Minggu, 19 Januari 2014

Sinopsis : Shitsuren Chocolatier - Ep.1 part 1




Sota pergi bertemu dengan Saeko disebuah restaurant. Saeko memberikan sekotak coklat berisi beraneka ragam coklat dengan merk L’atelier de Bonheur pada Sota. L’atelier de Bonheur adalah merk coklat yang terkenal dari perancis.
Sota sangat senang menerimanya.


“wow.. coklat dari L’atelier de Bonheur. Sejujurnya aku belum pernah merasakan sama sekali. Kau tak bisa mendapatkannya diJepang!” Ucap Sota kegirangan.

“temanku yang pergi liburan ke Paris membawa ini. ini untukmu.” Kata Saeko.
Sota mengambil sebuah coklat dan mengicipinya.
“bagaimana rasanya?” Tanya Saeko penasaran.

“ini sangat lembut. Tidak terlalu manis, coklat ini punya sejumlah rasa pahit yang pas.  Dengan aroma coklat yang kaya dan texture yang mengagumkan, kesan keseluruhan yang diberikan adalah menakjubkan. “ komentar Sato menikmati coklatnya.

“iya. Sangat lembutkan rasanya?”kata Saeko
“coklat ini membongkar hatimu dengan lembutnya.” Ucap sato.

Saeko tersenyum “bisa makan coklat Bonheur dari toko Treluyer adalah sebuah kemewahan.  Tapi ini berarti kita membawa makanan dari luar kan?” bisiknya Saeko pelan melihat sekeliling restaurant. 

“ah maaf” sato segera menutup coklatnya tapi Saeko menyentuh tangan Sato lembut. Saeko membungkukan badannya agar bisa berbisik ditelinga Sato.



“didunia ini aku paling suka coklat Bonheur .” saeko lalu tersenyum pada sato. Begitu dekatnya membuat sato terhanyut dengan senyum dan bisikan Saeko iitu.

Sato tersenyum menatap saeko yang mulai duduk dikursinya dengan benar lagi.
“aku sangat cemburu pada orang perancis yang bisa makan ini setiap harinya” lanjut Saeko. Ia lalu mengambil sebuah coklat dari kotaknya dan memakannya. Saeko terlihat begitu menikmati coklatnya.

Sato tersenyum melihat ekpresi Saeko yang begitu senang menikmati coklat itu.
“aku ingin membuat coklat seperi ini suatu hari nanti. Lebih-lebih Jika ini coklat yang Saeko san paling sukai”


Mereka berdua berjalan pulang sambil berbicara. Sato mengantar Saeko lebih dulu ke rumahnya. Saat mereka sedang membahas ujian sekolah kejuruan mereka tiba-tiba Sato bertanya pada Saeko untuk bertemu tanggal 14 Februari nanti. Saeko menjawab klo ia sangat sibuk tanggal 14 nanti.
Sato lalu mengajak bertemu tanggal 13nya. Saeko menyetujuinya. 

“baiklah klo begitu kita bertemu tanggal 13 saja” kata Sato ceria.
“iya” sahut Saeko.

Tiba-tiba suasana jadi sangat kikuk. Saeko tidak langsung pamit masuk ke rumahnya. Tapi malah terlihat malu-malu dan sangat menggoda. Sato berpikir klo Saeko ingin ia melakukan sesuatu.  Sato lalu mendekati Saeko, menunduk dan mau mencium Saeko. 

“baiklah tanggal 13.. “sahut Saeko menghentikan Sato yang mau menciumnya.
“iya” sahut Sato bengong dengan posisi membungkuknya meski Saeko sudah berlari pergi.
“aku akan mengirim pesan padamu nanti, bye..bye..” seru Saeko berlari pergi meninggalkan Sato.

“ya.. bye” sahut Sato lemah.
Sato merasa ia barusan ditolak Saeko. Tapi ia menangapi positif mungkkin karena lokasi tempat mereka berdiri ini tak patut. Tapi sato merasa Saeko sekarang berbeda. Ia mencium bau rokok juga ditubuh Saeko. Tapi ia tak peduli karena ia sangat mencintai saeko. 


Sato teringat kisah pacaran mereka.

Flash back.
“aku mulai berkencan dengan Saeko-san 1 minggu sebelum natal. Dan ciuman pertama kami adalah dimalam natal itu. itu adalah satu-satunya ciuman kami. Setelah itu semua jadi tidak jelas penuh kebuntuan.”


“kami bertemu di Spring saat umurku 15 tahun”
Sato berlari memasuki sekolahnya. Ia bertabrakan dengan seseorang dan membuatnya terjatuh. Saat ia mellihat siapa orang yang telah menabraknya, Sato langsung terkesima melihat seorang gadis didepannya.
Ia merasa panah cinta cupid menusuk hatinya. Ia jatuh cinta pada Saeko san yang lebih tua 1 tahun darinya pada pandangan pertama.

 
Sato mendengar gossip tentang Saeko yang berkencan dengan semua cowok  ganteng disekolahnya dan selalu berbeda-beda setiap tahunnya. Disetiap kelas pasti ada saja yang dipacarinya. Sato jadi bersemangat siapa tau giliran dia yang jadi cowok Saeko dari kelas 1. 

 

Dalam khayalan Sato ia ingin sekali memeluk Saeko tapi ternyata sangat susah diraih. Dimatanya Saeko seperti seorang peri dengan sayap-sayapnya. Sato kecewa saat mendapati Saeko berpacaran dengan cowok dari sekolah lain. Pupus sudah harapannya terpilih jadi salah satu pacar Saeko disekolah. 




Sato lalu mencari cara lain untuk mendapatkan perhatian Saeko seperti, ia menjadi pengganggu hubungan Saeko dan pacar-pacarnya agar namanya dikenal Saeko.

Sato juga ikut kelas menyulam dan duduk disebelah Saeko. Saat hasil sulamnya selesai Saeko mengaguminya. Sato lalu memperkenalkan namanya pada saeko  lagi.

Sato selalu saja berusaha ada disekitar saeko agar dikenali Saeko. Lalu saat kelulusan Saeko, Sato memberikan bunga pada gadis itu tapi Saeko ternyata salah menyebut namanya dengan Kojima-kun. 

Sato langsung terjatuh lemas menerima kenyataan klo namanyapun tak dikenal Saeko.
Hingga akhirnya tiba saat seminggu sebelum malam natal itu, saat Saeko akhirnya mau berkencan dengannya.
 


Sato membeli bahan-bahan untuk membuat coklat valentine buat Saeko. Ia memakai dapur toko roti ayahnya untuk membuat coklatnya. Ayahnya agak menyindir Sato yang membuat coklat untuk seorang gadis padahal biasanya gadis yang membuat coklat untuk cowoknya.

Kaoruko-san, pegawai ayahnya membela Sato dengan mengatakan coklat yang dibuat Sato sebelumnya sangat enak tidak seperti coklat yang ada dipasaran. Ayah Sato berkata keahlian Sato itu karena ada DNAnya alias karena keturunannya makanya sato pintar membuat coklat.


Kaoruko masih bersama Sato didapur roti setelah ayah Sato pergi.
“sekarang ini tak banyak cowok yang mau membuat coklat untuk ceweknya.” Ucap kaoruko sambil melihat gambar design coklat yang akan dibuat Sato.
Sato tersenyum sambil terus mengaduk coklatnya.

“dia pasti sangat cantik.. dia terlihat seperti siapa?” Tanya kaoruko.
“dia tak mirip siapapun. “ jawab Sato tersenyum membanggakan pacarnya.
“ohhh.. orang seperti apakah dia?” Tanya kaoruko penasaran.
“hmmmmmm.. “ Sato berpikir, ia melihat Saeko versi peri melayang disebelahnya “dia seperti peri” lanjutnya
Kaoruko terkejut dengan jawaban Sato “peri?”

 

“oh tidak.. maksudku menyebut dia seperti peri agak berlebihan… tapi itu karena ia sangat susah diraih.” Kata Sato menjelaskan. “setelah bertemu dengannya, aku rasa tak ada yang cocok lagi. Banyak hal yang terjadi sebelum sampai titik ini.”

Kaoruko melihat Sato yang masih mengaduk coklat agar suhunya turun sesuai dengan suhu coklat yang diinginkan Sato.  Ia terlihat sangat ahli melakukannya. 

Kaoruko menasehati Sato klo Saeko yang baru putus denga pacarnya itu hanya mencari teman untuk melewati hari itu bersama seseorang. Jadi Sato hanya jadi teman pelarian dari kesepian saja. 

Sato menjawab klo ia tak peduli meski Saeko memperlakukannya seperti itu. yang penting sekarang Saeko sudah menjadi kekasihnya.

Kaoruko menatap Sato dengan terkagum-kagum. Ia memuji Sato yang bisa tau suhu coklatnya meski tak memakai alat pengukur suhu.   


Sato lalu membentuk coklat sesuai dengan isian coklat yang disukai Saeko. ia membayangkan coklat dengan rasa stoberi, rum, jeruk yang dibuatnya sedang dimakan Saeko dengan ekpresi yang menggoda dan ia berharap ialah yang jadi coklat yang meleleh dimulut Saeko.


Saat Valetine day.
Saeko membuka kotak coklat yang diberikan Sato padanya. Ditutup coklat itu ada posisi coklat dan tulisan isiannya. Saeko terkejut dan tersentuh tak sanggup berkata-kata.
“apakah kebisuan ini berarti dia tersentuh? Jangan-jangan ini tak tepat ” batin Sato.

“Sota-kun…”
“ya?”
“maaf aku tak bisa menerima ini.” tolak Saeko.
“eihh?”

 

“karena ini coklat yang terlalu serius. “
Sato tak mengerti maksud Saeko “apa kau pikir aku cowok yng terlalu serius? Cowok yang membuat coklat terlalu aneh ya? Tapi kau tau keluargaku punya toko roti, jadi membuat seperti ini bukan masalah besar.  Jadi.. tak arti yang mendalam dalam coklat ini.” kata Sato menjelaskann.

“aku punya cowok…” ucap Saeko tiba-tiba
Sato terkejut “heih?”

“setelah natal, aku balikan dengan mantan pacarku. Karena dia suka bepergian  aku merasa terabaikan jadi aku pikir semua akan jadi baik saat Sota-kun menyatakan cinta.  Sota-kun orang yang baik dan sopan dan kita bisa berteman baik, dan sangat menyenangkan saat menghabiskan waktu bersama-sama. ”
 


“jadi aku sudah diduakan ya..” ucap Sato lemah.
“hah diduakan?” Kata Saeko berpikir tak mengerti

“mengapa dia mempertanyakanya?” sota terkejut dengan pertanyaan Saeko itu

“itukan menduakan.. kau balikan dengan pacarmu dan kau juga berpacaran denganku.” Sahut Sota.
“pacaran?”

“eihhhhhh? Saeko-san dan aku berpacaran kan? Aku sudah memintamu berpacaran denganku dank au bilang oke kan?”’
“eih? Iya….”

“2 bulan... itu memang baru 2 bulan tapi bukankah kita juga sudah berciuman kan?” Sota menjelaskan
“tapi kita kan belum berhubungan sex” sahut Saeko.

“oh begitu.. jika kau tak berhubungan sex jadi itu tak bisa disebut berpacaran.jadi itu bukan menduakan juga. Eihhhhhhhhh? Apakah itu yang terjadi?? Apakah itu yang terjadi dimasyarakat ini….” Kata hati Sato.


Sato menatap Saeko yang menatap Sato dengan malu-malu.
“apakah Saeko yang benar dan aku yang salah? Aku tak tau harus bagaimana lagi”

“tunggu.. biarkan aku berpikir lagi.. bukannya aku tak ingin “melakukannya”.... tapi…" sato menarik nafasnya dalam. " orang yang membawakan coklat Bonheur itu adalah pacarmu. Orang yang akan bersamamu saat valentine besok adalah juga dia. Orang itu merokok kan?”
Saeko terkejut “kau menyadarinya?..kau harusnya bisa bertanya” tiba-tiba Saeko menangis mungkin menyesal sudah membuat Sato sakit hati.
Sato terkejut mellihat Saeko yang menangis. ia jadi tak tega.
“gadis ini.. gadis ini…”
Sato bangkit berdiri “oke tak masalah jika berlanjut seperti ini!”

 

“apa?”
“menduakan tak apa-apa… jika pacarmu pergi ke suatu tempat lagi, aku akan membantu Saeko san menghabiskan waktu.  Tak  apa-apa jika seperti itu. apa salahnya seperti itu”

“apa?” Saeko terkejut tiba-tiba Sato berkata seperti itu.
“aku tak masalah dengan semua itu.. aku tak keberatan. Jika aku bisa bersama Saeko-san.. dan 1 hari saja jika aku bisa dicintai maka aku tak masalah dengan itu. tak apa-apa juga jika itu akan berlangsung sampai seterusnya. Jadi begitu saja ya?”

Saeko terbengong menatap sato yang mengebu-gebu mau menjadi selingannya saat pacarnya pergi nanti.
“maaf..” Tolak Saeko. Ia bangkit berdiri, meletakkan coklat buatan Sato dikursi lalu ia meninggalkan Sato.
“saeko-san  tunggu..”panggil Sato.
Saeko berhenti melangkah.
“jika kau merasa bersalah padaku setidaknya kau terima coklat ini’kata Sato menyodorkan kotak coklatnya lagi.
“tapi…”

“tak masalah juga jika nanti kau membuangnya dijalan.” Sahut Sato cepat.”karena akan sangat kejam jika membuang sesuatu yang kau buat untuk seseorang. Jadi jika Saeko-chan bisa melakukannya itu akan membantuku” kata sato sedih dan memberikan coklatnya pada Saeko.
Saeko menerimanya dan pergi meningalkan sato.


Setelah itu hidup Sato jadi berantakan. Setelah lulus sekolah ia hanya menghabiskannya dengan tidur. Ayahnya coba membangunkannya untuk membantu bekerja di toko roti.
Sota mendengar ayahnya berteriak membangunkannya dari lantai bawah tempat toko rotinya berada. Ia masih malas-malasan tiduran di kamarnya.


“sota-kun..” tiba-tiba ia mendengar suara Saeko yang sangat dikenalinya. Ia melihat peri Saeko sedang terbang diatas kotak coklat Bonheur pemberian Saeko padanya waktu itu.
“didunia ini aku paling suka coklat Bonheur” tiba-tiba peri itu menghilang. 


Ayah Sato sedang membuat telur dadar sedangkan adiknya, matsuri sedang asyik sms-an. Matsuri melihat kakaknya turun dari  kamarnya.


“ohh onii-chan sudah bangun” seru adiknya keheranan kakaknya sudah bangun.
“emang kenapa jika terbangun dijam segini” sahut ayahnya sambil masih sibuk masak.

“aku akan pergi ke paris sebentar” sahut Sato santai dan datar tanpa menoleh pada ayah yang sedang sibuk memasak dan matsuri yang sibuk menulis sms.
Sota membuka pintu rumahnya dan keluar.

“ya sampai jumpa lagi” sahut matsuri masih menatap layar HPnya. 
 

 
Saat ayah dan matsuri mendengar pintu tertutup, mereka baru menyadari ucapan Sato.
“ke paris??? Dia bilang ke paris kan??” Tanya ayah pada matsuri tertkejut.

“iya dia bilang paris” keduanya terbengong ditinggalkan Sato.
Mereka tak menyangka Sato pergi begitu saja tanpa persiapan, tanpa membawa uang yang banyak dan langsung pergi ke Paris. 
  





5 komentar:

  1. Halo, saya penggemar dorama jepang, salam kenal,
    Bingung mau nebak, gimana endingnya,
    tapi tetap penasaran soalnya ada ishihara satomi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haiii.. met datang n baca sinop.. arigatou sdh mo baca.. ^_^

      Hapus
  2. seneng sekali liat blog nya onnie...makasih deh sinop dorama nya,,selalu ku tunggu, jarang bgt sinop dorama

    BalasHapus
  3. hae,,,,, watasi wa dian densu
    salam kenal

    BalasHapus