“tidak
ada hubungan apapun antara wapres dan saya kecuali hubungan pekerjaan.
Sebenarnya, saya..saya…saya sudah bertunangan dengan Miyazawa-san dari Jimmy
Choo. “ ucap Mia yang mengejutkan Presdir tapi juga mengejutkan Kairi.
Presdir
masih menatap Mia tak percaya.Presdir lalu menekan tombol telpon ke
sekretarisnya.
“ya
presdir” ucap Sekretarisnya
“hubungi
pria yang bernama Miyazawa dari Jimmy Choo segera” ucap Presdir tegas masih
menatap Mia.
“baik”
jawab Sekretarinya.
Beberapa
menit kemudian sekretarinya memberitahu Presdir kalau Miyazawa sudah
datang.Presdir langsung keluar dari ruangan untuk menyambut Miyazawa.
Presdir
melihat Miyazawa sedang berjalan kearahnya bersama sekretarisnya.
“Presdir
Miyazawa-san disini” ucap Sekretarisnya.
“apa
kabar anda? Saya Miyoshi” Sapa Presdir memperkenalkan dirinya.
Miyazawa
menerima uluran tangan dari Presdir dengan tersenyum ramah.
“maaf
menghubungi anda dengan tiba-tiba” ucap Presdir.
“saya
senang bisa berbicara dengan anda Presdir Miyoshi, tapi ada apakah?” tanya Miyazawa
yang heran kenapa tiba-tiba presdir Miyoshi menghubunginya.
Presdir
tidak menjawab dan langsung mempersilahkan dengan tangannya agar Miyazawa masuk
ke ruangannya.
Miyazawa
terkejut saat masuk ke ruangan Presdir dan melihat Kairi dan Mia juga ada
didalam ruangan.Wajah keduanya juga terlihat sangat tegang memperhatikannya.
“Miyazawa-san
silahkan duduk disini” ucap sekretaris presdir mempersilahkan sebuah tempat
duduk disebelah Mia.
Miyazawa
mengangguk “iya”
“Miyazawa-san,
saya dengar kalau anda bertunangan dengan Kurihara kami. Saya ingin mengucapkan
selamat pada anda.” Ucap Presdir.
Miyazawa
sangat terkejut dan kebingungan.Ia menoleh ke Mia, ke presdir, ke Kairi. Tapi
saat ia melihat ke Mia dan Kairi dan wajah tegang mereka berdua, Miyazawa curiga.
“ano…
apa yang ada bicarakan?” tanya Miyazawa berhati-hati
“
hmm?” presdir terlihat curiga lagi.
Miyazawa
memperhatikan Mia yang terlihat sangat tegang dan khawatir. Iapun akhirnya
menyadari apa yang sudah terjadi.
“haha..
hanya bercanda..” ucap Miyazawa tertawa. “aku rasa aku tak perlu berpura-pura
lagi.”
Mia
dan Kairi menoleh pada Miyazawa.
“maaf
saya tidak memberitahu anda segera.” Ucap Miyazawa membungkuk.
“oh
begitu..klo begitu saya ingin mempersiapkan sebuah pesta pertunangan untuk anda
segera” ucap Presdir
“terima
kasih banyak” ucap Miyazawa. Ia dan Mia membungkuk didepan presdir.
Kairi
terdiam memperhatikan kejadian didepannya dengan tatapan tak percaya.
Selesai
bertemu dengan Presdir, Miyazawa keluar dari perusahaan Tiffany diikuti Mia.
“aku
benar-benar tak mengerti, kau dengan jelas bilang TIDAK padaku dan hari ini
tiba-tiba kita sudah bertunangan.apa yang terjadi? kau melakukan ini untuk
Miyoshi-san kan?”
“maafkan
aku” ucap Mia bersalah.
“apa
yang akan kau lakukan jika aku tidak bekerjasama?”
“aku
putus asa jadi aku tidak berpikir lebih
jauh.” Jawab Mia membungkuk penuh penyesalan didepan Miyazawa.
“untuk
meminta maaf atas kejadian ini, jadi setidaknya kau akan berkencan denganku
kan?” tanya Miyazawa
Mia
mengangguk patuh “iya..”
Miyazawa
terkejut dengan Mia yang mengikuti keinginannya tanpa membantahnya.
“jangan
bercanda! Jika kau setuju dengan mudah begini aku jadi merasa aneh.” Ucap Miyazawa
heran.
“Miyazawa-san”
Kairi tiba-tiba datang ke tempat mereka berdua.
Mia
panic begitu melihat Kairi “wapres..itu adalah sebuah kebohongan yang keluar
dari atas kepalaku begitu saja”
Kairi
tidak mengubris Mia, tatapan matanya terus menatap Miyazawa “ bisakah berbicara
denganmu?”
Miyazawa,
Mia dan Kairi pergi ke tamanyang berada dihalaman gedung tiffany.
“jika
kau ingin bicara, cepatlah. Aku harus kembali bekerja.” Ucap Miyazawa.
“aku
meminta maaf atas apa yang terjadi” ucap
Kairi membungkuk didepan Miyazawa.
Mia
terkejut melihat Kairi membungkuk didepan Miyazawa.Ia mengerti pasti Kairi
merasa bersalah karena sudah melibatkan Miyazawa dalam hubungan pribadinya.
“aku
lakukan ini untuk kurihara. Tak ada alasan buatmu untuk meminta maaf.” Ucap Miyazawa.
Kairi
tetap membungkuk didepan Miyawaza.
“aku
akan kembali ke pekerjaanku. Aku pergi sekarang” ucap Miyazawa berbalik pergi.
“wapres”
ucap Mia pelan. Kairi menegakkan tubuhnya dan menatap Mia “kau benar-benar
gegabah” tegur Kairi
“aku
sendiri juga terkejut” ucap Mia menyesal
“meski
begitu, kita juga ceroboh sampai bisa di foto.” Ucap Kairi pelan.
“aku
penasaran siapa yang sudah mengambil foto-foto ini.”
Mereka
berdua saling menatap. “untuk saat ini mari kita menahan diri untuk bertemu
kecuali untuk pekerjaan” ucap Kairi
Mia
mengangguk “untuk sementara kan?” tanya Mia
“iya…”
jawab Kairi
“
kita masih bisa bersama di pekerjaan” gumam Mia pelan
Kairi
meraih tangan Mia “jangan khawatir”
Tiba-tiba
mereka mendengar suara Takako dan Saeki.Buru-buru mereka melepas pegangan
tangan mereka.Mia buru-buru bersembunyi dan meminta Kairi untuk pergi terlebih
dahulu.
Presdir
bertemu dengan manager Mukai
dikantornya.
“kamu
harus terus mengawasi keduanya” ucap
Presdir
“tentu’
angguk manager Mukai
“kita
tak bisa membiarkan situasi seperti ini .” ucap presdir mengambil foto Kairi
dan Mia yang disimpan disakunya dan meletakknya didepan manager Mukai. “ tolong
bisakah kamu menyelidiki orang yang bernama Ogawa Haruka?”
“dia
siapa?”
“kakak
ipar Kairi.” Presdir memperhatikan foto-foto Mia dan Kairi
Presdir
teringat Haruka saat menemuinya dan memberikan foto-foto itu pada presdir.
“bagaimanapun
dilihatnya, mereka berdua sepertinya lebih dari teman sekerja” ucap Haruka saat
itu.
Presdir
terkejut melihat foto-foto itu “ini…”
“Yuka
dalam keadaan seperti namun dia terlibat perselingkuhan dengan wanita lain dan
lebih lagi bersama dengan anak buahnya. Ini benar-benar tak bisa dimaafkan,
kan?” ucap Haruka pada Presdir.
“jadi
menurutmu dia mengawasi mereka berdua?” tanya manager Mukai menutup cerita
presdir tentang pertemuannya dengan Haruka tadi pagi.
“aku
rasa begitu.”
“meski
demi adiknya tapi perilakunya terlalu berlebihan.” Ucap manager Mukai
Presdir
menganguk setuju.Ia juga merasa tidak suka dengan sikap Haruka akhir-akhir
padanya.
Mia
pulang ke rumahnya dan menceritakan pada kedua sahabatnya saat mereka makan
malam bersama.
“Mia
kau benar-benar wanita tak punya hati, kau mempermainkan perasaan Miyazawa-san”
tegur Chiaki
“aku
tidak seperti itu.” jawab Mia.
Ada
suara bel pintu apartemen mereka.Mia berdiri untuk membukakan pintunya. Mia
terkejut saat melihat dari camera pintu
yang datang adalah ibunya.
Ibu
Mia datang dengan membawa berbagai macam oleh-oleh makanan.
“ibu,
ini apa?” tanya Mia saat ibunya membuka oleh-oleh yang dibawanya.
“aku
membelinya di basement mall. Tokyo benar-benar menakjubkan.” Ucap ibu Mia
“tidak
bukan itu maksudku” ucap Mia.
Ibu
Mia baru ngeh klo anaknya itu bertanya kenapa ia ada disini “ oh.. akan ada
reunion disini. Yah karena aku disini jadi aku pikir aku akan tinggal disini
sementara waktu” ucap ibu Mia
“untuk
sementara? Bagaimana dengan ayah?” tanya Mia
“kita
abaikan saja pria itu yang sudah melupakan perayaan hari pernikahan kita” jawab
Ibu Mia sedikit kesal. Sepertinya mereka berdua sedang bertengkar.
“apa?
Jadi kalian berdua sedang bertengkar?” tanya Mia
Ibu
Mia tidak menjawabnya dan mengalihkan pembicaraan ke barang-barang yang
dibawanya.
“ini
dari ibumu Akari-chan.” Ucap Ibu Mia menyerahkan kotak makanan ke Akari
Akari
membukanya dan terlihat sangat senang “ wow.. ya aku suka ini”
“dan
ini dari ibumu Chiaki-chan” ucap Ibu Mia menyerahkan paperboard ke Chiaki.
“paperboard?”
gumam Chiaki heran
“dia
bilang dia ingin mendapatkan tandatangan dari Dean atau siapa saat kau bertemu
pria itu.dia siapa? Ada dia model international” ucap Ibu Mia
Mereka
tertawa bersama.
Ibu
Mia mengambil map dan memberikannya pada Mia. “ini.. ini untukmu Mia.”
Mia
menerima dan terkejut melihat tulisan di map itu “apa pertemuan perjodohan?” seru Mia kaget
“mengapa
kau terkejut, ibumu dan ayahmu juga ikut perjodohan” ucap Ibu Mia
“aku
tau tapi…”
“apa
kau punya pacar?” serobot ibu Mia
“tidak,
aku tidak punya”
“jadi
semua gak masalah kan?” seru ibu Mia tersenyum
“hei
bolehkah aku melihat?”ucap Chiaki mengambil map perjodohan dari Mia. Ia
lalu melihat foto pria yang akan dijodohkan ke Mia. Seorang pria
yang lumayan ganteng sih.
“
dia bekerja di bank dan dia anak kedua.” Ucap Mia Mia.
“sepertinya
bagus.. sepertinya pilihan yang aman” komentar Chiaki.
“kenapa
ngak kamu saja yang menemuinya Chiaki?” gerutu Mia
“aku
rasa aku ingin menikah pria yang menjadi jodohku.” Ucap Akari. Maksudnya Akari
ingin menikah pria pilihannya sendiri.
“iya
kan” Mia seperti mendapatkan teman yang semikiran dengannya.
“iya”
“Akari
kenyataan berbeda dengan novel. Tidak ada pria seperti itu dalam takdirmu.”
ucap Chiaki
“sebenarnya
setiap orang punya jodohnya ” ucap ibu Mia
“ibu,
apa kau pernah merasakan sesuatu dengan takdirmu?” tanya Mia
Ibu
Mia tidak menjawabnya ia malah meminta Mia menemaninya pergi ke Ginza esok
hari.
“aku
tidak bisa, besok aku bekerja” jawab Mia
“benarkah?
Tidak apa-apakan?” tanya ibu Mia
Chiaki
mengangguk.
“pertama
aku ingin pergi ke pusat kota Tokyo dan k e Skytree.. skytree lihat.. lihat
skytree” ucap ibu Mia bersemangat ingin melihat skytree.
Mia
hanya mengelus kepalanya melihat ibunya yang seperti anak kecil ingin melihat
skytree.
*skytree
Tokyo itu kayak menara tinggi untuk melihat sekeliling kota Tokyo. Semacam
monas di Jakarta tapi lebih tinggi lagi.
Mia
sedang menunggu pemotretan iklan cincin pernikahan.Ia mngundang Kairi untuk
datang. Saat Kairi datang Mia menyambut pria itu.Ini kesempatannya untuk
bertemu pria yang dicintainya itu hanya berdua. Tapi Mia heran melihat Saeki ternyata bersama Kairi.
“mengapa…?”
“manager
memintaku untuk menemani wapres. ” Ucap Saeki menjawab kekagetan Mia. “apa ini
pemotretan yang susah?” tanyanya melihat-lihat. Ia juga sebenarnya heran kenapa
ia disuruh menemani Kairi.
Mia
dan Kairi saling berpandangan. Mereka sudah curiga mungkin salah satu cara dari
presdir agar mereka tidak berduaan.
“omong-omong
aku dengar kau akan menikah Kurihara?” tanya saeki
“tidak
itu—“
“betapa
menyenangkannya bisa menikah. Lagipula menikah adalah kebahagiaan seorang
wanita” ucap saeki menatap Mia iri.
Saeki
melihat seseorang datang dan ia pergi berbicara dengan orang itu.
Mia
berjalan mendekati Kairi “ini…”
“ini
mung kin dikarenakan foto-foto itu.” jawab Kairi
Setelah
selesai pemotretan Mia, Kairi dan saeki berjalan pulang ke toko tiffany tapi
dari dalam toko tiba-tiba seseorang
memanggilnya. Mia melihat Chiaki dan ibunya sedang melambaikan tangan dan
memanggil-manggilnya.
Ibu
Mia mendekati Mia dan teman-temannya.
“oh
ibu, apa yang ibu lakukan disini?” tanya Mia.
“tante
bilang klo ia ingin melihat tiffany” ucap Chiaki menjelaskan keberadaan mereka
berdua di toko tiffany.
Mia
menoleh pada kedua teman kerjanya “ini ibuku” ucapnya memperkenalkan ibunya.
Ibu
mia tersenyum pada Kairi dan Saeki.
“ini
wapres Miyoshi-san dan seniorku, Saeki san.” Ucap Mia pada ibunya.
Ibu
Mia langsung bersemangat setelah diperkenalkan klo Kairi adalah wapres.
“wakil
presiden?terima kasih banyak sudah merawat
anak saya” ucap ibu Mia
“tidak..
dia yang sudah merawar saya.” Jawab Kairi sedikit menunduk member hormat.
“ijinkan
saya mengucapkan selamat pada anda” ucap saeki san
“selamat?”
tanya ibu Mia kebingungan.
Mia
dan Kairi langsung kaget dan tau apa yang akan diucapkan Saeki selanjutnya.
“tidak
itu—“
“dia
bertunangan kan. Miyazawa-san adalah orang yang sangat mampu. Anda pasti merasa
terjamin.” Ucap saeki meenyerobot pembicaraan Mia.
Mata
ibu Mia terbelalak mendengar kabar dari saeki itu.
“kau
tak pernah memberitahuku ada seseorang yang seperti itu.” seru ibu Mia
bersemangat menepuk bahu anaknya.
“tidak
itu salah..” bantah Mia
“apa
salah?” tanya saeki kaget
Mia
bertambah panic “tidak itu bukan salah tapi—“ Mia kebingungan menjelaskan. Klo
ia bilang tidak, ia takut saeki menceritakannya pada presdir. Tapi klo ia jawab
iya, ibunya pasti akan bertanya terus padanya.
Ibu
Mia tersenyum bahagia “telpon dia dan bilang untuk makan malam bersama kita”
“tunggu..
tunggu.. tunggu” Mia kebingungan dan
melihat Chiaki yang akan pergi begitu saja“hey Chiaki..”
“eh
mengapa aku disalahkan..”
“apakah
semua orang mengenalnya? Apa dia teman sekerja” tanya ibu Mia menatap Kairi.
Kairi
juga ikut bingung menjawabnya “tidak, dia—“
Mia
segera menghampiri ibunya “ibu cukup..aku sekarang sedang bekerja” ucap Mia
“dia
orang yang seperti apa? Berapa umurnya? Sejak kapan kalian berpacaran” tanya
ibu Mia penasaran
“tunggu…”Mia kebingungan dicecar pertanyaan seperti itu
dari ibunya.
“mengapa
kau tidak memberitahu apapun padaku?”
Dari
jauh Yota melihat kejadian itu.
“ano..
aku dengar Kurihara-san bertunangan.” Ucap Yuka
Kairi
kaget “siapa yang memberitahumu?”
“kakakku..
dia bilang dia mendengarnya dari paman.kita harus memberikan hadiah padanya”
“jangan
repot-repot” ucap Kairi tidak suka
“aku
harus melakukannya.. dia sudah menngurusmu “
“yang
lebih penting adalah bagaimana dengan kondisimu? Apa kau sudah mengingat
sesuatu?” tanya Kairi mengalihkan pembicaraan.
“Yuka
menggeleng. “belum”
Kairi
lalu menemui dokter Yuka untuk berkonsulatasi.
“jika
aku menunjukkan padanya apa yang terjadi saat kecelakaan itu apakah memorinya
akan kembali?” tanya Kairi
“aku
bilang itu bukannya hal yang tidak mungkin tapi Apakah itu tentang kebiasaanya
setiap hari atau sesuatu ?.” tanya dokter.
Kairi
terdiam tidak memberitahukan hal apa yang akan dikatakannya pada Yuka.
Saat
Kairi diluar ruangan dokter, Kairi membuka surat pengajuan perceraian yang
sudah dibuat mereka berdua.
Dari
jauh Haruka memperhatikan Kairi.
Kairi
menerima pesan dari Mia. Tapi saat ia akan membaca pesan itu, Haruka
menghampirinya.
“Yuka
sepertinya semakin membaik.” Ucap Haruka.
“iya
sepertinya begitu” jawab Kairi memasukkan Hpnya ke dalam Saku jasnya.
“jangan
mendesaknya” ucap Haruka
“aku
tahu” jawab Kairi
Sementara
itu Mia sedang makan malam bersama Ibu dan Miyazawa.Ia sengaja ke toilet untuk
menulis pesan pada Kairi.
“aku meminta maaf
atas apa yang terjadi hari ini. Bisakah kau nanti menghubungiku?”
Mia
menunggu beberapa saat tapi terlihat di Hpnya klo Kairi belum membaca chat itu.
“tolong
bacalah” gumam Mia terus melihat pesannya.
Dengan
kecewa Mia kembali ke dalam restaurant.
Ibu
Mia tertawa malu-malu senang “oh Miyazawa-san,
jangan mengatakan hal yang sudah jelas seperti itu
“tapi
anda memang cantik” puji Miyazawa lagi
Ibu
Mia tertawa senang “ sudah hentikan”
Mia
duduk disamping mereka berdua. Miyazawa melirik
ke Mia dan kembali melihat ke Ibu Mia.
“bagaimana
Mia-san saat ia masih kecil?” tanya Miyazawa
Ibu
Mia melirik ke anaknya “ahh dia anak
yang keras kepala”
Miyazawa
melirik Mia dan menyindir “ dia tidak
berubah sampai sekarang”
“hei!”
protes Mia
“tapi
dia orang yang keras hati, meski saat
dia dalam kondisi depresi, dia mencoba tersenyum. Sebagai orangtuanya
terkadang aku merasa khawatir padanya.Dan seperti kebiasaannya ia akan pergi ke
sungai.”
“sungai?”
“dia
bilang klo aliran sungai akan membasuh kekhawatirannya.” Ucap ibu Mia
“cukup
ceritanya” ucap Mia pada ibunya. Mia
menyibukan diri dengan makanan yang ada didepannya dan membiarkan ibunya
bercerita panjang lebar pada Miyazawa.
“omong-omong
Mia mengapa kamu tidaj memberitahu ibu klo ada pria baik seperti ini dalam
hidupmu.” Ucap ibu Mia melirik ke Mia dan Miyazawa
Mia
grogi melirik Miyazawa dan langsung membantah ibunya “aku sudah bilang bukan
seperti itu”
Miyazawa
tersenyum “saya berharap klo dia akan menjadi pacar dengan tujuan menikah tapi
dia menolak saya….”
“heiii…”
protes Mia pada Miyazawa tapi pria itu
terus menatap ibunya dengan serius.
“…tapi
saya belum menyerah” lanjut Miyazawa.Mia terdiam memperhatikan Miyazawa.Pria
itupun menoleh pada Mia.
“terima
kasih Miyazawa-san. Sepertinya gadis ini tidak memikirkan masa depannya sama
sekali” ucap ibu Mia sambil melirik anaknya dengan kesal.
“aku
memikirkannya.. tapi sekarang pekerjaanku adalah yang paling penting” jawab Mia
“kau
mulai lagi..” gerutu ibu Mia, ia menoleh pad aMiyazawa yang duduk didepannya
itu “maaf ya.. aku tak pernah mengira dia
punya pekerjaan yang sepenting itu”
“iya
dia punya” jawab Miyazawa
“tolong
kau jaga anak gadisku ini” pesan ibu Mia pada Miyazawa dengan serius dan
membuat Mia salah tingkah melihat Miyazawa.
Miyazawa
tersenyum “iya”
Sampai
dirumahnya Mia melihat lagi Hpnya tapi ternyata Kairi belum juga membaca
pesannya. “tolong baca.. tolong baca.. tolong baca..” gumam Mia seperti membaca
mantra didepan Hpnya.
Tiba-tiba
ibu Mia masuk kedalam rumahnya dan membuat Mia kaget.
“Miyazawa-san
orang yang baik kan?” ucap ibunya yang bahagia bertemu dengan calon mantunya.
‘ibu
kau harus mengetuk pintu dulu.” Gerutu Mia
Ibunya
tidak mengubris Mia dan duduk di tempat tidur Mia. “menikahlah dengannya, Dia
sepertinya penuh perhatian. Sangat jauh berbeda dengan ayahmu.”
“tolong
jangan terlalu mendesak” jawab Mia
“apa
masalahmu? Jika kau terlalu memilih-milih kau akan membayar mahal untuk ini.
Menikah, punya anak-anak, dan menjadi seorang ibu terlihat sangat biasa.Tapi
itu adalah kebahagian wanita. Tolong kau segera berikan ketenangan pikiran
padaku”
“hentikan…
aku yang akan memutuskan apa kebahagiaanku itu. bukan tentang apa yang membuat
ketenangan pikiranmu. Kau tak ada pilihan lain selain menikah tapi aku berbeda
denganmu ibu” ucap Mia sedikit emosi pada ibunya dan mencari dompetnya untuk
pergi.
“Mia..”
“aku
akan pergi ke toko, kau tidur dulu.” Ucap Mia pergi
Mia
jadi sedih melihat pesan itu. Semua sekarang menjadi lebih rumit karena
kebohongannya sendiri “jika wapres dan aku seperti pasangan normal lainnya,
apakah mereka juga akan memberikan selamat seperti ini. Imajinasi tidak
realistis ini melintas dipikiranku” Batin Mia berjalan menuju sebuah café.
Mia
terkejut saat mendengar dering telpon yang ternyata dari Kairi. Ia memburu-buru
menerimanya “halo”
“apakah
waktu yang tepat?” tanya Kairi, ia khawatir Mia
masih bersama dengan ibunya.
“kau
tidak segera menghubungiku” protes Mia
“hah?”
Kairi kaget mendengar suara protes Mia.
Mia
lalu menceritakan pada Kairi tentang pertengkaran dengan ibunya.
“jadi
kau bertengkar dan pergi keluar?” tanya Kairi
“karena
dia egois.” Gerutu Mia, ia berbicara dengan pelayan dan memesan ice cream.
Kairi
tersenyum mendengar gerutuan Mia itu.
“berapa
lama dia disini?” tanya Kairi.
“aku
tidak tau sampai kapan ia disini. Mungkin dia bertengkar dnegan ayahku dan
meninggalkan rumah.” Jawab Mia
“orang
tuamu itu orangnya seperti apa?” tanya Kairi menuangkan bir dalam gelasnya.
“seperti
orang normal lainnya… ibuku, kau sudah
melihatnya kan.. klo ayahku tidak banyak bicara. Jadi ibuku sering marah
padanya.”jawab Mia menggambarkan orangtuanya pada Kairi.
“kau
segeralah berbaikan dengan ibumu” ucap Kairi.
“aku
tahu… tapi dia sangat keras kepala.” Kata Mia.
“kurihara
jangan membuat orangtuamu lebih sakit dari saat ini.” Ucap Kairi
“iya..”
angguk Mia
“selain
itu.. aku lebih peduli tentang fakta klo kau pergi dinner bersama Miyazawa.”
Ucap Kairi sedikit cemburu
“maaf..
kebohongan itu mencekikku terus terusan.”
“dan
kau harus jujur memberitahukan hal itu padaku daripada kau menutupinya dariku.”
Ucap Kairi
“wapres,
apakah kau pernah ke skytree?” tanya Mia.
“tidak..
belum pernah..”jawab Kairi
“aku
juga..sejak aku tinggal disini, aku merasa aku bisa pergi kesana kapan
saja.tapi pada akhirnya ibuku yang lebih dulu pergi kesana.” Gerutu Mia.
Kairi
tersenyum mendengarnya.
“ah
tapi wapres, kau sepertinya tidak suka dengan tempat yang ramai.” goda Mia
“tidak..
tidak juga” bantah Kairi
“kau
sepertinya akan badmood jika aku membuatmu menunggu lebih dari 10 menit.”
Sindir Mia
“itu
karena kau tidak mahir membuat rencana” ucap Kairi sambil membuat makan
malamnya.
“apa
maksudmu?” tanya Mia
“seperti..
“aku ingin pergi ke sini, aku ingin pergi kesana… “ aku rasa kau bertindak atas
keinginan mendadak.” Sindir Kairi
Mia tertawa mendengar kebenaran ucapan Kairi itu.
Mia tertawa mendengar kebenaran ucapan Kairi itu.
“hmmm…”
Mia memejamkan matanya berpikir tempat yang ingin ia kunjungi bersama Kairi “
makan siang”
“itu
dulu?” tanya Kairi tak percaya tujuan pertama yang diinginkan Mia ‘makan siang”
“karena
aku tidak bisa melakukan apapun klo aku sedang lapar” jawab Mia
“selanjutnya
apa? Wapres sekarang kau yang putuskan” ucap Mia
Kairi
memejamkan matanya “hmm apa ya… planetarium” jawab Kairi
“apa?
Apa ada planetarium disini? “tanya Mia tertawa
“kau
tidak tahu? berarti kau belum cukup meniliti” sindir Kairi “terus apa selanjutnya?”
tanya Kairi masih menutup matanya.
“aku
ingin pergi shopping” jawab Mia tersenyum
“kapan
kita akan obeservasi dek?” tanya Kairi
“kita
pergi kesana saat gelap, mari kita lihat pemandangan malam bersama-sama.” Jawab
Mia.
Keduanya
tersenyum masih menutup mata mereka “saat kita menutup mata kita, kita menjadi
bebas. Wapres akan merasa malu jika harus berpegangan tangan di tempat umum.
Tapi aku akan memegang tangannya dan membawanya kemana saja. “
“kurihara?”
Mia
membuka matanya “aku ingin bertemu denganmu” ucap Mia “aku ingin bertemu
denganmu sekarang”
Kairi
hanya terdiam membeku.
Mia
tersadar ia sudah terlalu mendesak Kairi “ahh
lupakan itu..”
“aku
akan selalu ada disisimu” ucap Kairi “saat kau ingin bertemu denganku, mungkin
sulit untuk ku segera menemuimu, tapi hatiku selalu ada bersamamu. Aku jadi
berharap lebih..”
Mia
terdiam dan membuat Kairi penasaran “heii.. katakan sesuatu”
Mia
tertawa “aku malu…”
“aku
yang harusnya malu..” ucap Kairi tersenyum malu.
“ini
bukan imaginasiku saja.. aku harap suatu hari akan datang saat dimana wapres
dan aku bisa berjalan bergadengan tangan dengan bebas.” Batin Mia tersenyum.
Mia
tersadar klo Kairi tidak berbicara lagi.
“wapres..
halo.. halo..”
Diujung
telpon satunya, Kairi hanya mendengarkan suara Mia. Tiba-tiba timbul
keisengannya.
Kairi
bersuara seperti orang mendengkur “zzzzzzzzzzz..”
Mia
mendengar suara dengkuran itu dan mengira Kairi benar-benar tidur “hah…? Hei..
bangun!” seru Mia tak percaya.
Kairi
tersenyum dan memperkeras suara dengkurannya “ZZZZZZZZZZZ”
“hei
bangun!” teriak Mia ditelpon
Kairi
tersenyum dan tetap bersuara mendengkur untuk menggoda Mia.
“bangunnnnnn”
Kairi
tersenyum puas…
“ibu
maafkan yang terjadi tadi” ucap Mia pelan.
Ibu
Mia yang sebenarnya belum tertidurpun mendengarnya. Mia menerima pesan masuk di
Hpnya dan saat dibuka ternyata dari Kairi.
“aku
sudah memesan tempat di restaurant ini
tgl 15. Pergilah dengan ibumu.” Tulisa Kairi dan dichatnya itu ia
memberikan link restaurant.
Esok
harinya saat di kantor, yoshihiro-san dan saeki menemuinya.
Yoshihiro
tampak ragu untuk bertanya dengan Mia “kurihara.. tentang dinner party…”
Takako
ikut mendekat “ emmm.. apakah kau sudah bertanya jadwalnya Miyazawa-san?”
“ah
ituu..”
“apa
kau sudah memilih tanggal pernikahanmu?” tanya saeki “tolong lemparkan bungamu
padaku”
Mia
bingung melihat teman-temannya bersemangat pada suatu kebohongannya itu.
Tiba-tiba
manager Mukai memanggilnya untuk ke ruangannya.
Mia
masuk ke ruangan manager Mukai dan ia kaget melihat manager Mukai tiba-tiba
menuang champagne ke dalam 2 gelas. Manager Mukai lalu mengulurkan 1 gelas
padanya. “
“sudah
diputuskan klo kau akan pindah ke departemen penjualan di Osaka.” Ucap manager Mukai
member tahu.
“hah?”
Mia sangat kaget mendengar kabar yang mendadak itu.
“kau
akan diberitahu secara resmi, jadi bersiaplah.” Ucap manager Mukai.
“mengapa?
Mengapa aku pindah?” tanya Mia
“dibandingkan
dengan Tokyo. Area kansai sangat bergantung pada hubungan manusia. Tolong kau
pelajari disana.” Ucap manager Mukai sambil mengetukkan gelasnya ke gelas Mia.
Ia tidak begitu memperdulikan Mia yang terdiam membeku dengan kabar itu. Mia
tidak habis mengerti dengan perubahan mendadak ini .
Kairi
juga mengetahui tentang Mia yang dipindah ke Osaka. Ia segera pergi ke presdir
untuk bertanya. Ia tau ini semua pasti gara-gara foto mereka berdua itu.
“mengapa
ini terjadi? Aku sudah menjelaskan pada anda klo foto-foto itu hanyalah
kesalahpahaman. “ ucap Kairi
“ini
akan jadi pengalaman yang berharga buatnya di departemen lain.” Jawab presdir.
“aku
tidak yakin dengan waktu seperti ini..” ucap Kairi yang masih tak percaya
alasan presdir memindahkan Mia adalah untuk belajar dari departemen lain.
“
jika kau benar-benar tidak ingin Kurihara-san pindah. Aku punya syarat” jawab
presdir.
Mia
menceritakan semua pada teman-temannya saat mereka menghabiskan malam di
restaurant milik naoki.
“lalu
apa yang akan kau lakukan? “ tanya Akari
“apa
yang aku lakukan? Aku hanya seorang karyawan.” Jawab Mia
“perselingkuhan
jarak jauh” ucap Naoki pelan.
“saat
ini kau hanya bisa menemuinya di weekend lalu jika kau pergi ke Osaka kapan kau
akan menemuinya?” tanya Chiaki
“kau
benar” ucap Mia
“saat
ini, mengapa kau tidak meminta Miyazawa-san untuk mempekerjakanmu di Jimmy
Choo?” saran Chiaki.
“tidak.. aku tidak berpikir untuk berhenti dari tiffany.” Jawab Mia
“hei
Mia, meski kau tetap di Tiffany, kemungkinan sangat kecil kau dapat kembali ke
Tokyo. Selama Miyoshi-san tetap sebagai wapres. Di Tokyo, aku rasa kamu akan
tetap berada di kantor cabang Mia. Jadi apakah masih berharga untuk tetap
bekerja di Tiffany?” giliran Akari menasehatinya.
Mia
terdiam berpikir. Suara dering Hp membuatnya cepat-cepat membuka Hpnya. Telpon
dari Kairi.
Mia
tidak segera menerima panggilan masuk itu. Mia hanya memperhatikan saja.
“kenapa
kau tidak mengangkatnya?”
“aku
tidak tau apa yang harus aku katakan” jawab Mia
“kau
hanya perlu mengatakan apa yang kau rasakan” ucap Naoki. “kalian berdua harus
mengkhawatirkan masa depan kalian bersama-sama.”
Suara
telpon di Hp Mia berhenti.
“aku
sepertinya perlu menjernihkan pikiranku. Kalian berdua pulang dulu” ucap Mia berjalan
pergi.
Kairi
seperti biasa pergi ke rumah sakit untuk menengok Yuka. Begitu ia masuk Yuka
langsung memperlihatkan catalog
apartemen padanya.
“kakakku
mengumpulkan ini untukku jadi kita bisa pindah secepatnya begitu keluar dari
rumah sakit..”
Kairi
menerima catalog itu. ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Yuka belum mengingat
masa lalu mereka.
“apakah
kita bangun rumah sendiri saja? Kita bisa mendesignnya sendiri” ucap Yuka lagi.
“tidak
bisakah kau mengingatnya? Tentang apa yang terjadi pada saat kejadian itu”
tanya Kairi
Yuka
menunduk merasa bersalah karena ia melupakan kejadian itu “maaf.. tapi aku rasa
sekarang semua baik-baik saja”
Kairi
meletakkan catalog itu keatas meja
dengan sedikit kesal “tolong cobalah untuk mengingatnya. Karena itu
sangat penting”
“ada
apa? Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Yuka yang heran melihat Kairi kesal
karena ia tidak mengingat masa lalunya.
Kairi
melihat ekpresi Yuka yang kebingungan jadi ia merasa bersalah.
‘aku
diberitahu klo aku tidak sadar selama 1,5 tahun. Saat aku siuman semuanya sudah
berubah.” Ucap Yuka sedikit histeris.
“maafkan
aku” ucap Kairi menyesal melihat Yuka yan g seperti mau menangis didepannya.
“kau
mungkin berpikir aku tidak melakukannya. Tapi aku sudah berusaha keras.. aku
ingin segera sembuh dan hidup bersama denganmu Kairi. Tapi mengapa?” isak Yuka.bercampur histeris
Kairi
jadi tidak tega melihat Yuka yang histeris didepannya. Ia berjalan mendekati Yuka
dan mencoba menenangkan wanita itu “Yuka tenanglah..” ucap Kairi
Ditengah
ke panikannya tiba-tiba memori Yuka berkelebat di pikirannya. Bayangan
perselingkuhan dengan pria bule dan kejadian saat mereka berdua sedang naik
mobil terbayang dipikiran Yuka.. wanit aitu jadi semakin panic.
Haruka
masuk dan melihat Yuka yang kesakitan dan histeris didepannnya. Haruka langsung
memarahi Kairi.
Kairi
pulang ke rumahnya dan ia langsung mengirim pesan pada Mia.
“aku
ingin berbicara denganmu, aku sekarang ada dirumah. Tolong hubungi aku.” Tulis
pesan Kairi.
Mia
yang ada diruang karaoke sedikit ragu menjawab pesan Kairi itu. ia teringat
tentang ucapan Akari yang mengatakan klo selama Kairi masih menjadi wapres
sangat sulit buatnya kembali ke Tokyo. Mia pun tidak jadi membalas pesan Kairi.
Seperti biasanya Mia melampiaskan emosinya dengan bernyanyi dengan
berteriak-teriak di ruang karaoke itu.
Sementara
itu Kairi yang menunggu jawaban dari Mia melampiaskan frustasinya dengan
memutar music rock keras dan dia bergaya menjadi seorang gitaris lagu rock.
Chiaki
dan Akari sedang diapartemen mereka dan menatap foto mereka bertiga saat masih
kecil.
“jujur
saja, aku masih tidak bisa membayangkan klo Mia akan pergi ke Osaka.” Ucap Akari
menatap foto itu. “kita bertiga selalu bersama jadi…”
“OSAKA?
Apa maksudmu?” tiba-tiba dari arah belakang ibu Mia berdiri didepan pintu
menatap keduanya.kaget. “apakah Mia akan pergi ke Osaka?.”
“apa
kau menemukan sesuatu?” tanya presdir
“butik
yang dimilikinya atas nama adiknya, Yuka-san.
Rupanya dia sudah meminjam uang dari banyak tempat, menggunakan nama Yuka-san.
jumlah total biayanya tak terpikirkan yang tampaknya tidak mungkin bisa
dibayar kembali.” Ucap manager Mukai memberitahu presdir
“ahh
begitu.. tolong terus investigasi” ucap presdir. Manager Mukai
mengangguk.
“kau
pasti sedang bermalas-malasan dirumahmu saat liburan begini. Apa kau mau pergi
keluar?” tanya Miyazawa dari ujung telpon sana
“hah?”
“aku
sudah berpura-pura jadi tunanganmu dank au masih berhutan sebuah kencan.” Ucap Miyazawa.
“maaf.
Hari ini aku tidak bisa.” Tolak Mia
“tapi
aku sudah sampai disini” ucap Miyazawa sambil membunyikan klakson mobilnya yang
terparkir didepan gedung apartemen Mia.
Mia
mendengar suara klakson mobil Miyazawa. Mau tak mau terpaksa ia akhirnya pergi bersama dengan Miyazawa.
“wow..
ini menyenangkan..” seru Mia tersenyum senang.
Miyazawa
melompati batu untuk mendekati Mia. “aku akan mengambil fotomu.”
Mia
segera bergaya didepan Miyazawa. Dan pria itupun mengambil beberapa foto Mia.
“sekali
lagi.. sekali lagi” ucap Miyazawa berdiri mendekati Mia untuk foto wefie
berdua. “senyum” ucap Miyazawa sebelum memencet tombol fotonya.
Mereka
berdua turun ke sungai untuk menangkap Ikan. Tapi Miyazawa terlihat aneh saat
akan menangkap ikan. Begitu ikannya didekat tangannya, Miyazawa seperti
ketakutan.
Mia
tertawa melihat ekspresi wajah Miyazawa. “apa kau tak bisa (phobia) menyentuh ikan?” tawa Mia geli.
“tidak
mungkin.. aku bisa menyentuhnya kok” bantah Miyazawa cepat. Mana mungkin ia
mengakui kelemahannya didepan Mia.
“coba
lagi” pinta Mia.
Miyazawa
pun berusaha menangkap ikan disungai itu tapi lagi-lagi begitu tangannya hampir
menyentuh ikan, Miyazawa ketakutan sendiri ‘wow.. wow.. wow” serunya kelabakan
sampai hampir terjatuh ke kolam.
Mereka
berdua lalu memanggang ikan yang mereka dapat disungai. Mia mengambil satu yang
sudah matang dan memakannya.
“hmmm..
ini enak” seru Mia menikmati ikannya.
“ini..
makan ini” ucap Mia mengulurkan 1 tusukan ikan pada Miyazawa.
“tidak..
tidak.. tidak..” tolak Miyazawa menghindar dengan cepat.
“benarkah?
Kau tidak bercanda? Kau bahkan tidak memakannya?” tanya Mia
Miyazawa
segera mengambil ikan dari tangan Mia “apa kau bodoh? Tentu saja aku bisa
memakannya” tapi ekspresinya saat melihat ikan ditangannya adalah ekspresi
jijik. Ia pura-pura membuka mulutnya tapi saat ikan sudah sampai didepan
mulutnya tiba-tiba ia menghentikannya.
“oh
aku sudah makan pagi dengan porsi besar. Aku tidak lapar..” ucapnya
“hah?”
“aku
makan ramen dan ya! Aku makan 2, ½ mangkok lagi.” Ucap Miyazawa berbohong.
Mia
meliriknya tak percaya “apa toko ramen buka dipagi hari?” sindir Mia
“di-pa-gi
hari? Ya-a.. aku.. ya… iya ada yang buka. Ada yang buka..” ucap Miyazawa
terbata-bata
Mia
tertawa terbahak-bahak
“aku
akan membawamu kesana lain kali” seru Miyazawa melihat Mia menertawakannya.
Manager
Mukai menemui Kairi dan menunjukkan proposal Mia untuk project bersama
Hiro-san. Ia memberitahu Kairi klo dia akan meminta seseorang untuk mengerjakan
proposal Mia karena Mia harus ke Osaka.
Kairi
memberikan usul agar tetap Mia yang mengerjakan project itu. Manager Mukai
menolaknya dengan alasan Mia tetap harus di Osaka dan dia menekan kalimat klo ia tidak ingin merusak
hidup Mia.
Dirumah
sakit Yuka menunggu Kairi datang tapi pria itu tidak datang juga.
“Kairi
hari ini tidak datang” gumam Yuka kecewa
‘mungkin
dia sibuk” jawab Haruka.
“di
hari minggu?” gumam Yuka
Haruka
hanya tersenyum dan pergi keluar membawa nampan tempat makan Yuka yang sudah
habis.
Yuka
mendengar suara telpon dari Hp Haruka yang ada ditas sebelahnya.
“kak,
telponmu bordering” seru Yuka memanggil Haruka.
Haruka
sepertinya tidak mendengarnya dan Yuka lalu membuka tas Haruka untuk melihat HP
Haruka.
Tapi
saat ia akan mengambil HP Haruka, mata nya menangkap foto yang ada didalam tas
itu. Yuka terkejut melihat foto-foto Kairi dan Mia.
Haruka
masuk ke dalam kamar dan melihat Yuka memegang foto-foto itu. Haruka mengambil
semua dari tangan Yuka “ini tidak seperti yang terlihat.. jangan khawatir.. Kairi
hanya mencintaimu” ucap Haruka
Yuka
masih sangat shock setelah melihat foto itu “kak aku ingin bertanya sesuatu
padamu”
“kau
kau sudah merasa sedikit refresh?” tanya
Miyazawa mengulurkan minuman pada Mia. Ia duduk disebuah batu bersebelahan
dengan Mia
“aliran
sungai menghapus kekhawatirmu juga kan?” tanya Miyazawa
Mia
terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka Miyazawa tau kebiasaannya itu.
“mengapa
kau tidak bergabung dengan Jimmy Choo?” tanya Miyazawa
“heh?”
“jangan
berani berpikir kau akan pergi ke Osaka” ucap Miyazawa
“siapa
yang memberitahumu?” tanya Mia
“semalam
aku bertemu dengan ibumu” jawab Miyazawa
“dia
melakukannya tanpa persetujuanku” gerutu Mia
“tidak
jangan marah padanya. Dia memintaku merahasiakannya. Dia menundukkan kepalanya
kepadaku beberapa kali dan memintaku
menghentikanmu pergi ke Osaka. Dia mengkhawatirkanmu. Jangan membuatnya sedih.
“ ucap Miyazawa
Mia
terdiam. Ia tau ibunya khawatir ia ada ditempat yang baru yang tentu saja
semakin jauh dari siapapun.
Chiaki
memakai kemeja di kamar Kuno setelah mereka….. ya begitulah….. Pria itu masih
ditempat tidur dengan memakai jubah mandinya dan sedang serius memperhatikan saham
yang ada di layar laptopnya
“aku
dengar Akari menjadi editormu lagi Kunocchi.”ucap Chiaki
Mata
Kuno masih tidak melihat sama sekali ke Chiaki saat ia hanya menjawab pelan
“iya”
Akari
memang sekarang menjadi editor Kuno setelah pria it uterus merengek memintanya
kembali menjadi editor dia.
“tolong
kau menjadi editorku lagi” pinta Kuno suatu malam pada Akari sambil membawa
berkas novelnya.
Ia
menyerahkan tulisan novelnya pada Akari “aku sangat ingin kau membacanya.”
Akari
memberikannya pada Kuno “aku bukan editormu lagi” ucapnya kembali masuk ke
kantornya.
Kuno
membiarkan berkas novelnya jatuh dari tangan Akari begitu saja agar ia bis
amengejar gadis itu.
“aku
minta maaf sudah mengatakan hal yang mengerikan seperti itu. aku percaya padamu
sebagai editorku Masaki-san. Aku tidak ingin kehilanganmu.” Mohon Kuno saat itu
pada Akari.
Kembali
ke Chiaki yang ada didalam kamar Kuno.
“kau
begitu menYukai Akari,… aku sedikit cemburu” ucap Chiaki melirik Kuno.
Kuno
tersenyum sinis memperhatikan Chiaki
“jangan berpura-pura lagi. “
Chiaki
yang membelakangi Kuno mendengar nada sinis
Kuno itu. “apa kau benar-benar jatuh cinta pada Akari?”
“aku
masih dalam eksperimen” jawab Kuno acuhdan ia turun dari tempat tidurnya ke kaca kamar mandi
“hah?
Eksperimen?” seru Chiaki tak paham maksud Kuno
“aku
belum pernah jatuh cinta dengan siapapun.” Ucap Kuno membuka jubah mandinya.
“hah?”
“..
tapi sebagai seorang penulis novel, ini adalah suatu perasaan yang harus aku
tau. Jadi aku melakukan eksperimen
pada kalian berdua” ucap Kuno
dingin.
Chiaki
terkejut mendengar pengakuan Kuno itu. Dengan langkah gontai ia mendekati pintu
kamar mandi.
“aku
mencoba 2 cara yang berbeda untuk jatuh cinta pada seseorang. “ ucap Kuno masuk
ke shower dan membasuh tubuhnya.
“kau
jahat” ucap Chiaki
“kau
juga Chiaki san….” Ucap Kuno.
Chiaki
yang shock dengan pengakuan Kuno membuka pintu ruangan shower. “Akari dia benar
–benar jatuh cinta padamu.” Seru Chiaki marah menatap Kuno
Kuno
terkejut mendengar Akari jatuh cinta padanya.
“dia
orang yang serius, kaku dan tidak flexible. Dia berbicara sedikit keras dan
sering membuatku marah. Tapi dia orang
yang baik dan orang yang tulus daripada yang lainnya. “ seru Chiaki sambil
menatap Kuno dengan marah “jangan pernah mendekati Akari lagi. Jika kau melukai
Akari, aku tidak akan memaafkanmu.”
Chiaki
mengambil tasnya dan langsung pergi dari apartemen Kuno.
Miyazawa
mengantar Mia sampai ke depan apartemen Mia.
“terima
kasih banyak” ucap Mia.
“aku
tak tau mengapa… tapi tipeku adalah yang lebih imut dan yang sexy” ucap Miyazawa
memperagakan tubuh sexy.
“apa
kau coba memprovokasiku?” seri Mia
Miyazawa
tertawa “ini hanya untukku..”
“hah?”
“itu
aku yang tak ingin kau pergi ke Osaka. Aku tidak ingin berpisah denganmu. Aku
rasa tak akan ada orang yang bisa aku cintai lebih dari kamu.” Ucap Miyazawa.
Tiba-tiba
pandangan mata Miyazawa melihat kea rah belakang Mia dengan tatapan terkejut. Mia
segera menoleh kea rah pandangan mata Miyazawa.
Mia
terkejut melihat Kairi menuruni tangga apartemennya.
“wapres?”
seru Mia kaget dan membuka kaca mobil Miyazawa
“aku
ingin berbicara denganmu?”jawab Kairi menatap Mia tidak suka melihat gadis itu
bersama dengan Miyazawa.
“ini
akan sangat buruk jika da orang yang melihat kita.” Ucap Mia
“
hal seperti itu bukan suatu masalah lagi.” Jawab Kairi
“tingkah
laku yang seperti ini yang akan membuat kurihara menderita” ucap Miyazawa pada Kairi.
“kau
orang luar… tolong diamlah”jawab Kairi ketus
Miyazawa
keluar dari dalam mobilnya dengan wajah kesal. Mia ikut turun dari dalam mobil.
Takut sesuatu terjadi pada keduanya.
Miyazawa
berjalan mendekati Kairi “aku tidak bisa diam begitu saja” ucap Miyazawa kesal.
“kurihara-san adalah orang yang menderita disini. “
“kau
tak tau apapun” sahut Kairi
“aku
memberitahumu karena aku tau… aku tak
akan memaafkanmu jika kau membiarkan kurihara-san pergi ke Osaka.” Ucap Miyazawa keras pad aKairi.
Ia
berbalik dan melihat wajah Mia yang kaget. Wajah Miyazawa berubah melembut.
“maaf aku sedikit keras.. sampai jumpa lagi” pamit Miyazawa kembali ke mobilnya
dan segera pergi.
Kairi
mengikuti Mia masuk ke dalam apartemen gadis itu.
Mia
masuk kedalam apartemennya dan membuka jendela balkoni.
“aku
akan membuatkan sesuatu untukmu.. kau akan makan kan?” tanya Mia terkesan
sangat sibuk dengan segala sesuatunya.
“kurihara…”
“ohh,,
kau masih belum percaya dengan kemampuan memasakku” ucap Mia menyibukkan diri
mencari sesuatu dilemari dapur. “ah ibuku mungkin akan kembali. Bagaimana klo
kita pergi keluar?”
Kairi
menghela nafasnya. Ia tau Mia mencoba menghindari berbicara dengannya “ mengapa
kau tidak balik menghubungiku?” tanya Kairi pelan
“ibuku
sangat berisik.. jika dia melihatmu dia
akan menanyaiku berbagai pertanyaan” ucap Mia mengambil barang-barang yang berserakan
di ruang tamu apartemennya.
“tentang
kepindahanmu… mengapa kau berbicara dengannya (Miyazawa0 dan bukan denganku?”
tanya Kairi.
Mia
berpura-pura tidak mendengarnya “aku rasa tak apa-apa disini,kita akan
mengkhawatirkan banyak hal jika kita diluar.”
Kairi
mendekati Mia dan menyentuh tangannya “kurihara…”
Mia
menjatuhkan tubuhnya kepelukan Kairi “aku ingin bertemu denganmu.”
Kairi
melepaskan pelukan Mia “ayo kita bicara dengan serius.”
Mia
menatap Kairi “jika aku berbicara denganmu, apakah akan ada perubahan?”
Mia
berjalan menjauh lagi dan pergi ke dapur
“aku hanya akan membuatmu susah.aku akan menyelesaikannya sendiri”
“lalu
untuk apa aku bersamamu? Bersama hanya disaat senang atau saat semua berjalan
lancar. Apakah hubungan seperti itu berarti? Tolong beritahukan padaku apapun,
seperti hal normal yang biasa kau
lakukan.”
‘apa
maksudmu ‘normal”??” tanya Mia
“hah?”
“klo
kita pasangan normal, kita pasti akan tertawa saat orang mengetahui hubungan
kita. Mereka akan mengucapkan selamat pada kita. Kita akan mengatakan “akan
banyak kekacauan” tapi sebenarnya kita akan sangat bahagia.”
“kurihara…”
“tapi
kita tidak sepertii itu.. kita tidak bisa mengumumkan hubungan kita. Kit a juga
tidak bisa berjalan bersama ataupun saling berpegangan tangan didepan umum. Kita
dalam suatu hubungan dimana kita takut pada bayangan orang-orang yang lewat
disebelah kita.” Mia menatap Kairi tajam “apakah ada aku dimasa depanmu
wapres?”
Kairi
terdiam melihat wajah Mia yang terlihat sangat terluka itu.
“maaf…
tolong kau pulanglah” ucap Mia
Kairi
memutuskan untuk pulang setelah melihat Mia sepertinya sedang butuh waktu
sendirian.
Mia
mencoba tidur didalam kamarnya tapi sangat sulit buatnya karena isi kepalanya
penuh dengan pikiran yang macam-macam.
“dari
ibumu?” tanya Kairi
Mia
mengangguk “iya.. dia bilang klo setelah makan malam ke restaurant yang kamu
pesankan, dia akan pulang dengan pesawat terakhir.”
“oh
begitu..”
Mia
lalu pergi.
Kairi
pergi menemui presdir setelah ia bertemu dengan Mia.
Mia
menoleh dan melihat Kairi sudah duduk disana.
“wapres
apa yang terjadi?” tanya Mia
“maaf
atas gangguan tiba-tiba ini” ucap Kairi pada
Ibu Mia sambil membungkuk kecil. “saya ada keperluan pekerjaan penting dengan
kurihara-san jadi saya menunggu disini.”
Kairi
lalu menoleh pada Mia “ kepindahanmu ke Osaka sudah dibatalkan”
“apa?”
“proposal
yang kau ajukan waktu lalu sudah disetujui.”
“apa
maksud anda?”
“kita
sudah memutuskan klo orang yang mengajukannyalah yang harus bertanggung jawab
pada itu.”
“oh
begitu” ucap Mia tersenyum lega dan
masih sedikit bingung.
Ibu
Mia terlihat sangat bahagia “terima kasih banyak.. terima kasih banyak” ucap
ibu Mia sampai membungkuk memberapa kali pada Kairi.
“ibu…”
“itu
karena perusahaan kami berpikir bahwa kurihara sangat dibutuhkan di
departemen PR..” ucap Kairi pada ibu Mia
“baiklah…
kalau anda ada waktu, maukah anda bergabung makan malam bersama kami?” ajak ibu
Mia
“ibu
apa yang kau katakan..” Mia mencoba mencegahnya tapi ibunya tidak mengubrisnya.
“anakku
sudah memesan nya, aku tidak tau ini restaurant yang bagus atau tidak.” Ajak
ibu Mia
Diluar
restauran Yota memperhatikan ketiganya
dengan iri.
Mereka
bertiga lalu makan malam bersama. Mia sebenarnya sangat senang melihat ibunya
berbicara dengan Kairi dengan akrabnya.
“aku
merasa aneh melihat ibu dan wapres berbicara. Aku sangat bahagia tapi aku rasa
ini hal yang tidak bijaksana.maafkan aku ibu, ini adalah pria yang aku cintai.
Ibu
Mia kaget saat melihat cincin ditangan Kairi. Ia diam-diam menatap Mia dan Kairi
bergantian.
Ibu
Mia pergi ke toilet dan Mia duduk berhadap-hadapan dengan Kairi.
“aku
minta maaf karena ibuku sudah membuatmu menemani kami makan malam.” Ucap Mia
“tak
apa..”
“kau
tau ibuku sangat khawatir tentang kepindahanku jadi kau datang kesini segera
untuk memberitahukannya pada kami kan?”
“aku
ingin bicara..aku ingin bicara dengan orang yang sudah melahirkanmu Kurihara. ”
jawab Kairi
Mia
terkejut namun ia terharu.
“dia
ibu yang baik… “ lanjut Kairi
Mia
mengangguk. Mereka lalu berbicara tentang makanan yang sudah mereka nikmati.
Dari
jauh ibu Mia memperhatikan Mia dan Kairi. Sepertinya ia sudah curiga ada
sesuatu diantara keduanya. Feeling seorang ibu.
Mereka
berdua mengantar ibu Mia kebandara.
“kau
jaga makanmu.. bagaimanapun panasnya kau harus memakai futon (seperti kasur
lipat jepang) saat kau tidur.” Pesan ibu Mia.
“hentikan..
aku bukan ada kecil” ucap Mia “ibu kau juga jangan sering bertengkar dengan
ayah.”
“Mia…”
ibu Mia menatap anaknya dengan serius “setiap orang punya orang yang
ditakdirkan untuknya. itu yang aku rasakan”
“apa?”
“tapi
kau tidak pernah menyadarinya dari pertama… dia mungkin selalu ada
disampingmu… dan saat kau menyadarinya
“ohh ini pria jodohku.” Ini mungkin kasus yang akan kau yang akan kau sadari
nantinya… seperti itu… kau mungkin juga akan bertengkar dengannya.” Ucap Ibu Mia
menasehati anaknya.
“ibu
maaf aku sudah membuat pikiranmu tidak tenang. Tapi aku akan baik-baik saja.
Aku enjoy dengan pekerjaanku, Chiaki dan Akari bersama denganku. Dengan hal
yang seperti ini aku tau kau tidak yakin” Ucap Mia
“aku
tidak ingin memaksamu untuk menikah Mia, aku hanya ingin kau bahagia. Aku akan
mendukung penuh apapun keputusan hidupmu.” Ucap Ibu Mia. Ia sedikit melirik kea
rah Kairi sebelum ia melanjutkan kalimatnya.
“hargai
orang yang ada disampingmu.. seseorang yang dapat kau cintai . kau tidak akan
banyak bertemu mereka dalam kehidupanmu.” Ucap ibu Mia tersenyum
Mia
ikut tersenyum menatap ibunya.
“sampai
jumpa lagi” pamit ibu Mia setelah membelai wajah Mia.
Mia
mengangguk begitu juga dengan Kairi. Lalu Ibu Mia pergi..
“maaf
sudah membuatmu menunggu” dari arah tangga turun, ayah Mia muncul untuk
menjemput istrinya.
“hah..
ayah?” seru Mia terkejut
Ayah
Mia hanya tersenyum dan melambai pada Mia
setelah itu ayah dan ibunya pergi bergandengan tangan.
Mia
tersenyum bahagia melihat kedua orangtuanya sudah akur lagi.
“suatu hari nanti
saat aku mengingat kembali hari ini, siapakah yang akan ada disisiku?”
Kairi
menggenggam tangan Mia setelah kedua orangtua Mia tidak kelihatan lagi.
“saat aku menggenggam
tangannya. Aku jadi ingin masa depanku bersama wapres. Aku ingin terus berjalan
bersama pria ini. Aku ingin menjadi masa depannya.. aku mencintaimu sebanyak
banyaknya.”
Mereka
berjalan bergadengan tangan saat keluar dari bandara. Tiba tiba Mia melepaskan
tangan Kairi saat melihat Yuka dan Haruka berjalan kea rah mereka. Yuka melihat
Mia dengan penuh kebencian.
Ia
duduk di kursi roda yang didorong oleh Haruka.
Kairi
juga terkejut melihat Yuka ada dibandara.
“Yuka?
Mengapa?"
“Kairi..
aku datang untuk menjemputmu. Ayo sekarang pulang bersama” ucap Yuka tersenyum pada Kairi
“Yuka
aku ingin bicara denganmu” kata Kairi
“aku
tidak ingin bercerai denganmu. “ ucap Yuka. Ia lalu mengalihkan tatapan matanya
pada Mia.
“mengapa
kau merayuu Kairi?” ucap Yuka ketus
“Yuka”
Kairi terkejut dengan ucapan Yuka.
“ayo
katakan sesuatu” ucap Yuka masih menatap Mia.
Miyazawa
tiba-tiba datang dan melihat mereka
berempat “apa yang terjadi disini?” tanya Miyazawa yang kebingungan.
Mia
dan Kairi juga terkejut kenapa mereka semua
ada disana.
“aku
ingin Miyazawa san tau.siapa kau yang sebenarnya. Kau sudah punya tunangan tapi
masih saja…wanita
murahan..“mengunakan
waktu saat istrinya sedang sakit, kau sudah mengkacaukan suami orang. Tidak tau
malu” ucap Haruka
Yuka
pelan bangun dari kursi rodanya. Ia berdiri didepan Mia “jangan pernah
mendekati Kairi lagi.. PENCURI!” teriak Yuka.
Mia
malu, terluka, didepan umum Yuka sudah mempermalukannya. Mia berlari pergi dari
tempat itu. Kairi mengejarnya namun Yuka menarik tangan Kairi. “aku tidak ingin
bercerai” ucap Yuka lalu ia limbung dan terjatuh. Kairi pun tidak bisa mengejar
Mia dan membantu Yuka.
Miyazawa
berlari mengejar Mia dan ia memegang tangan Mia . Mia teringat ucapan ibunya
untuk menghargai orang yang selalu ada disisinya.
“mengapa harus kau Miyazawa-sa?” isak Mia mencoba
melepaskan diri dari Miyazawa “jangan kesini”
Miyazawa
tidak peduli sekitarnya, ia langsung menarik Mia kedalam pelukannya.
Like me
BalasHapusAkhirnya muncul juga kelanjutannya. Arigatou eunike-chan. Aah, sebel sama yuto, yuka n haruka. Miaa.., lihatlah Miyazawa-san ! *Syndrome 2nd lead,hehe. Btw, di awal si miyazawa kok mirip andika pratama (suaminya ussy) yak, atau saya mulai rabun(?) hehe
BalasHapusDrama ne di jepang sono dh tmt blm ya...trs...udh ada dvdnya blom ya....
BalasHapus