Rabu, 31 Desember 2014

Say "I love You" - Sukitte Ii Nayo - Part 1


SMA Tomei sedang ada acara festival sekolah. Setiap kelas sudah mempersiapkan acaranya masing-masing. Pihak sekolah juga mengadakan acara Tomei Idol contest untuk memilih idola disekolah mereka. 

Yamato Kurosawa siswa kelas 1 yang popular karena kegantengan dan mudah bergaulnya menjadi peserta yang sudah ditunggu-tunggu para gadis. Begitu ia berjalan distage semua gadis langsung berteriak-teriak histeris dan mengambil fotonya. Yamato Kurosawa akhirnya memenangkan kontes itu.


Yamato dan Kenji Nakanishi, sahabatnya berjalan menuju kelas mereka sambil membahas gadis-gadis yang mencoba mendekati yamato.

nakanishi melihat seorang gadis berdiri seorang diri didekat jendela lorong sekolah. nakaishi tersenyum usil paada yamato, lalu ia berjalan kea rah gadis itu dan dengan sengaja menabrakkan tubuhnya ke tubuh gadis itu. gadis itupun terjatuh kelantai.


Nakanishi meminta maaf pada gadis itu tapi gadis itu hanya diam saja ia bangun berdiri dan tanpa biara berjalan meninggalkan Nakanishi dengan tertunduk dan melewati yamato.
“menarikkan? Tak ada seorangpun yang pernah mendengarnya berbicara. “ kata nakanishi mendekati Yamato yang terus memperhatikan gadis itu.
“siapa dia?” Tanya Yamato
“Mei tachibana, satu kelas denganku. Benar-benar suram. Dia pasti belum pernah punya pacar. “ canda nakanishi
“ya menurutku dia bukan gadis biasa” sahut yamato.


Suatu pagi disekolah, Yamato dan Nakanishi sedang menaiki anak tangga sekolah, Nakanishi yang pikiran mesum memperhatikan gadis-gadis yang berjalan didepan mereka berusaha menutup bagian belakang mereka agar roknya tidak terbuka.

“kalau masih berusaha menutupi pantatmu untuk apa memendekkan rok?” ucap Nakanishi pada Yamato
“padahal kau suka melihatnya seperti kakek mesum” sindir yamato.

Nakanishi tersenyum disindir yamato. Nakanishi lalu melihat Mei juga sedang berjalan menaiki tangga dengan pelan. Lagi-lagi ia tersenyum usil dan berjalan mendekati Mei.  Tiba-tiba ia menarik rok Mei dengan tidak sopannya. Yamato terkejut melihat ulah temannya itu.

“hei apa yang kau lakukan, hentikan itu” ucap yamato dan gadis-gadis dibelakang mereka
Nakanishii masih saja menarik-narik rok Mei dan membuat gadis itu menghentikan langkahnya .


“menyebalkan tau!” ucap Mei dingin dan tiba-tiba ia berbalik dan menendangkan kakinya ke kanan ke arah orang yang dibelakangnya. 

Kaki Mei yang diangkat tinggi membuat Yamato bisa melihat celana dalam motif zebra yang dipakai Mei. Belum hilang keterkejutannya, Tendangan berputar Mei itu ternyata salah orang dan mengenai yamato karena Yamato berdiri dikanan Nakanishi.  Yamato terjatuh ke lantai bawah. Semua terkejut melihat yamato jadi korban tendangan Mei.
“mati kau, bodoh!” teriak Mei dengan marahnya.


“apa kau baik-baik saja? “ tanya gadis-gadis yang ada disana pada yamato yang berusaha bangun “kau berlebihan tachibana” kata mereka pada mei
“padahal nakanishi ang melakukannya” kata gadis lainnya.
Mei hanya diam dan melanjutkan langkahnya kelantai atas. Yamato melihat Mei dengan tertawa shock dengan yang dialaminya.


Seisi sekolah heboh dengan kejadian itu. Mereka membicarakan tendangan Mei pada Yamato meski Yamato tidak bersalah apa-apa itu.
Nakanishi juga ikut-ikutan menyebaran kejadian tendangan kaki Mei dan celana dalam Mei yang terlihat itu pada para cowok disekolah. berita menjadi semakin heboh saja. bahkan saat mei berjalan dilorong kelas-kelas, mereka  semua memperhatikan mei yang berjalan melewatinya.


Yamato juga melihat Mei melewati kelasnya. Ia terus memperhatikan Mei dengan berjalan melewatinya sampai mei tak terlihat, yamato tersenyum.



Mei membuka lokernya tapi ia terkejut saat kertas-kertas berjatuhan dari dalam lokernya.  Kertas-kertas itu berisi umpatan-umpatan pada dirinya. Mereka menyebutnya dengan kata-kata yang kasar. Mei kesal dan membuang sampah surat-surat itu kelantai. Ia lalu mengambil sepatunya.


“Tachibana Mei.” Sapa sebuah suara. Mei menoleh dan melihat yamato ada disana.
“terima kasih untuk pagi tadi” canda Yamato tersenyum.
Mei terdiam dan melirik yamato

“aku minta maaf atas kejadian tadi pagi. Meskipun temanku yang melakukannya, bukan aku” yamato melihat surat umpatan pada Mei berserakkan dilantai. Ia melihat dan membacanya.

“kau pasti marah, maaf ya” ucap Mei pelan memperhatikan arah lainnya.
Yamato terkejut Mei membuka suaranya.



“mau jadi temanku?” Tanya Yamato
Mei menoleh memperhatikan yamato.
“hah? Apa maksudmu?” Tanya mei

“berteman denganku.. beritahu nomermu”
“tidak mau”tolak mei cepat.
Yamato tertawa “kau lucu sekali”

Yamato mengambil bolpen dan menulis disobekan kertas surat umpatan itu.
“ini… hubungi aku kapanpun kau mau” kata yamato memberikan kertas itu pada Mei.
“aku tidak membutuhkannya.” Sahut Mei

Yamato menyentuh tangan Mei dan mau menaruh surat itu ketangan Mei tapi mei segera menarik tangannya dari pegangan yamato . cowok itu tidak menyerah dan menarik tangan mei lagi dan menaruh kertas nomer Hpnya ditangan Mei “ambil”

Mei diam dan setelah beberapa saat ia memasukkannya kedalam saku jasnya. Yamato tersenyum.


Tiba-tiba mei mengulurkAn sesuatu kepadanya. Yamato melihat Mei memberikan plester padanya.
“untuk luka ditanganmu. “ ucap mei pelan
“terima kasih. Tapi kalau hanya 1 plester…” ucap yamato melihat lukanya yang lebih besar dari plester itu.

“segini cukupkan?” sahut Mei sambil membuka lipatan beberapa plester itu.
“ohhh terima kasih” ucap yamato tersenyum. Mei lalu pergi meninggalkan yamato.


Mei menunggu bis yang akan dinaikinya sambil melihat nomer Hp yamato yang diberikan padanya tadi.

Sampai ditempat toko roti tempatnya kerja part time, mei terus melamun pembicaraannya dengan yamato tadi. Temannya memperhatikan mei dan bertanya pada mei apa sesuatu terjadi pada Mei.

Mei menjawab ia baik-baik saja.
Pintu toko roti terbuka dan seorang pria  muda pelanggan toko mereka datang untuk membeli roti. Pria itu beberapa kali melihat Mei. Bahkan saat ia keluar dari toko ia berbalik untuk melihat Mei


Esok harinya saat Mei berjalan melewati kelas yamato. Cowok itu memanggilnya.
“tachibana Mei.”
Mei diam dan mempercepat langkah kakinya.  Yamato keluar kelas dan mengejar mei.
“mei kenapa tidak menelponku?”
Mei hanya diam dan terus berjalan.

“meiiiii….” Yamato memanggil Mei dan berjalan disebelah Mei yang berhenti untuk menoleh padanya.

“padahal aku menunggu telponmu. “
“aku tidak berjanji untuk menghubungimu. “

“tapi harusnya begitukan?”
“aku tidak suka telpon” sahut Mei lagi

“tapi kau menelpon teman-temanmu kan?” Tanya Yamato
“aku tidak punya teman” sahut Mei.

“tapi kau punya ponsel kan?”
Mei mengambil HP didalam saku jasnya. “hanya ada nomor rumah, ibuku dan tempat kerja paruh waktuku. Tidak ada nomer lainnya”

Yamato mau melihat Hp Mei tapi Mei buru-buru memasukkannya kedalam sakunya lagi.
“benarkan?” yamato tak percaya
“aku tidak butuh teman. “

“mana mungkin.”
“manusia akan saling mengkhianati. Sekolah penuh dengan orang-orang bodoh yang menindas orang lain. Aku tak ingin berteman dengan orang-orang seperti itu. “ ucap mei penuh trauma.

“tidak semua orang seperti itu”
“semua orang sama. Saat ada yang memanggil, mereka pura-pura tak mendengar. Begitulah” ucap Mei lalu pergi


Didalam kelasnya Mei teringat masa kecilnya.ia mendengar suara-suara anak kecil yang menyudutkan dirinya.

Selesia kerja Part Time mei pulang malam berjalan seorang diri. Mei melihat pria pelanggan Toko roti ternyata berdiri disebrang jalan memperhatikan Mei terus menerus. Mei terkejut dan menjadi ketakutan. Mei segera mempercepat langkah kakinya. Pria itu terus mengikutinya. Mei lalu masuk ke toko buku (atau perpustakaan) dan mengintip dari jendela. Ternyata pria itu berdiri didepan toko buku menunggunya.


Mei jadi tambah takut. Ia lalu menghubungi nomer rumahnya tapi tak ada yang mengangkat. Ia lalu menghubungi nomer HP ibunya dan tidak bisa dihubungi juga. Mei merogoh saku jasnya dan menemukan nomer yamato. Mei lalu menghubungi yamato.


Yamato yang sedang berjalan mendengar Hpnya berbunyi. Ia melihat sebuah nomer yang tidak dikenal menghubunginya. Ia ragu mengangkatnya namun akhirnya diterima yamato juga.
“moshi moshi..” sapa yamato
“moshi moshi ini tachibana”
Yamato terkejut mei menghubunginya. “ada apa?”
“ano…. Maaf bisakah kau membantuku?” suara mei terdengar sangat gelisah. Yamato jadi penasaran.


Yamato segera menyusul mei ke toko buku tempat mei bersembunyi. Yamato mencari-cari mei diantara rak buku-buku itu. ia akhirnya menemukan Mei.
“mei ada apa? Kau menakutiku. “ ucap yamato

“ada pria yang ada diluar itu, akhir-akhir ini dia selalu datang ke tempat kerjaku. Hari ini sepertinya dia mengikutiku. “
“heih? Dimana?” yamato terkejut dan penasaran.


Mereka lalu berjalan ke jendela toko.
“sejak tadi sampai sekarang… bukankah itu bisa disebut penguntit”
Yamato memperhatikan luar jendela dan melihat pria muda memang sedang memperhatikan toko buku itu.

“aku mengerti sekarang, ayo… “ kata yamato sambil merangkul bahu Mei yang terkejut yamato memeluknya.


Yamato masih memeluk mei sampai keluar toko buku itu. tiba-tiba yamato menghentikan langkah kakinya dan berdiri didepan mei.
“mei….”
“hah?”

“aishiteru “ ucap yamato
“hah?”

Dan tiba-tiba yamato mencium mei agak lama. Mei berusaha melepaskan dirinya.


Pria itu memperhatikan kejadian itu, ia lalu pergi dengan kecewa
“dia sudah pergi” kata yamato


Mei hanya diam dan yamato menoleh pada mei. Ia terkejut melihat Mei sepertinya terguncang dengan ciumannya tadi.

“mei aku lakukan itu tadi agar dia pergi” kata yamato menjelaskan semua ulahnya tadi
“aku tau.. aku tau…. “ sahut Mei panic.

“mei jangan-jangan…. Itu ciuman pertamamu?” Tanya yamato melihat ekpresi mei yang masih terguncang itu..

Mei malu terdiam menunduk. Yamato langsung panic menyadari kebenarannya
“gomen….  Aku…”
“tidak, kau tak perlu minta maaf. Tidak apa-apa.” Sahut Mei malu membahasnya lagi.
“tapi…”

“sudah kubilang tidak apa-apa” sahut mei cepat cepat. “aku tidak menyangka kau akan datang segera…, tidak menyangka kau akan datang menolongku….” Suara Mei terdengar terharu.


Yamato lalu mengantar Mei pulang ke rumahnya.
“apa dulu pernah terjadi sesuatu?” Tanya yamato penasaran setelah mendengar nada terharu pada suara Mei tadi. “maksudku, saat kau membutuhkan tidak ada yang datang . kalau kau tidak mau mengatakannya tidak apa-apa.”

“saat SD sekolahku memelihara kelinci. Suatu hari teman temanku membiarkan kelinci itu memakan rumput disekitar sekolah. Aku hanya melihat saja besoknya kelinci itu mati. Kami tidak tahu penyebabnya. Sensei bertanya pada semua murid, apa yang sebenarnya terjadi. Seorang temanku berkata… aku yang melakukannya… “

“dia bilang kau yang melakukannya?”

Mei mengangguk “aku memanggil nama mereka semua, bertanya ‘kenapa? Aku tidak melakukan apapun. Tolong aku’… tapi tidak ada seorangpun yang menolongku. “
“tapi hari ini berbeda kan… kalau aku membutuhkanmu, aku juga akan menelponmu.” 


Yamato melihat wajah Mei yang memperhatikannya. Yamato tersenyum memperlihatkan Hpnya.

“nomer ini (nomor panggilan masuk Mei padanya tadi)” yamato lalu menyimpan nomer mei itu. mei baru menyadari klo sekarang yamato sudah tau nomernya. Yamato tersenyum senang melihat wajah Mei . Mereka berdua lalu melanjutkan langkah mereka.


Sampai dirumahnya Mei melihat nomer Hp yamato yang ada dikertas dan menaruhnya diatas mejanya. Ibu datang dan bertanya pada mei apa ada yang terjadi sampai tadi Mei menghubunginya? Mei menjawab tidak ada apa-apa semua baik-baik saja. Ibu tersenyum dan pergi ke dapur untuk meletakkan belanjaan yang dibelinya selesai bekerja tadi.


Besok harinya disekolah. Mei dan yamato bertemu dilorong sekolah. Yamato segera memberikan senyuman ramah pada Mei .
“mei… ohayou” panggil yamato mendekati mei
“ohayou” sapa mei lalu ia buru-buru pergi.

Nakanishi dan seorang teman gadis, Asami,  terkejut melihat Yamato bisa berbicara dengan mei dengan santainya keduanya. Mereka bertanya bagaimana yamato bisa melakukannya, yamato hanya tersenyum memperhatikan kedua teman sekkelas mei sekaligus sahabatnya itu.


Mei pergi makan siang di halaman sekolah seorang diri. Dilantai atas 2 orang gadis teman sekelasnya, Asami dan Aiko serta seorang cowok, Masashi memperhatikan Mei. Mereka melihat mei makan sambil mendengarkan music di airphonenya .
Asami bertanya pada Aiko tentang yamato.
“apa yang dia sukai? Music?


Yamato menemui mei untuk mengajaknya pergi.
“ke karaoke?” Tanya Mei.
“ya sepulang sekolah dengan yang lain juga” ajak yamato
“tidak.. aku…” Mei mau menolaknya tapi ia melihat Asami yang sembunyi dibalik pilar sekolah.  Karena ketauan Asami pun ikut bertanya “apa kau mau ikut?”


Ditempat karaoke Aiko dan masashi yang datang belakangan terkejut melihat Mei juga ada disana bersama Yamato, Asami dan nakanishi
“serius! Yang benar saja! kenapa kau disini?” ucapnya tak percaya.
“mulut aiko memang tajam, tapi sebenarnya dia baik. “ ucap asami .
Mereka lalu bernyanyi bergantian.


Asami mengajak Mei untuk pergi membeli makanan. Ia lalu mengajak mei berbicara
“aku pikir kau akan menyukai karaoke . “
“hm?”
“kau sering mendengarkan music kan?”

“ah itu (earphone) percakapan Bahasa inggris” mei menjelaskan.
“percakapan Bahasa inggris? Oh begitu… tachibana-san meskipun jarang bicara tapi menarik ya. hei, apa kau menyukai yamato?”

“heih?” mei terkejut dengan pertanyaan Asami yang tiba-tiba “aku tidak…”mei tertunduk
“apa kalian pernah berciuman? Tidur bersama?”  Tanya Asami
“heih?”

“aku hanya pernah berciuman sekali dengannya . “ ungkap asami pada Mei
“aku juga sekali” aku mei pelan

“ah begitu… kau manis sekali, aku yakin dia pasti menciummu  kau tau ada gossip beredar bahwa yamato sudah mencium nyaris seluruh siswi di sekolah. Gadis-gadis yang manis.” 
Asami menoleh pada mei tapi ia terkejut melihat Asami sepertinya kecewa. “bagi yamato itu hanya pengganti salam. “kata asami menjelaskan.


Mei berjalan masuk ke ruang karaoke dan mengambil tasnya. Yamato, aiko dan yang lain terkejut melihat mei tiba-tiba pergi begitu saja.



Yamatopun mengerjar Mei.
“mei..” panggil yamato.
“jangan panggil aku nama itu” sahut Mei menghentikan langkah kakinya dan menengok  pada yamato.

“mei…..”
“waktu itu kenapa kau menciumku?”
“itu karena…”

“karena aku belum pernah menciummu?” sindir Mei.
“apa maksudmu?” Tanya yamato tak mengerti.

“aku dengar gossip bahwa kau pernah mencium nyaris seluruh siswi disekolah. “ sahut mei.
“mereka suka bicara seenaknya tentang aku. Aku hanya mencium orang yang ingin aku cium. Kau tak mempercayainya kan?” Yamato menjelaskan.

“terserah.” Kata mei berjalan pergi dengan cepat. Ia berjalan menaiki anak tangga.


Yamato mengejar mei lagi. “mei….”

Gadis itu tak menghiraukannya. Yamato menyusul mei dan tiba-tiba ia menarik lengan mei agar menoleh padanya lalu yamato mencium Mei.
Gadis itu memberontak melepaskan dirinya “lagi-lagi kau menciumku tanpa ijin, kenapa?”
“karena aku ingin menciummu” jawab yamato


Mei kesal dan pergi meninggalkan yamato lagi “apa kau melakukannya pada semua orang?setelah seenaknya mencium seseorang , kau melukai mereka? Jangan kira mereka akan senang. Ciuman tanpa perasaan, aku tidak menyukainya.. bodoh”

Yamato menarik lengan Mei lagi dan mencium mei dengan singkat. “itu ciuman perkenalan.” Kata yamato.


Yamato lalu menyentuh dagu mei dan menciumnya lagi agak lama “itu ciuman saat mencium gadis yang menurutku manis.


Yamato mencium mei lagi “itu ciuman ketika aku ingin mengenal seseorang lebih jauh.”
Yamato lalu mencium mei lagi, melepaskan bibir mei dan mencium nya lagi “itu ciuman untuk orang yang aku sukai. Ada banyak macamnya. Apa kau tau perbedaannya?”

mei hanya tertunduk.
“apa kau menyukaiku mei?”

mei hanya diam tertunduk.
“kalau kau diam saja, aku akan menciummu dengan serius. “ ancam yamato.

Mei terdim, lalu ia menepuk dadanya “dadaku sakit. “ mei tak sanggup menjelaskan perasaannya sendiri.

Yamato tersenyum “bukankah itu karena kau menyukaiku?”
Yamato lalu mencium mei lebih lama lagi. mei tersipu malu dan menunduk. Yamato tersenyum memperhatikan mei yang tersipu malu.


BERSAMBUNG PART 2



1 komentar:

  1. Wah aku datang dari tahun 2016. Ceritanya GOOD aku suka baca blog ini..
    Gambarnya juga lengkap sesuai yang aku inginkan.
    Arigato

    BalasHapus