Mia
sangat malu dan sedih saat Yuka mempermalukan dirinya di bandara dengan
berteriak klo ia pencuri suami Yuka. Mia melarikan dirinya dan Miyazawa
mengejarnya. Miyazawa memeluk Mia dengan erat dan berjanji pada Mia klo ia akan
selalu disisi Mia.
“aku
benar-benar mencintaimu.. saat kau mencoba dengan sekuatmu untuk melakukan
pekerjaanmu, saat kau lapar dan bad mood, saat kau menangis karena kelebihan
berat badan, saat kau menua dan menjadi nenek kisut, ak-aku ingin terus berada
disisimu disaat-saat seperti itu.” ucap Miyazawa sambil terus memeluk Mia yang
menangis dipelukannya.
Sementara
itu Kairi terus berada disisi Yuka yang tak sadarkan diri. Setelah beberapa
lama Kairi memutuskan pergi. Begitu Kairi melangkah pergi dari kamar itu, Yuka
membuka matanya, sepertinya ia sengaja tidak membuka matanya saat tau Kairi ada
disampingnya.
Malam
harinya Mia curhat pada teman-temannya di tempat makan Naoki.
“hubungan
gelap tidak akan bertahan lama… dan tak ada orang yang bahagia.” Ucap Akari
“hei
Mia sudah tau itu dari awal” protes Chiaki
“kau
tidak jatuh cinta dengan otakmu.” Ucap Naoki
“Apa
kau pernah membayangkan perasaan istrinya?” ucap Akari lagi
“hentikan!”
tegur Chiaki pada Akari
“apa kau mengerti perasaannya?lelaki yang di
cintainya sudah dirampok itu bisa dimengerti klo ia menyebutmu seperti itu.”
lanjut Akari lagi
“apa
mengatakan ini ditujukan padaku?” tanya Chiaki pada Akari. Entah mengapa ia
malah merasa Akari menyindirnya.
“tidak
juga” jawab Akari santai
“sebenarnya
kaulah yang berada ditengah-tengah aku dan Kuno-san, Akari” ucap Chiaki
‘apa
maksudmu itu”
“kami
adalah sepasangan kekasih” jawab Chiaki
Akari
terkejut tapi tetap cuek “aku kira kau hanya bermain-main”
“kami
serius” jawab Chiaki
“berhenti
untuk mengunakan Mia jika sesuatu tidak berjalan dengan baik padamu” tegur Chiaki
“omong
kosong! Aku meminta Mia berhenti untuk berselingkuh karena aku
mengkhawatirkannya.” Seru Akari pada Chiaki.
“hentikan sekarang!” seru Mia kesal pada
keduanya. Ia duduk diantara kedua sahabatnya itu.
“Akari,
Chiaki kalian berdua benar, aku tau aku lah yang salah. Aku tau itu” ucap Mia
memegangi kepalanya.
Kairi
dari rumah sakit langsung pergi ke apartemen Mia. Ia menekan tombol pintu rumah
Mia beberapa kali. Tapi tidak ada suara apa-apa dari dalam rumah. Kairi
berpikir mereka semua sedang pergi jadi ia menulis pesan di secarik kertas lalu
memasukkannya ke dalam kotak surat itu.
Esok
harinya manager Mukai mengumpulkan anak buahnya untuk memberitahu pengumuman
penting buat mereka.
“mulai
hari ini, wapres akan bertanggung jawab dalam pembukaan kantor pusat Osaka. Dia
mungkin sudah dalam perjalanan kesana. “
Semua
terkejut mendengar kabar tiba-tiba seperti itu.
“tempat
itu akan menjadi tempat yang sangat penting sebagai kantor pusat kedua Tiffany
di Jepang. Wapres sudah terpilih menempati posisi teratas. Aku akan mengambil
alih pekerjaannya disini. Kalian mengerti? Sekarang kembali ke pekerjaan kalian
masing-masing” ucap manager Mukai pada mereka.
Mia
malam harinya menceritakan itu pada Chiaki.
“transfer
ke Osaka?”
“iya..
jangan-jangan wapres disana untuk menggantikanku” ucap Mia
“mungkin
itu kebetulan saja. Jangan menafsirkan hal-hal yang sesuai dengan kenyamananmu.”
Ucap Akari yang baru masuk kedalam rumah dan mendengar percakapan keduanya.
“Akari.. “
“apakah
Miyoshi-san sudah menghubungimu?” tanya Chiaki
“tidak..
tidak ada satupun pesan” jawab Mia
“dia
mengerikan sekali pergi tanpa mengatakan apapun. Entah apa yang dipikirkannya”
ucap Akari sinis. Ia tadi sempat mengambil surat-surat masuk dari kotak surat,
tanpa disadarinya secarik kertas yang ditulis Kairi terjatuh dan masuk ke bawah
sofa tanpa dilihat siapapun.
“apakah
aku harus menemuinya ke Osaka?” gumam Mia
“apa
yang akan kau lakukan jika istrinya menemukanmu lagi?” tanya Akari
“aku
ingin bertanya secara langsung apakah niatnya dia. Meskipun itu pembicaraan
tentang putus.” Ucap Mia pelan.
Saat
dikantornya Mia mengirim pesan untuk Kairi
“aku
sudah mendengar kepindahanmu ke Osaka. Sangat tiba-tiba dan membuat sebuah
orang di departemen PR jadi terkejut. Kami ingin membuat pesta perpisahan
untukmu. Aku menunggu jawabanmu.” Tulis Mia
Tiba-tiba
manager Mukai datang “ presdir memanggilmu” ucap manager Mukai.
Kairi
membawa Yuka bersamanya ke Osaka dan membawanya ke rumah sakit yang terbaik di
Osaka agar mendapatkan perawatan selama mereka disana. Saat berjalan disamping
kursi roda Yuka ia merasakan Hpnya bergetar disaku celananya. Kairi
mengambilnya dan melihat ada pesan dari Mia.
Kairi
hanya sempat membacanya tapi tidak membalasnya.
“tolong
kau putus dengan Kairi” ucap Presdir
Mia
masih mencoba menyangkal hubungan mereka didepan presdir “saya tidak tau maksud
anda”
“Ogawa
Haruka menghubungiku. Aku sudah mendengar semuanya.” Ucap presdir berdiri dari
kursinya dan berjalan didepan Mia. “ Akulah yang menempatkan Kairi agar ia
bertanggung jawab pada pembukaan kantor pusat di Osaka. Ini akan jadi waktu
yang sangat penting buatnya sekarang. Tolong jangan hancurkan masa depan mereka
lebih lagi. Aku mohon” ucap Presdir dan membungkuk didepan Mia. Mia sangat
terkejut presdir membungkuk didepannya seperti itu untuk memohon kepadanya.
Yuka
sebenarnya tau Kairi menerima pesan di Hpnya jadi sewaktu tidak ada orang lain
disekeliling mereka, ia bertanya pada Kairi “siapa yang menghubungimu?”
“ohh..
itu pesan bisnis saja” jawab Kairi berbohong.
Yuka
tak percaya begitu saja “Kairi, Hpmu” ucap Yuka mengulurkan tangannya pada Kairi
untuk meminta HP dari Kairi.
Kairi
dengan terpaksa memberikan Hpnya pada Yuka dan perempuan itu langsung membuka
inbox Kairi “oh dari Kurihara-san” ucapnya tersenyum sinis.
“dia
mengirimkannya sebagai perwakilan dari team PR.” Ucap Kairi “semua orang
terkejut dengan kepindahanku yang tiba-tiba.”
“aku
akan menyimpan ini” ucap Yuka sambil terus memperhatikan inbox di hp Kairi.
“apa
yang harus aku lakukan untuk membuat kontak bisnis?” tanyanya.
Kairi
kebingungan dengan ucapan Yuka.
“saat
aku bersamamu, aku akan memberitahu isi pesan masuk setelah aku cek isinya. Hei
itu tak masalahkan?”lanjut Yuka.
Kairi
menghela nafas panjang ‘aku harap memorimu agar segera kembali”
“kenapa?
Apa maksudnya itu?” ucap Yuka marah, ia membanting tasnya dan berteriak pada Kairi
“itu semua salahmu. Kaulah yang mengkhianatiku. Kaulah yang membuatku
bertingkah seperti ini”
Semua
orang yang ada diruang tunggu rumah sakit langsung menoleh ke arah mereka
berdua. Kairi juga sebenarnya sangat kesal dengan tingkah Yuka. Tapi ia mencoba
menahannya meski ia sangat malu sekali didepan puluhan mata menatap ke arahnya.
Akari
bertemu dengan Kuno untuk membahas novel Kuno. Akari memberikan catatan di
novel yang sudah dibuat Kuno.
“sebelum
pertemuan selanjutnya, tolong selesaikan membaca semuanya” ucap Akari
“tentu..
aku akan mengunakannya untuk acuan” jawab Kuno sambil memasukkannya ke dalam
tasnya.
Akari
bangkit berdiri “ dan selamat untukmu”
“apa?”
Kuno bingung
“kau
dan Chiaki sekarang sepasang kekasih kan? Tolong baik-baiklah dengannya” ucap Akari
dan membuat Kuno terkejut lalu ia tersenyum.
“jangan mau dibodohi oleh Chiaki-chan” ucap Kuno
“hah?”
Mia
sedang makan malam bersama dengan teman sekantornya. Tiba-tiba Miyazawa datang
ke tempat itu. Sebenarnya itu mmg acara untuk merayakan tunangan mereka yang diadakan teman PR Mia.
“ah
aku menemukanmu Mia” seru Miyazawa
Semua
langsung memperhatikan Miyazawa. “kenapa kau kesini?” tanya Mia bingung dan
bangkit berdiri dari kursinya.
Saeki
yang sudah mengenal Miyazawa lansung
berseru “oh ini dia tunanganmu”
Semua
berteriak heboh pada keduanya.
Miyazawa
menoleh dan melambaikan tangannya pada teman-teman Mia dengan ramahnya “halo”
“kalian
berdua benar-benar penuh cinta!” canda takako dan membuat semuanya tertawa.
“maaf
sudah mengganggu kalian” ucap Miyazawa.
“tak
masalah, mengapa tak bergabung dengan kami saja?” tanya Takako
“apa
kau yakin? Klo begitu thanks!” ucap Miyazawa menerima permintaan teman-teman Mia.
Miyazawa
berjalan mencari tempat duduk yang kosong. Mia menatapnya dengan sedikit kesal
karena mau saja disuruh temannya.
“kesini,
kau disebelahnya Mia ya” saeki yang
duduk disebelah Mia berdiri dan memberikan tempatnya untuk Miyazawa.
Miyazawa
lalu duduk disebelah Mia
“wah
sebentar lagi menjadi Miyazawa-san ya” goda mereka pada Mia.
“iya”
jawab Miyazawa tertawa.
Mia
kesal dan duduk cemberut melirik Miyazawa.
Manager
Mukai yang barusan untuk menerima telpon langsung menghampiri Miyazawa.
“Miyazawa-san
apa kabar? Saya Mukai” ucap manager Mukai memperkenalkan dirinya.
“hai..
saya Miyazawa dari Jimmy Choo, terima kasih sudah mengundang saya.” Ucap Miyazawa.
“ada
beberapa masalah dengan penerbit Naniwa di Osaka. Mereka ingin agar aku
mengirimkan seseorang akhir minggu ini. “ ucap manager Mukai
Mia
langsung tertarik begitu mendengar manager Mukai akan mengirim seseorang ke
Osaka.
“saeki
kau pergi” ucapnya pada Saeki
“hah?
Aku?” Saeki kaget dan wajahnya terlihat kecewa.
“aku
bisa pergi” seru Mia tiba-tiba. “aku bertanggung jawab pada penerbit naniwa
jadi..”
Saeki
tersenyum lega ada yang mau menggantikannya “ akhir minggu ini aku punya acara
perjodohan”
Mia
kecewa dan Miyazawa yang memperhatikan Mia mengetahui kekecewaannya.
Miyazawa
menoleh pada manager Mukai “sebuah perjalan bisnis ke Osaka ya? Kebetulan
sekali! Kami juga akan pergi ke sana kan Mia?” seru Miyazawa berbohong.
Mia
kaget dan hanya memperhatikan Miyazawa yang masih berbicara.
“untuk
pernikahan temanku, aku akan memperkenalkan tunanganku pada mereka.” Ucap Miyazawa
melanjutkan kalimatnya.
Mia
jadi paham klo Miyazawa coba membuatnya bisa pergi ke Osaka sesuai dengan
keinginannya.
“oh
iya.. jadi karena sejalan jadi aku tidak keberatan” ucap Mia bersemangat.
Saeki
tertawa” benarkah? Jadi bisakah aku memintamu itu”
Miyazawa
menoleh pada Mia “Mia itu sangat loyal dengan pekerjaannya” ucap Miyazawa
Mia
tertawa “iya karena pekerjaan adalah hidupku..”
“kita
bisa irit biaya traveling bukankah itu bagus?” ucap saeki pada Manager Mukai
agar di setujui Mia yang ke Osaka.
“aku
akan ‘menjaganya’ jadi bagiamana manager Mukai?” tanya Miyazawa
Mia
menatap manager Mukai penuh harap. Akhirnya manager Mukai menyetujuinya.
Mia
pulang bersama dengan Miyazawa.
“kau
barusan sudah menyelamatkanku. Seperti yang sudah diduga kau ini benar-benar
ahlinya pembohong Miyazawa-san” ucap Mia
“pujian
macam apa itu? aku tidak senang” gerutu Miyazawa sok cemberut pada Mia “lagian
itu bukan sebuah kebohongan kok”
“hah?”
“semua
akan dimulai sabtu ini jam 2 siang. Tolong kau bersiap-siap..” ucap Miyazawa
“hah?
Jadi benar aka nada pernikahan?” seru Mia
“iya..
banyak orang dalam industry kita aka nada disana. Aku rasa disana juga akan ada
orang yang dikenal manager Mukai. Apakah tak masalah ia mengetahuinya?” ucap Miyazawa.
“baiklah
aku mengerti” gerutu Mia yang mau tak mau harus ikut Miyazawa ke acara
pernikahan teman Miyazawa agar tidak ketahuan manager Mukai klo mereka
berbohong
“hah
kau begitu cepat setuju..” seru Miyazawa keheranan. BIasanya Mia bakal ngomong
panjang lebar untuk tidak menuruti omongannya.
“aku
berterima kasih padamu karena sudah membuatku bisa pergi ke Osaka” jawab Mia
Miyazawa
terus memperhatikan Mia yang berjalan disampingnya. “apa kau sangat ingin
bertemu dengannya?”
Mia
terkejut dan menatap Miyazawa.
“Miyoshi-san
ditransfer kan?” ucap Miyazawa menjawab tatapan mata Mia “apa yang akan kau
lakukan klo kau bertemu dengannya?”
“aku
tak tau. Aku hanya ingin melihatnya dan berbicara baik-baik. Itu yang bisa aku
katakan sekarang”
“tapi
tempat yang akan kau datangi adalah penerbit naniwa. Kau tidak akan tau jika
kau bisa bertemu dengannya atau tidak. Bisa bertemu dengannya atau tidak itu
akan seperti taruhan. “ ucap Miyazawa menatap Mia.
“taruhan?”
Miyazawa
melanjutkan langkahnya, meninggalkan Mia. Mia ikut melanjutkan langkahnya
mengejar langkah Miyazawa.
“tentu
saja aku tidak tau akan bertemu wapres atau tidak. Jika kami dapat bertemu, apa
yang akan terjadi pada kita? Apa reaksinya wapres nanti?” batin Mia sambil
melangkah disamping Miyazawa.
Sampai
dirumahnya Mia melihat HPnya dan ia tau pesan yang ia kirimkan ke Kairi sudah
dibaca pria itu.
“lagi-lagi
dia sudah membaca tapi mengabaikannya.” Gumam Mia sedih
“jika kita tidak bisa
bertemu, apakah itu akan menjadi akhir dari kami?”
Sebenarnya
pesan yang barusan dikirim Mia dibuka oleh Yuka lalu dihapus oleh Yuka.
“aku tidak mau
meninggalkan sesuatu seperti ini. Aku ingin bertaruh untuk kemungkinan bertemu
dengannya. Aku ingin tau takdir kami.”
“kak
bagaimana hasil peninjauan toko kedua kita?” tanya Yuka pada kakaknya.
“sepertinya
baik-baik saja.” Jawab Haruka.
“aku
sangat menunggunya. Aku akan membuat banyak sketsa desain.” Kata Yuka
“yang
penting bagaimana kau dan Kairi? Kau bisa mendesain tapi--” tanya Haruka
mengalihkan pembicaraan mereka tentang tokonya.
“itu
bukan urusanku kak! Jangan ikut campur!” seru Yuka yang tiba-tiba marah.
Haruka
menerima telpon masuk yang dari Yota. Ia buru-buru berdiri menjauh dari Yuka.
“ada
apa?” tanya Haruka.
“aku
sudah mencari alasan kenapa kau mendorong Mia.” Ucap Yota
Haruka
tertawa “ kaulah orang yang melakukannya”
“tokomu
dalam masalah keuangankan? Bukankah kau sedang mengharapkan kekayaan keluarga Miyoshi
kan?” sindir yota
“berhenti
memberikan tuduhan palsu. Tak ada buktinya.”
“aku
akan menemukan buktinya” janji Yota
Haruka
terkejut saat mendengar suara sesuatu terjatuh. Ia mengetikan telponnya dan
mencari tau.
Haruka
melihat Yuka terjatuh dilantai dapur. “Yuka apa yang terjadi denganmu?”
tanyanya khawatir. Yuka terlihat seperti orang depresi.
Kurihara
pergi ke kantor penerbit di Osaka dan semua berjalan dengan baik dan
permasalahan bisa diselesaikan. Kurihara bertanya pada manager penerbitan
apakah wapres pernah ke penerbit. Manager penerbit mengatakan klo ia belum
pernah bertemu dengan Kairi sama sekali. Mia lalu pamit pulang.
Mia
pergi ke restaurant untuk makan siang. Ia lalu mengetik pesan untuk Kairi.
“aku
baru selesai bekerja. Sayang sekali aku tidak bisa bertemu denganmu. Wapres kamu
dimana?”
Mia
lalu menekan tombol kirim dan pesan itu langsung terkirim. Mia langsung
terkejut setelah melihat pesan yang barusan dikirimnya itu terlihat sudah
dibaca tapi Kairi tidak membalas pesannya itu.
“hatimu
selalu bersamaku , bukankah itu yang kau katakan kan?” batin Mia dan menghela
nafas panjang.
Mia
pergi menemani Miyazawa ke pemberkatan pernikahan teman Miyazawa. Mia terharu
sampai menangis terharu melihat pasangan yang sedang berbahagia itu sudah
diberkati pendeta. (iya sama, aku juga klo liat orang lagi mengucap janji
pernikahan digereja juga ikut nangis terharu, maklum sensitive perasaanku..
hehe)
“aku
bingung melihat kau tiba-tiba menangis seperti ini” ucap Miyazawa menatap Mia
yang ada disampingnya.
Mereka
keluar dari gereja dan Mia masih terharu
“ ini sangat menyentuh sekali” ucap Mia
“Miyazawa!”
panggil seseorang.
Miyazawa
menoleh dan melihat teman-teman cowok sedang berkumpul disebuah sofa panjang.
“heii..
lama ga bertemu..” seru Miyazawa akrab pada teman-temannya.
Teman-temannya
langsung memperhatikan Mia “apakah ini orang yang kau bicarakan di telp?”
“iya,
ini kurihara Mia-san, dia bekerja di Tiffany. ” jawab Miyazawa memperkenalkan Mia
Mia
tersenyum menyapa kedua pria teman Miyazawa itu.
“dia
bilang di telpon, ‘aku akan membawa orang yang paling penting di hidupku’” ucap
seorang teman Miyazawa pada Mia.
Miyazawa
langsung malu dan salah tingkah. Sedetik kemudian ia mulai dengan sikap
becandanya lagi “apa.. apa.. siapa cowok tampan yang mengatakan itu. wah dia
kerennn!”
Temannya
malah memperhatikan Miyazawa dengan heran “apa kau tidak malu, hentikan!”
Mia
ikut tertawa melihat tingkah Miyazawa dan teman-temannya itu.
“omong-omong
apa kalian sudah bertemu Shiho?” tanya Miyazawa
“belum..
tapi kemungkinan dia sudah disini’ jawab seorang temannya.
Sebenarnya
saat itu wanita yang bernama Shiho itu sedang memperhatikan mereka dari lantai
2. Dia melihat Mia juga yang berdiri disebelah Miyazawa.
Kairi
duduk disebelah tempat tidur Yuka.
“apa
kau sudah baikan?” tanya Kairi
“maaf
atas semuanya padahal kau sedang sibuk begini”
“untuk
lebih amannya lebih baik kau dirumah sakit saja” ucap Kairi
“tidak..
jika aku dirumah sakit maka aku akan memburuk” Tolak Yuka
“baiklah…
hmm sekarang aku harus pergi bekerja” ucap Kairi bersiap-siap pergi tapi tangan
Yuka segera menarik tangan Kairi.
“tolong
tetaplah disini bersamaku. Nanti aku ada check up jadi aku ingin kau tetap
bersama disisiku. tolonglah” mohon Yuka pelan.
“baiklah..”
jawab Kairi pelan.
Miyazawa,
Mia dan teman-temannya sudah berkumpul untuk menunggu pelemparan bunga dari
sang pengantin.
“sekarang
pengantin akan melemparkan rangkaian bunganya.” Ucap MC
Para
cewek maju ke depan untuk menangkap rangkaian bunga itu kecuali Mia yang tetap
berdiri disebelah Miyazawa.
Miyazawa
menoleh pada Mia dan menyenggol Mia “kenapa kau tidak maju ke depan?” tanyanya
“ah
tidak..” jawab Mia
Pengantin
wanitapun melemparkan rangkaian bunganya ke udara. Miyazawa langsung mendorong Mia
kedepan dan tepat saat itu bunga jatuh ke pelukan Mia.
Tiba-tiba
seorang cewek datang mendekati Mia dan menampar Mia dihadapan puluhan mata yang
sedang melihat Mia. Semua terkejut dengan kejadian yang sangat cepat itu.
Apalagi
Mia juga sangat shock karena ia tidak mengenal wanita yang sudah menamparnya
itu.
“kau
wanita jahat yang sudah merusak laki-laki orang” ucap wanita itu menyerang Mia.
Miyazawa
segera mencegah wanita itu menyerang Mia lagi.
“hey
apa yang kau lakukan” ucap Miyazawa memegangi wanita itu.
“ini
kesalahan wanita ini” ucap wanita yang bernama Shiho itu sambil mencoba
melepaskan diri dari pegangan tangan Miayzawa.
“shiho
hentikan ini!” seru Miyazawa kehilangan kesabarannya. Ia berdiri didepan Mia
melindungi Mia dari serangan Shiho lagi.
“apa
yang kau lakukan? Menjauh dari wanita itu!” teriak Shiho pada Miyazawa.
Mereka
bertiga lalu berbicara di tempat yang sepi.
“shiho
kau minta maaf” ucap Miyazawa pada shiho.
“dia
layak mendapatkannya.. wanita jalang itu” seru Shiho menatap Mia dengan garang.
“jangan berpura-pura jadi gadis yang baik. Aku akan memberitahu wapres semua
hal tentangmu.”
Mia
bingung sama sekali tidak tau kenapa Shiho marah padanya dan mengatainya
seperti itu.
“apa
maksudmu?”
“pasienku
adalah istri dari wapres Tiffani” ucap Shiho “aku juga bertemu dengan wapres
setiap hari. Dia dapat dengan mudahnya memindahkanmu kemanapun”
Mia
menghela nafas panjang sekarang ia baru menyadari kenapa Shiho marah padanya,
mungkin shiho sudah mendengar tentangnya dari Yuka.
“jika
wanita ini tidak ada ditengah-tengah kita, mungkin sekarang aku sudah…” shiho
terdiam tidak melanjutkan kata-katanya.
Miyazawa
mengerti apa kelanjutan kata-kata yang akan diucapkan Shiho. Ia berbalik
menatap Mia “ maaf bisakah aku berbicara dengannya berdua saja?”
Mia
mengangguk kecil “iya..”
“aku
sedang mengajukan permohonan pindah ke rumah sakit di Tokyo” ucap Shiho. “jika
aku bisa tinggal didekatmu mungkin kita bisa kembali bersama.”
“aku
dulu juga mencintaimu Shiho. Itu satu hal yang tidak bisa aku bohongi pada
diriku sendiri. “ ucap Miyazawa
“mengapa?
Mengapa bukan aku?” ucap Shiho.
“aku
telah bertemu dengan seseorang yang dengannya aku ingin menghabiskan
disepanjang hidupku. Aku benar-benar minta maaf” Ucap Miyazawa serius.
Shiho
terkejut melihat keseriusan Miyazawa. Mia sebenarnya berdiri dibelakang pilar
tidak jauh dari tempat keduanya berdiri jadi ia bisa mendengar percakapan
mereka.
“karena
kau menunjukkan perhatianmu padanya didepanku makanya aku ingin memberikan
pukulan padanya.” Shiho lalu menatap Miyazawa dengan mata berkaca-kaca
“Ryo-chan, jika kau tidak menemukan kebahagiaanmu, maka aku tidak akan
memaafkanmu.”
Mia
dan Miyazawa pulang bersama dan dijalan mereka membahas kejadian bersama shiho
tadi.
“apakah
tak masalah jadi seperti ini?” tanya Mia
“aku
memang ingin bertemu dengannya dan mengucapkan perpisahan dengan baik-baik. Yah
Shiho yang akhirnya yang mengatakan lebih dulu. Aku tidak bisa tidak jujur
dengan perasaanku. Aku akhirnya bertemu dengan seorang wanita yang ditakdirkan
untukku. “ ucap Miyazawa menghentikan langkahnya dan menatap Mia.
“pikiranmu
sekarang mungkin penuh dengan Miyoshi-san, tapi aku akan tetap bersabar. Aku
akan terus berada disisimu sampai kau melupakan Miyoshi-san. Sekarang apa yang
akan kau lakukan. Apakah kau mau pergi ke rumah sakitnya Miyoshi-san?”
Mia
kaget dengan ide Miyazawa untuk pergi menemui Kairi tapi memang ia sangat ingin
bertemu dengan Kairi.
“bisakah
kita?” harap Mia
Miyazawa
sudah tau Mia ingin kesana “kau ingin pergi kan? Saat ini mungkin dia sudah
pergi. “
“tak
apa” jawab Mia “aku hanya ingin tau kemanakah takdirku akan membawaku.”
Kairi
memang masih di rumah sakit bersama Yuka untuk menemui dokter mereka. Dokter
menasehati Yuka untuk tidak terlalu mencoba mengingat semua. Saat mereka
berbicara pandangan mata Yuka melihat Mia dan Miyazawa yang berjalan di sudut
jalan lainnya.
“ada
apa?” tanya Kairi heran melihat Yuka.
“tidak
apa, bisakah kau membelikan aku minuman di toko dilantai satu sana? Aku haus”
Mia
dan Miyazawa tidak menemukan Kairi dilantai dua jadi mereka turun kelantai 1
lagi.
“sudah
kuduga dia sudah tidak berada disini. Dan juga sudah hampir penutupan waktu
penerimaan pasien juga.” ucap Miyazawa
Sebuah
pesan masuk di Hp Mia membuatnya menghentikan langkahnya untuk melihat pesan
masuk itu. Mia membukanya dan melihat pesan dari Kairi.
“sekarang kau ada di
rumah sakit Osaka Daichi kan? Bisakah kau datang ke toko lantai satu? Aku akan
segera kesana”
Miyazawa
ikut membaca pesan Kairi itu “sepertinya kau menang taruhan itu”
Mia
lalu berjalan cepat menuju toko yang dimaksud dipesan itu. Sampai didepan toko Mia
melihat Kairi yang barusan keluar dari toko itu.
“Wapres”
sapa Mia.
Kairi
terkejut melihat Mia ada didepannya.
“kurihara
bagaimana kau tau aku ada disini?” tanya Kairi keheranan.
Mia
ikut kaget “mengapa kau tidak pernah mencoba menghubungiku?”
Kairi
teringat pesan yang ia tinggalkan dikotak pos apartemen Mia.
“apa
kau tidak membacanya?” tanya Kairi
“apa?”
tanya Mia bingung
“apa
yang kau lakukan” seru Yuka yang sedang menuruni tangga.
Yuka
tersenyum pada Mia “oh kurihara san, Miyazawa san apa yang kalian lakukan
disini?”
Ia
lalu berjalan mendekati ke tempat Mia, Kairi dan Miyazawa berdiri.
Mia
teringat kejadian di bandara waktu itu. Wajah Mia jadi pucat khawatir klo Yuka
akan melabraknya seperti dulu saat di bandara.
Miyazawa
melihat wajah kekhawatiran Mia. Miyazawa mengambil langkah secepatnya “temanku
sedang dirawat dirumah sakit, jadi kami datang untuk menengoknya. Sungguh suatu
kebetulan ya” ucap Miyazawa berbohong.
“oh
benar” jawab Yuka berpura-pura percaya dengan omongan Miyazawa.
“oh
iya, klo kalian mau kenapa tidak mampir ke rumah kami saja? Sangat dekat kok”
ucap Yuka
Semua
terkejut dengan tawaran Yuka yang tiba-tiba itu. waktu dibandara Yuka terlihat
marah pada Mia tapi sekarang ia berubah berbaik-baik?
“Yuka”
seru Kairi memperingatkan.
“maaf,
aku khawatir kami tidak bisa mengejar kereta cepatnya.” Tolak Miyazawa
‘ayolah..
kalian sudah sampai sini juga.. aku ingin mengajak kalian makan malam bersama
kami” ajak Yuka lagi.
Mereka
bertiga menatap Yuka dengan curiga maksud ajakan Yuka ke rumah Kairi di Osaka.
“apa
kau belum mengerti? Meskipun kita selalu bersama sejak kita TK.” Jawab Chiaki
“mengapa
kau selalu mengambil laki-laki yang aku sukai dariku? Apa kau punya dendam
denganku?” tanya Akari kesal
“aku
sudah membencimu sejak dulu” jawab Chiaki santai
“jika
kau menemukan sesuatu yang tidak kau sukai tentangku, kau harusnya
memberitahuku.” Ucap Akari. Ia berjalan mendekati Chiaki yang duduk
membelakanginya disofa.
“jika
kau membenci diriku dari dulu kenapa kau berpura-pura menjadi sahabatku, ini
benar-benar tidak masuk akal!” seru Akari marah
Chiaki
berdiri menatap Akari dengan marah “itulah sebabnya! Kau tidak pernah peka
dengan perasaan orang dan sangat kaku. Saat aku melihatmu seperti itu, aku jadi
jengkel.” Seru Chiaki mendorong tubuh Akari
“apa
yang kau lakukan?!” seru Akari marah dan mendorong tubuh Chiaki. Mereka lalu
saling mendorong dan membuat keduanya terjatuh ke sofa dan menangis bersama.
“aku
tidak mengerti lagi, apa maksudnya persahabatan?” seru Akari
“setidaknya
bagiku tidak ada perasaan seperti itu” sahut Chiaki berdiri dan meninggalkan Akari.
Miyazawa
dan Mia sampai dirumah Chiaki.
“wah
rumah yang besar” ucap Miyazawa mencoba mengusir ketegangan suasana “ wow
atapnya sangat tinggi juga. “
“terima
kasih..” jawab Yuka “aku akan memasak” berjalan mau pergi.
“kau
tidak perlu memasak” ucap Kairi
Yuka
berpura-pura tidak mendengarkannya “kurihara-san, bisakah kau membantuku?” ucap
Yuka menoleh pada Mia dan membuat ketiga orang sama-sama kaget dan curiga.
Mia
meski kaget tapi tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya mengangguk kecil “iya”
Mia
lalu berjalan menyusul Yuka ke dapur.
Kedua
pria menatap kedua wanita itu dengan khawatir.
Miyazawa
berjalan mendekati Kairi dan berbisik pelan “Miyoshi-san, bisakah aku berbicara
denganmu sebentar?”
Didapur
Mia mencoba membantu Yuka untuk memasak.
“kau
pasti kaget dengan kepindahan yang tiba-tiba ini”
“iya”
“aku
mendengar ada dokter yang sangat bagus disini, jadi aku meminta paman (presdir)
untuk pindah kesini.”
‘oh
begitu..”
“dan
lagian kakakku akan membuka toko keduanya disini juga. Dia menjual pakaian yang
aku rancang juga. Aku bertemu Kairi saat aku di TK. Kakakku dan Kairi yang saat
itu satu SMA berada di satu klub basket, aku kesana untuk melihat permainan
mereka. Aku berpura-pura melihat permainan kakakku, Tapi sebenarnya aku melihat
ke Kairi saja. Aku sangat terkejut saat bertemu dengan Kairi di Amerika. Aku
tersadar klo benang merah takdir benar-benar ada. “
Mia
hanya diam mendengarkan ucapan Yuka.
“aku
sangat mencintai Kairi.” Lanjut Yuka
“sejak aku berumur 11 tahun aku sudah mencintai Kairi dan hanya Kairi
saja. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Aku memisahkan kalian berdua tapi masih
saja… mengapa kau mengikutinya?”
Mia
kaget dengan ucapan Yuka yang lama-lama ketahuan aslinya mengajak Mia ke rumah
mereka.
“jangan
menghalangi kami” ucap Yuka dan mengeluarkan foto Mia dan Kairi “kakakku
mengatakan klo akan berlebihan klo aku menyebarkannya ke perusahaan. Padahal
aku sudah tak peduli lagi meski Kairi harus dipecat juga. Atau mungkin itu
lebih baik buat Kairi. Iyakan Kurihara-san?”
“aku
akan membuat Kurihara-san bahagia” ucap Miyazawa pada Kairi
Kairi
menatap Miyazawa dengan kesal
“Miyoshi-san,
kau tidak pada posisi bisa marah atau menghentikanku. Kau tidak melakukan
apapun tapi kau justru membuatnya tidak bahagia. Kau sudah menikah, kau harus
mempertimbangkan posisimu sebagai wapres atau kau hidup menjauh. Kau tidak
punya apapun selain alasan. Aku rasa kau tidak berniat membuatnya bahagia.
Mengapa kau tidak diam-diam meninggalkannya saja? “ ucap Miyazawa menatap Kairi
tajam
Dari
ruang bawah Yuka melihat keduanya “Kairi dinner sudah hampir siap, maukah kau
membantuku?” teriak Yuka.
“iya”
jawab Kairi
“wah
enak.. rasanya seperti makanan dari restaurant. Aku beri nilai 3 bintang untuk
kokinya “ puji Miyazawa setelah memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.
“yeyy!”
seru Yuka dengan girangnya.
“kurihara-san
apa kau menyukainya?” tanya Yuka
Mia
mengangguk “iya”
“oh
begitu.. lalu apa yang akan kau bicarakan dengan Kairi?” tanya Yuka tiba-tiba
pada hal pribadi mereka.
Mia
menatap Yuka dengan kaget.
“aku
tau kau kesini untuk bertemu dengan Kairi.” Lanjut Yuka.
Semua
terdiam membeku, tidak tau harus mengatakan apa. “oh iya… kau datang untuk
memberitahu Kairi klo kau tidak akan bertemu dengannya lagi kan? Pasti begitu..
klo tidak maka aku akan menyimpulkan dirimu sebagai wanita yang memiliki hati
besi. Tapi tolong bicarakan didepanku aku ingin mendengarnya.”
Mia
terus memperhatikan Yuka bersiap-siap dengan apa yang akan dikatakan dan
dilakukan Yuka lebih jauh lagi.
“oh
aku harusnya memanggil pengacaraku. Oh apakah aku harus merekam ini untuk
referensi kedepannya?”
“Yuka!”
protes Kairi
“jika
kau berjanji klo kau tidak akan menemuinya lagi maka aku tidak akan membuat
keributan lagi. Dan lagi kau harus berhenti dari perusahaan itu. kau sudah
punya Miyazawa-san jadi kau bisa jadi ibu rumah tangga saja. “
“Yuka!” protes Kairi lagi
“kita
harus bicara” ajak Kairi pada Yuka.
“apa?
Kita sekarang masih ada tamu.” Jawab Yuka
“aku
ingin bicara berdua denganmu saja” ucap Kairi lagi
“jika
kau ingin bicara, lakukan disini saja atau ada sesuatu yang tidak bisa kau
katakana didepan orang lain?” tantang Yuka pada Kairi.
Kairi
berpikir mungkin ini saatnya ia berkata yang sejujurnya karena Yuka bersikap
paling benar dan terus menyalahkan Mia.
“sebelum
kecelakan itu kita sedang perjalanan untuk melakukan perceraian” ucap Kairi
pelan.
Yuka
hanya diam menatap Kairi tidak nampak keterkejutannya sama sekali (?). Kairi
berdiri dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memberikannya pada Yuka.
Sebuah
formulir perceraian yang sudah ditanda tanganinya dan ada tanda tangan Yuka
juga.
“kau
mengisi formulir ini sendiri. “ ucap Kairi
pelan.
Dalam
pikiran Yuka ia teringat kejadian saat Kairi mempergokinya sedang tidur bersama
dengan seorang bule.
“aku
akan memberitahumu satu persatu apa yang terjadi sebelum kecelakaan itu. aku
ingin kau mengingatnya sedikit demi sedikit..”
“mengapa?”
ucap Yuka pelan. Ia menoleh pada Mia dengan tatapan penuh kebencian “ini karena
wanita ini, karena dia yang memintamu. Kau coba menulis ulang memoriku untuk
kenyamananmu.”
“tidak,
itu salah” bantah Kairi
“aku
ingin kau mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Aku ingin melangkah maju
meskipun hanya selangkah kecil.” Ucap Kairi
Yuka
menoleh menatap Kairi dengan mata yang berkaca-kaca “apa kau ingin membuangku? Kairi,
kau berbohong kan? Itu bohong… sebuah kebohongan.. bohong… ” Seru Yuka dan
kemudian semua memori sebelum kecelakaan dan saat kecelakaan berkelibat
dipikiran Yuka. Dia bangkit berdiri dengan panik ‘kau salah! Itu semua
karenamu.. ini semua karenamu!” teriak Yuka pada Mia. Ia lalu mengobrak-abrik
semua yang ada dimeja makan.
Yuka
melihat pisau makan yang tergeletak dilantai dan mengambilnya.
Semua
terkejut melihat Yuka yang mengacungkan pisau kepada mereka.
Yuka
menatap Kairi dengan ke frustasiannya
“aku
tidak akan memaafkanmu.. “ teriak Yuka
“Yuka
san berhati-hatilah” seru Miyazawa kaget melihat Yuka.
“aku
tidak akan pernah putus denganmu!” ucap Yuka pada Kairi.
“Yuka
tenanglah, ayo kita bicara baik-baik” ucap Kairi
“Kairi,
ayo mati bersamaku.. “ semua terkejut mendengar ucapan Yuka yang sudah
kehilangan akal sehatnya.
Saat
Yuka sedang konsentrasi pada Kairi, Miyazawa memegang Yuka dan mau mengambil
pisau dari tangan Yuka . mereka berdua terjatuh dan pisau tergeletak tidak jauh
dari Yuka. Yuka segera mengambilnya dengan cepat dan segera mengacungkan pada Kairi
lagi.
Namun
tiba-tiba Yuka membalikkan pisau itu kea rah dirinya sendiri. Semua bertambah
kaget.
“Kairi..
“ Yuka menatap pisaunya dan perlahan mengarahkannya ke dirinya sendiri dengan
tangan gemetar.
Mia
sudah tidak bisa menahan perasaan shocknya atas apa yang terjadi didepannya.
“HENTIKANNNN!” teriak Mia
“aku..
aku tidak akan menemuin wapres lagi. Maafkan aku, ini semua salahku” isak Mia.
Airmatanya membanjiri wajah Mia. Ia lalu membungkuk didepan mereka “maafkan
aku.. aku benar-benar meminta maaf!”
Mia
segera berlari keluar rumah Kairi.
“Kurihara!”
teriak Kairi berlari menyusul Mia tapi Yuka memeganginya “Kairi tunggu!” Yuka
lalu pingsan dan membuat Kairi panic “Yuka.. Yuka..”
“Mia..”
panggil Miyazawa dan ia berlari didepan Mia.
“jika
aku tau akan seperti ini, aku harusnya tidak menemuinya” sesal Mia
“taruhan
itu.. aku memenangkannya tapi aku merasa sepertinya aku kehilangannya.” Isak Mia
menangis.
Kairi
duduk disamping sofa tempat Yuka berbaring.
“aku
akan memaafkanmu.. aku akan mencoba untuk memaafkanmu. Setiap orang membuat
kesalahan. Tapi.. aku satu-satunya yang kau cintai kan?” ucap Yuka menatap Kairi
“maaf”
bantah Kairi pelan
Yuka
menampar Kairi. Ia berlari dan mengambil formulir perceraian mereka dan merobek-robeknya
“aku tidak akan menyerah! Aku tidak akan menceraikanmu!” teriak Yuka sambil
menangis.
malam itu juga kairi pergi ke Tokyo menyusul Mia.
malam itu juga kairi pergi ke Tokyo menyusul Mia.
Mia
sudah sampai di Tokyo. Miyazawa masih menemani Mia di apartemennya meskipun Akari
dan Chiaki juga ada di apartemen.
“aku
sangat bodoh.. Akari kau sudah mencoba untuk menghentikanku, meski aku tetap
berada disisinya. Aku hanya akan memberikan masalah pada wapres. Aku akhirnya
menyadari itu. aku .. aku akan putus dengan Wapres” ucap Mia
Semua
terkejut memperhatikan Mia.
“aku
minta maaf sudah melibatkan kalian dalam masalahku. Aku terlalu picik untuk
memahami takdirku. Tapi jika ini adalah jawaban dari semuanya, aku tidak punya
pilihan lain selain menerimanya. Berharap kebahagiaan untuk orang yang aku
cintai, aku harus melangkah maju kearah takdir akan membawaku.” Ucap Mia pada
semuanya.
Mia
langsung berbaring di tempat tidurnya meninggalkan Akari dan Chiaki di ruang
living room. Mereka berdua termenung dan ikut sedih pada kisah cinta Mia.
Mereka
berdua terkejut saat mendengar bel pintu dimalam itu. Chiaki segera melihat
siapa yang bertamu diapartemen mereka dari layar lcd. Ia terkejut saat melihat Kairi
sudah berdiri didepan pintu mereka.
“Mia!”
teriak Chiaki berlari ke kamar Mia “Mia, ada Miyoshi-san.”
Mia
terkejut tapi hanya terdiam saja di tempat tidurnya.
“aku
akan membuka pintu kamarmu” ucap Chiaki dan ia segera membuka pintu kamar Mia.
“Mia..”
“jika
aku melihat wajahnya aku tidak akan mampu putus dengannya.” Ucap Mia pelan.
Chiaki
menghela nafas panjang tidak bisa berbuat apa-apa.
Akari
yang membuka pintu apartemen mereka dan menemui Kairi.
“apa
kurihara dirumah?” tanya Kairi begitu melihat wajah Akari,.
“dia
bilang klo dia tidak ingin bertemu denganmu.” Jawab Akari pelan. Lalu Akari
sedikit membungkuk meminta maaf lalu menutup pintunya.
“dia
tidak apa-apa kan?” ucap Akari pada Chiaki.
“ini
bukan sesuatu yang bisa kita putuskan” ucap Chiaki.
Akari
berdiri dan saat berjalan kertas yang dibawanya terjatuh. Dan pada saat itu
matanya melihat kertas Kairi yang terjatuh dibawah sofa. Akari mengambilnya dan
melihat tulisan Kairi didalamnya.
Chiaki
ikut melihatnya dan keduanya lalu berjalan ke kamar Mia.
“Mia..”
panggil Akari memasuki kamar Mia “aku menemukan ini dilantai”
Mia
masih tidur membelakangi mereka.
“ini
dari Miyoshi-san, tampaknya dia datang kesini sebelum dia pindah ke Osaka.”
Lanjut Akari
Mia
langsung bangun dan duduk di tempat tidurnya.
Akari
mengulurkan kertas itu pada Mia.
“apa
kau bahagia saat kau jatuh cinta pada Miyoshi-san? Jika kau bahagia maka aku
tidak akan menghentikanmu lagi. Jadi jangan pernah membuat penyesalan.” ucap Akari
pelan
Mia
lalu membuka pesan yang ditulis Kairi sebelum pria itu pergi ke Osaka.
“kurihara..
aku ingin meminta maaf atas apa yang terjadi dibandara. Aku meminta maaf atas
kejadian mengerikan terjadi itu. aku tidak bisa mengatakannya langsung padanya,
tapi mulai besok kita tidak bisa bertemu untuk sementara waktu. Aku sudah
dipindah ke Osaka. Karena Yuka, akan sangat sulit buat kita untuk menghubungi
satu sama lain. Tidak tepatnya karena semua yang sudah terjadi kita tidak bisa
bertemu sampai semuanya terselesaikan. Tapi ingatlah Kurihara, kau dan aku
selalu terhubung. Meskipun kita tidak bertemu langsung, berpegangan tangan,
atau tertawa bersama, hatiku akan selalu merindukanmu Kurihara. Bisakah aku
percaya klo kau merasakan hal yang sama? Aku pasti akan kembali padamu.
Satu-satunya yang aku cintai hanya kau Kurihara. Surat ini sudah tertuliskan
takdirku untukku,
Selesai
membaca surat itu Mia segera mengambil dompet dan kunci apartemen Kairi. Mia
segera pergi ke rumah Kairi.
Sampai didepan apartemen Kairi, Mia sedikit ragu
lalu ia memutuskan membuka pintu apartemen Kairi dengan kunci yang dibawanya.
Mia
membuka pintu kamar Kairi perlahan dan ia mendengar suara music rock yang
sangat keras. Mia terkejut dan berjalan pelan menuju ruang tamu apartemen Kairi.
Mia semakin terkejut saat melihat Kairi sedang menari dengan gaya ala rocker
dengan suara music rock yang sangat keras diruang tamu. Kairi hanya memakai
kaos dalam saja.
Kairi
masih asyik bergaya ala rocker dan
berputar-putar seperti memaikan gitarnya. Tiba-tiba ia terkejut saat tubuhnya
menghadap ke pintu dan melihat Mia yang sedang bengong memperhatikannya.
Kairi
kaget, malu tapi berpura-pura tetap terlihat cool. Ia berjalan pelan dan
mematikan music rocknya.
“kau
mau kopi?” tanya Kairi membuka percakapan
“eihh?”
Mia yang masih kaget tidak paham maksud ucapan Kairi yang tiba-tiba.
“aku
hanya punya kopi hitam tak masalah kan?” tanya Kairi lagi dan berjalan ke
dapur.
Mia
masih linglung setelah melihat Kairi ala rocker berjalan mengikuti Kairi ke
dapur.
“itu
tadi apa?” tanya Mia
“apa
maksudmu?” tanya Kairi berpura-pura tidak paham.
“yang
barusan tadi yang seperti ini..” Mia lalu menirukan gaya Kairi yang memegang
gitar dan bergaya seperti rocker tadi.
“mungkin
kau mimpi atau apalah..” bantah Kairi masih sok cool
“tidak..
tidak.. tidak..” Mia menahan tawanya.
“ahh
baiklah ini sangat mengejutkan” goda Mia setelah meneguk sedikit kopinya.
“sudah
cukup” sahut Kairi menghentikan Mia agar tidak membahas apa yang sudah dilihat Mia
tadi.
Mia
tertawa “tidak… kau tadi terlihat keren.. seperti kau sedang menunjuk ke
sesuatu.. “ ucap Mia menirukan gaya Kairi lagi.
“iya
aku mengerti” ucap Kairi salah tingkah dan malu namun akhirnya ia ikut geli
sendiri.
“aku
sangat bahagia membaca suratmu. Maaf aku tidak segera melihatnya. Aku menyesal
kenapa aku tidak mempercayaimu lebih lagi. Tapi aku senang bahwa aku jatuh
cinta padamu.” Ucap Mia
Kairi
mendekat dan memeluk Mia. “aku minta maaf sudah membuatmu sangat menderita.
Tentang Yuka aku akan menyelesaikannya dengan baik-baik sehingga kau akan
merasa lebih terjamin. “
“wapres,
kau sudah memberitahu istrimu tentang perceraian itu dan hanya itu saja sudah
cukup buatku.” Jawab Mia
Kairi
melepaskan pelukannya dan menatap Mia “aku akan menyelesaikannya dengan
baik-baik. Mia.. aku ingin bersamamu dengan kepala tegak.”
Mia
terharu dan matanya berkaca-kaca dan Kairi juga sama.
“sejak
aku bertemu denganmu, aku sudah merasakan perasaan yang tak mudah. Apakah aku
jatuh cinta padamu? Apakah aku bisa disampingmu seperti ini? Apakah aku orang
jahat? Tapi saat aku bersamamu aku dapat melupakan segalanya. Aku sangat
bahagia, aku memujamu, kau sangat berharga. Aku sangat bahagia aku dapat
mencintaimu seperti ini, kau memberikan waktu yang tak tergantikan. Aku sangat
berterima kasih.” Ucap Mia
Kairi
menyentuh tangan Mia “mari kita teruskan waktu yang seperti ini selamanya.”
Mia
menatap Kairi dengan mata penuh kesedihan. Perlahan ia melepaskan pegangan
tangannya dari Kairi.
Kairi
terkejut dan menatap Mia penuh pertanyaan.
“saat
seperti itu hanya sementara saja dan tidak akan berlangsung lama. Aku
bertanya-tanya jika semua berbeda, jika aku bisa membaca suratmu hari itu…
semua tidak berjalan baik. Entah mengapa pasti ada sesuatu yang salah. Saat aku
ingin berada disisimu, wapress.. kau selalu jauh. Saat perasaanku sedang
sedih.. wapres kau selalu tidak ada disisiku.. ini yang terjadi” ucap Mia
dengan suara bergetar menahan kesedihannya.
Airmata menetes dari sudut matanya dan Mia menghapusnya pelan.
Airmata menetes dari sudut matanya dan Mia menghapusnya pelan.
Mia
mencoba tersenyum melihat Kairi yang sedang mencerna semua kalimatnya.
“kita
tidak bisa melawan takdir kita” ucap Mia melanjutkan kalimatnya. “semua seperti
sebuah mimpi. Selamat tinggal” ucap Mia dan berlari pergi meninggalkan Kairi.
Kairi
terdiam merenung semua ucapan Mia, perpisahan yang akhirnya diputuskan Mia
atas hubungan mereka berdua yang penuh dengan masalah itu.
Pagi
harinya Mia bersiap-siap ke kantornya. Ia juga mempersiapkan surat pengunduran
dirinya dari perusahaan Tiffany.
“inilah takdirku..”
BERSAMBUNG EPISODE 8
NB: episode 8 nya bikin kesal dan penuh airmata.. hiks..hiks..
Nyesek
BalasHapusHeh siapa yang salah....
Gak ada yang bisa dipihak
Nyesek wehhh
BalasHapusBtw ini ada berapa episode ka?
episodnya samapai 10. dijepang sudah selesai sebenarnya.
BalasHapusLanjut dong...
BalasHapusmana nih episode berikutnya
BalasHapuslanjut 3 eps lagi cantik..... fighting
BalasHapuskelanjutannya minggu depan/akhir oktober ya..
BalasHapuslanjut dong
BalasHapuslanjut dong
BalasHapusLanjutkennnn pleaseee
BalasHapusLanjut dong kak episode 8 nya
BalasHapuslanjut dong... plis
BalasHapusJadi penasaran kelanjutanya, lanjutin ding thor
BalasHapusJadi penasaran kelanjutanya, lanjutin ding thor
BalasHapusLanjutannya dong kak.. :):)
BalasHapuslanjutannya dong kak 😂😁😁
BalasHapusLanjut donh kak...please...🙏🙏
BalasHapusKzk lanjut dong he
BalasHapus