Senin, 31 Maret 2014

Sinopsis : Shitsuren Chocolatier - Ep. 11 Part 2 Ending




Souta tanpa sengaja melihat berita ditelevisi tentang pembukaan sebuah toko coklat di jepang. Saat pendiri toko itu ditanya alasannya membuat toko coklat dijepang, ia berkata klo ia ingin orang jepang bisa merasakan coklat paris yang enak itu. 

Souta teringat dengan ucapannya waktu itu saat media mewawancarinya. Ia juga mengatakan hal yang sama dengan pemuda itu. souta tertarik melihat penampilan coklat yang dibuat oleh chocolatier itu.


Souta memutuskan untuk pergi melihat kesana. Tapi sampai disana ia jadi ragu dan memilih pergi saja. Baru beberapa langkah ia berjalan seseorang memanggilnya. 

“souta-kun”
Souta berbalik dan melihat ternyata Rikudou datanng ke toko coklat itu juga. Mereka akhirnya duduk bersama di halaman toko coklat itu.


.”ini adalah toko milik chocolatier juniorku. Lumayan baguskan?”
“iya” angguk souta.

“sungguh kebetulan kita bisa bertemu ditempat seperti ini.”
“heih?”

“sebenanarnya apa yang kau lakukan, dengan siapa, kemana kau pergi aku sudah tak mau peduli.. itu yang aku pikirkan, tapi… choco la vie tutup ya?”
“ah iya”

“jangan bilang kau akan menutupnya seperti itu saja?”
“aku berpikir untuk berhenti bekerja sebagai chocolatier. “ ucap souta tertunduk “aku tak bisa membuatnya lagi.. aku tak lagi tau apa yang harus aku buat, jadi mengapa aku harus membuatnya. Aku tak punya Inspirasi.” 

“lalu apa masalahnya jika begitu? Hanya karena kau kehilangan inspirasimu.. emang kenapa dengan itu? itu suatu kesombongan. Toko itu bukan hanya milikmu. Apa kau pikir kau sudah melangkah sejauh ini karena dirimu sendiri? Ahh aku jadi marah begini.. orang yang mengecewakan!“  Rikudou bangkit berdiri dan meninggalkan souta.

Sampai dipintu masuk toko, ia berhenti “lalu mengapa kau datang kesini? Jika kau ingin membuat coklat, pergilah ke tokomu sendiri” kata rikudou lalu masuk ke dalam toko.
Souta berjalan pulang dan memikirkan apa yang sudAh dikatakan rikudou. 


Souta berjalan pulang ke toko. Tapi sampai didepan toko ia terkejut melihat choco la vie sudah buka dan ada beberapa pelanggan yang keluar membawa bungkusa coklat ditangan mereka.


Souta masuk ke dalam dengan keheranan. Matsuri tersenyum melihat kakaknya masuk ke dalam toko. Sementara itu kaoruko dan Olivier juga terkejut melihat souta masuk ke toko.


 Saat toko sudah tutup, kaoruko meminta maaf pada souta karena sudah membuka toko tanpa ijin dari souta. 

“maafkan ke egoisanku ini. aku benar-benar mencintai coklat choco la vie. Aku ingin terus membuat coklat jika pelanggan masih mau datang untuk membelinya. Jadi aku meminta bantuan Olivier sampai souta-ku membuat keputusan. Kami membuka toko dan memutuskan untuk menunggu souta kun. Lagian kami sudah punya resep dari souta-kun... Ayolah souta-kun.. ayo lanjutkan choco la vie. Kami akan membantu dalam segalanya.  Ayo kita lanjutkan bersama-sama mulai sekarang juga. Apa kau benar tak menginginkannya? Mengapa? Karena saeko-san tidk disini? Lalu…..“


Kaoruko mendekati souta yang duduk diujung pintu. Olivier di ruang lain mendengarkan pembicaraan 

“… lalu mengapa kau tak mencurinya dan menjadinya milikmu bagaimanapun caranya… lalu kau bisa membuat coklat lagi! Saat Olivier berkata klo ada keuntungan dalam cinta souta untuk saeko-san, aku tak bisa memahami apa yang dikatakannya. Aku rasa aku tak memahami karena aku tak mau mengertinya. Apa kau apa alasannya?”

Souta melihat kaoruko kebingungan tak mengerti apa yang dikatakan kaoruko.

“itu karena cinta… karena aku mencintai souta-kun.” Ungkap kaoruko pada souta.

Souta terkejut mendengar pernyataan cinta kaoruko yang mendadak itu. Olivier di ruang lain juga terkejut akhirnya kaoruko berani mengakui perasaannya pada souta.

“itulah alasan kenapa aku tak mau memahaminya. Aku tak pedulil jika saeko-san ada atau tidak. Itu yang aku pikirkan dari awal… semua itu hanya karena bakat souta-kun saja. .. tapi aku sebenarnya tau.. sejak pertama kali aku makan coklat yang kau buat untuk saeko-san. Itu semua karena ada saeko-san sehingga souta-kun dapat membuat coklat yang menakjubkan itu. aku sebenarnya tau dari dulu. Aku ingin souta-kun tetap menjadi chocolatier.  Itu karena aku menyukai coklat yang kau buat. Sehingga aku tak ingin kau menyerah mendapatkan saeko san.  Meski ini sangat memalukan…. Saeko-san diperlukan untuk souta kun.” Ucap kaoruko.



Kaoruko pulang bersama Olivier yang langsung menyatakan keterkejutannya atas pernyataan cinta kaoruko tadi. Ia bertanya apa benar tak apa klo souta merebut saeko? Kaoruko tersenyum dn berkata itu tak masalah.   Ia berkata klo baru kali ini untuk pertama kalinya ia bangga pada dirinya sendiri. 


Setelah kaoruko pergi, souta merenungkan perkataan kaoruko dan tentu sja Rikudou yng terus menyemangatinya untuk melanjutkan choco la vie. Souta jadi tergerak. Ia langsung mengambil semua bahn coklat untuk dapat dibuatnya. 


Souta mengirimkan pesan pada saeko untuk menemuinya ditaman.  Mereka berdua akhirnya bertemu lagi setelah beberapa waktu tak bertemu.

“maaf karena sudah tiba-tiba memintamu bertemu.” Ucap souta
“tak apa”

“bagaimana kabarmu?”
“aku baik” jawab saeko.

“syukurlah..” souta lalu mengulurkan tas berisi coklat yang sudah dibuatnya untuk saeko “aku sudah menyelesaikan chocobar… ini adalah sebuah janji”

“terima kasih” ucap saeko
“maukah kau mencobanya?” pinta souta.
“heih?”

“aku ingin saeko-san memakannya sekarang”
“baiklah” sahut saeko dan mengambil sebuah kotak coklat dan memakannya. Saeko tiba-tiba terdiam setelah memakan coklat itu.

“bagaimana rasanya?” Tanya souta
“enak”

“tapi rasanya biasa saja kan? Saeko-san pasti bisa merasakannya kan? Chocobar ini tidak begitu sempurna. Inilah diriku sekarang. Aku jadi kosong setelah saeko pergi.. apa yang bisa aku buat sekarang hanya seperti ini.. aku pernah mengatakan ini juga klo aku menjadi chocolatier hanya karena saeko-san. Aku ingin membuat saeko-san bahagia dengan coklatku. Sehingga jika kau tak ada disana, tak ada alasan untuk menjadi chocolatier. Aku ingin berhenti.. tapi ini salah…  aku pikir selama ini aku  membuat coklat untukmu tapi .. tanpa inspirasi yang kau berikan padaku, aku menjadi tak mampu membuat coklat…”

Saeko hanya terdiam menatap souta yang ada didepannya dengan keterkejutan, penyesalan karena sudah menyakiti souta.


“disudut hatiku.. meski aku tau ini sebuah ilusi untuk terus bisa membuat coklat, tapi demi diriku sendiri aku terus berpegang pada ilusi itu….. pada akhirnya.. saat aku mengatakan ingin membuat saeko-san bahagia, sebenarnya justru saeko-sanlah yang sudah membantuku selama  ini… tapi ini semua tak bisa selamanya begini kan? aKu harus menjadi chocolatier yang dapat membuat coklat meski kau tak ada disana… karena itu aku tak akan bertemu saeko-san lagi.. aku harus meninggalkan diriku yang tak bisa membuat coklat jika kau tak ada… mungkin butuh waktu lama.. tapi aku tak akan menyerah.. suatu hari aku  pasti akan bisa membuat cokat yang sama yang pernah aku buat.. tidak.. harus lebih baik dari yang dulu..  coklat terbaik yang pernah ada.. pasti aku bisa membuatnya.. aku ingin mengatakan ini padamu.. apa yang saeko-san berikan padaku adalah harta yang berharga..  meski itu sebuah ilusi, saeko-san  pernah menjadi orang yang special untukku. Untuk itu… atas semua yang sudah terjadi.. terima kasih.”

Saeko mengangguk “aku harusnya yang berterima kasih.. aku bahagia kau mengatakan ini semua. Aku akan bekerja keras begitu juga souta  kun ya?” ucap saeko berkaca-kaca
Souta mengangguk 

“souta kun, jaga kesehatan ya” ucap saeko tersenyum
“hmm.. saeko-san juga.. jaga kesehatan ya” jawab souta ikut tersenyum.

keduanya memaksakan tersenyum di perjumpaan mereka yang terakhir kalinya meski dari mata mereka berdua, terlihat kesedihan. mereka menatap dengan airmata yang mulai merebak dikedua mata mereka.

Saeko berbalik meninggalkan souta yang menatap punggung saeko yang semakin menjauh.  Ia terbayang semua kenangan yang pernah ia lewati bersama saeko.

“saeko-san.. aku akhirnya merasakan patah hati yang sebenarnya.. dengan ini, kita akhirnya berpisahkan.. sayonara… saeko-san..”
 





Souta menemui erena disebuah café. I memberitahu apa yang sudah terjadi antara dirinya dan saeko.
“hubunganku dengan saeko-san sudah berakhir. “ ucap souta
“ah begitu..”
Souta mengambil undangan erena dan menaruhnya dimeja.
“erena.. gomen.. aku…..”
“jangan meminta maaf. Itu sudah terlambat..” erena memaksakan senyuman bercanda
“heih?”

“setelah menyatakan perasaanku waktu itu aku jadi lebih rileks. Jadi sekarang aku baik-baik saja.. saat aku memikirkan semua itu, aku merasa menyia-nyiakan waktu yang aku habiskan untuk menunggu souta kun… jadi sekarang aku malah jadi berpikir apa yang harus aku lakukan klo kau mengajakku berpacaran. Jadi jangan meminta maaf karena akulah yang menolak souta-kun” kata Erena memaksakan bercanda didepan souta. 

Souta terus menatap wajah erena “baiklah.. aku mengerti tapi… aku bahagia aku bisa mengenal erena.”

“aku juga belajar banyak hal setelah bertemu souta.. jika aku jatuh cinta lagi.. aku langsung menyelaminya tanpa latihan lebih dulu.”
“iya.. tak perlu berlatih lagi..” sahut souta tersenyum.
“iya.. karena sudah cukup” sahut erena. Keduanya tersenyum.
 

 
Souta berkeliling dapur coklatnya. Ia menyentuh meja tempat ia menghabiskan waktunya membuat coklat.  Souta berjalan ke ruang depan toko dan berdiri disamping kopernya.
“souta-kun ohayo..” sapa kaoruko
“ohayo..”
“apa persiapanmu selesai?” Tanya kaoruko

“iya.. aku harus pergi ke airport sekarang”
“karena tak ada yang mengantarkanmu pergi, kau pasti kesepian kan?”
“aku rasa begitu.. tapi mau bagaimana lagi.. ini adalah kesalahanku yang membuat aku sendirian. “

“iya..  haruskah aku mengantarkanmu?” Tanya kaoruko serius.
Souta terkejut dan menatap kaoruko. Mungkin souta tak tau harus bilang apa untuk menolak kaoruko.

Melihat wajah souta yang bingung menjawainya apa, kaoruko langsung tertawa.
“pffff…. Ada apa dengan wajahmu itu..” tawa kaoruko “aku hanya becanda.. becanda.. aku sudah menyerah jadi santai saja..”

“bagaimana ini.. aku juga sudah ditolak kaoruko-san?”
“memalukan kan?  Tapi Menghadapi kesepian adalah bagian dalam sebuah kehidupan.  Itulah mengapa kau ke paris kan?”
“iya..”
  



“pagi souta.. saatnya pergi ya” Olivier keluar dari dapur bersama matsuri.
“aku serahkan semua pada kalian” ucap souta.
“jangan kuatir..” sahut Olivier

‘saat oniichan nanti pulang, toko sudah diambil alih Olivier” canda matsuri. Olivier tertawa dan melarang matsuri menggoda kakaknya.

“ahh ini suatu tekanan” canda souta..

“apa yang kalian katakan.. ini  adalah permulaan koyurugi souta jadi lakukan yang terbaik” kata kaoruko
“hmm..iya” sahut souta. 

Souta mengambil kopernya dan menatap rekan-rekan seperjuangannya itu.
“jaga dirimu” ucap Olivier
“ganbatte” ucap matsuri
“sampai jumpa lagi” ucap kaoruko.

Souta tersenyum “aku pergi sekarang”
 



Souta keluar dari tokonya dan menatap tokonya itu lagi sebelum ia melangkah pergi.

 

Sementara itu saeko pergi ke sebuah toko coklat bersama suaminya yang terlihat sangat bahagia menikmati semuanya.



Erena akhirnya melakukan shownya. Dari backstage ia melihat kursi kosong yang sebenarnya sudah ia siapkan untuk souta. Ia akan sedih namun ia akhirnya tersenyum dan dengan langkah mantab ia berjalan menyusuri panggungnya.


Souta terus melangkah menuju impian masa depannya dengan lebih optimis. 

 “saeko-san.. dunia tanpamu adalah kosong.. aku masih tak bisa menemukan jalanku.. kemana aku harus pergi mencari suasana yang baru, aku tak bisa menebaknya sama sekali. Tapi aku akan tetap melangkah maju tanpa melihat kebelakang. Karena aku… seorang chocolatier”
 



*** TAMAT ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar