama“ seru
yoshida kesal
“Yeah, tidak mungkin untuk melihat apa yang
kau pikirkan“ gadis kedua
“Jika kau membencinya, perlihatkan di wajahmu!
“ gadis ketiga
Tangan Yuni meremas roknya, Yuni melihat jam
tangannya. Hampir jam 4 untuk. Yuni berbalik untuk meninggalkan gudang itu “Aku
harus pergi. Aku bisa terlambat untuk…“
“Tunggu! Kau sebenarnya ingin melihat sakurai sensei
kan?! Kau membuatku kesal! “bentak gadis kedua menghadang Yuni dan
mendorongnya.
Yoshida juga kesal dan mendorong Yuni sampai
terjatuh kelantai “sakurai sensei tidak memiliki alasan untuk membuatmu
mendapat tambahan pelajaran! “
Kedua
teman yoshida lalu mengajaknya pergi. Mereka mengunci pintu gudang dari luar
agar Yuni tidak bisa pergi kemana-mana.
Sakurai
sensei menunggu Yuni sampai jam 4:15. Tidak biasanya yuni datang terlambat
dikelasnya. Sakurai sensei lalu mencari Yuni dikelas Yuni. Sakurai sensei
melihat Yoshida sedang bercanda dengan kedua temannya didalam kelas. Ia
mendekati mereka dan bertanya.
“Ada
yang melihat Kururugi? “
“Aku pikir dia sudah pulang. “ kata gadis
kedua
“Dia mungkin terlalu malu untuk melihatmu karena
dia buruk pada ujian. “ kata yoshida
“Yeah, ia menghabiskan begitu banyak waktu
untuk mengajarinya. “ kata gadis lainnya.
Digudang
alat olahraga.
Yuni
berusaha membuka pintu gudang tapi ia tak bisa. Ia melihat jendela gudang tinggi
sekali dan kecil. Ia merasa sakit karna efek terjatuh tadi kakinya terkilir.
Yuni berusaha naik ke jendela melalui tempat menyimpan bola tapi kakinya tidak
kuat menginjak besi itu. Yuni menghela nafasnya, menyerah.
Tiba-tiba
pintu gudang terbuka dan Yuni segera menoleh. Ia terkejut sakura sensei ada
disana.
“Kenapa kau.. “
“Sudah kubilang kan, Aku tau semua tentangmu. Aku
bilang begitu, tapi.. Aku sebenarnya membuat mereka mengaku. Aku memarahi mereka dan mengatakan untuk
tidak melakukan ini lagi. Itu sulit bagimu, kan? Apa kau baik-baik saja? “ Tanya
sakurai sensei kuatir.
“Aku tak apa. Biarpun kau tidak datang, Aku
akan keluar lewat jendela ini. “ sahut Yuni berusaha tegar.
“Dari sana? “ gumam sakura sensei
memperhatikan jendela.
Yuni
berjalan melewati sakurai sensei dengan terseok-seok. Sakurai-sensei melihat
kaki Yuni.
Yuni
terus berjalan pelan melewati lapangan olahraga yang sedang dipakai latihan
beberapa club olahraga sekolahnya. Sakurai-sensei mengejar Yuni.
“Kururugi! Kau tidak baik-baik saja! “ ucapnya
kuatir lalu ia merengkuh tubuh Yuni mengangkat dan membopongnya ala princess.
Yuni
terlihat tanpa ekspresi di bopong seperti itu. Ia melihat Sakurai sensei dan
tiba-tiba ia terus mengendus-endus (wkwkkwwk.. maafkan bahasaku) bau tubuh Sakurai sensei sambil memejamkan
matanya.
Akechi-sensei
yang sedang meeting dengan guru lainnya mendengar suara gaduh di lapangan
olahraga. Ia melihat dari jendela ruangan. Ia terkejut melihat Yuni sedang di
bopong Sakurai sensei. Iapun keluar ruangan untuk melihatnya.
Sakurai sensei membaca Yuni ke ruangan UKS. Ia
menaruh Yuni duduk ditempat tidur ruang UKS. Ia mengambil salonpas penahan
nyeri. Sakurai-sensei duduk di kursi depan Yuni dan mengangkat kaki Yuni yang
terkilir ke pangkuannya. Lalu ia menempelkan bagian yang kesleo itu dengan
salonpas itu.
“Ini
cuman keseleo saja, tapi jangan terlalu banyak bergerak. Dengan begini Akan lebih cepat sembuh. “dengan
perlahan ia meletakkan kaki Yuni kelantai lagi.
“Sakurai sensei lalu menatap Yuni yang susah
ditebak perasaannya itu “Kururugi, Jujurlah
dengan emosimu. “ sakurai sensei berdiri dan menepuk kepala yuni dengan lembut sambill
tersenyum
“Ada apa, Yuni? “ seru Akechi –sensei yang
sangat khawatir masuk ke ruang UKS bersama seorang dokter UKS.
“Aku hanya tersandung. “ sahut Yuni
“Kau tersandung? Apa benar, Sakurai-sensei? “
“Benar! “ sahut Yuni dengan cepat tidak mau
masalah bersama yoshida diketahui Akechi sensei.
“Ini bukan masalah besar. Aku baik-baik saja. “
Sakurai
sensei mengamati wajah Yuni yang berusaha menutupi masalah yang sebenarnya.
“Aku mengerti. Kalau gitu, Aku akan memanggil
taxi. Ayo pulang. “ ajak Akechi sensei. Ia lalu menoleh pada sakurai sensei.
“Aku akan membawanya pulang. Terima kasih
banyak. “