Minggu, 25 September 2016

Wolf Girl & Black Prince - Part 1

Cewek Serigala dan Pangeran Iblis



“Kehidupan masa SMA semua ditentukan oleh langkah pertama kita. Walaupun kamu ingin masuk dalam lingkaran pergaulan atau tidak… Itulah masalahnya. ”

Erika bertekad untuk mendapatkan teman sebanyak mungkin di SMAny. Ia tidak lagi satu sekolahan dengan Sahabatnya. Ayumi Sanda, jadi ia tidak mau kesepian di sekolahnya. Ia belajar mengenai teman-teman cewek dikelasnya dan Erika tertarik untuk bergabung dengan cewek-cewek yang cantik dan yang dilihatnya  keren dikelasnya. Mereka selalu membahas tentang pacar-pacar mereka dan kehidupan percintaannya.

Seperti saat istirahat saat merekaberlima, bersama-sama berjalan ke keluar kelasnya.
“Kali ini pacarku tiba-tiba bilang dia ingin mengikat tanganku selama berhubungan seks.” Ucap salah satu temannya yang bernama  Marin Tachibana
“Apa kau mau?”tanya teman-temannya

“Tentu saja tidak! Itu disebut "Mood Pembunuh" jawab Marin
“eh Dia benar-benar begitu?  Serius?”
“Ya.”

“Anak laki-laki  menjadi bodoh ketika mereka tiba-tiba meniru apa yang ada di video porno” celetuk Tezuka
“ Aku juga tahu itu”
“ Aku benarkan?”
“Tapi pacarku dewasa dan tidak meniru hal kekanak-kanankan begitu.” Ucap teman Erika satunya.

“ Bukankah itu artinya akhir bagimu ?” ucap Tezuka
“ Apa? Apa benar begitu?” gadis itu jadi khawatir.

“Yah, pacarku malah bilang kalau kami harus kencan dengan berkendara bersama. Kami akan pergi ke Hotel Roponggi dan makan malam disana” ucap cewek satunya lagi.
“Tunggu, Darimana kau mengambil langkah seperti ini?” tanya Marin
“Kau tidak memikirkan tentang ini?”
“Cuma kau yang mikir gitu!”

“ehh..Buang-buang waktu! Akan bagus jika kau berfikir untuk mencobanya. Itu mungkin akan lebih merangsang dari sebelumnya” ucap Erika yang dari tadi hanya mendengarkan teman-temannya berbicara.
Semua langsung menoleh memperhatikan Erika.

“Apa? Erika, Kau sudah melakukannya?” tanya Marin
“Apa pacarmu itu tipe "Maniak"?” tanya Tezuka

“Yah sebenarnya, aku pikir ini mustahil bagiku tapi... Aku pikir akan lebih baik jika jadi yang pertama dan terakhir, tapi...” Erika tidak melanjutkan ucapannya. Ia memperhatikan teman-temannya yang sepertinya tidak mempercayai ucapannya.

“Jika hal seperti itu, bukankah artinya kau harus mengimbanginya juga?” tanya Tezuka

Tiba-tiba telpon Erika berbunyi.
“Ah, ada telpon dari darling-ku. Maaf ya aku pergi dulu~~~ Hallo, darling~?” pamit Erika berjalan meninggalkan teman-temannya.



Erika segera berlari ke tempat kamar mandi sekolah untuk menerima telponnya.
“Siapa yang kau panggil "darling"?!” seru Ayumi dari ujung telpon sana saat Erika menekan tombol terima telpon masuk itu.

“Lagi-lagi kamu memintaku untuk pura-pura jadi pacarmu. Apa kau tidak tahu tidak boleh menggunakan HP selama sekolah berlangsung?” gerutu Ayumi
“Maaf, Sanchan! Aku benar-benar berhutang padamu!” ucap Erika meminta maaf

“Beneran deh, ngapain kamu bohong soal pacar segala?” omel ayumi
“Kau tahukan cewek-cewek di kelompokku membicarakan soal pacar mereka terus” jawab Erika.

“Aku kasih tahu ya, itu bukan alasan kau tidak bilang ke mereka kalau kau tidak berpengalaman soal cinta'kan?” tegur Ayumi!”
“ehmmmm.. “Erika mau menjawab saat ia mendengar suara cewek yang sedang berbicara menuju kamar mandi  itu.
“Maaf, Sanchan!” Erika lalu menutup telponnya dan masuk ke salah satu ruang toilet.

 “Tapi tidak ada alasan kau mengaku jadi "Budak Sek" kan?” ucap seorang gadis yang Erika kenal suaranya. Dia adalah Tezuka teman satu kelasnya. “Aku yakiin dia bohong”
“Siapa?” tanya Marin
“Erika.”

“Aku juga berfikir gitu!Tentang pacarnya itu kan?” tanya marin
“Yup, kau benar. Aku punya perasaan kalau dia itu telmi” kata Tezuka berdiri di depan kaca rias ruangan itu.

“Kita bahkan belum melihat wajah pacarnya sama sekali” ucap Marin
“Kau juga?” tanya Tezuka
“iya..Aku bilang kalau mau melihat foto pacarnya tapi dia bilang tidak punya jadi aku berfikir begitu” jawab marin

“Aku juga bilang mau lihat dan dia selalu mengganti topik.”
“Meski tadi dia menerima telpon dari darlingnya, ekspresi mukanya tidak menunjukkan kalau pacarnya yang menelpon.”

Mia menghela nafas panjang begitu mendengar percakapan teman-temannya yang sudah meragukan omongannya itu.


 Pulang sekolah Erika dan Ayumi pulang bersama. Mereka pergi ke sebuah teman makan.
“Kenapa kau tidak jujur saja kalau semua itu bohong?” ucap Ayumi

“Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin! Karena semua siswa dikelasku sudah punya kelompok masing-masing. Tidak ada kemungkinan aku bisa masuk kelompok yang lain.” Jawab Erika
“Tapi kenapa kau bisa bertahan dengan cewek-cewek itu ?” tanya Ayumi
“Yah, itu karena disekitarku sudah tidak ada yang bisa aku ajak bicara” jawab Erika

Ayumi mendengus kesal

“Baiklah, aku tahu itu! Kenyataannya aku sangat bodoh. Tapi jika ingat masa SMP, dimana kau tidak bersamaku. Dimana kehidupan sma yang aku pilih tidak pernah cocok denganku” ucap Erika

“Lalu apa yang akan kau lakukan?” tanya Ayumi
“Untuk sementara... Aku rasa aku harus mengambil foto cowok sebagai pacarku atau sesuatu..ya kan?” jawab Erika mengambil gelasnya dan meneguk minumannya.

Erika mendengar percakapan cewek-cewek yang ada ditempat makan itu sedang berbicara.
“Lihat. Bukankah laki-laki itu Cowok Ganteng”
“Kau benar!”
“Dia bener-bener Cogan bangetz!”
“Dia seperti selebriti!”
“Aku mau dia jadi pacarku!”
“Demi Dewa! Dia sangat bener-bener cogan!”
“Aku juga mau dia jadi pacarku. Mau bangetz!”
“Dia cogan kece!”
“Kamu mau pilih yang mana?
“Keren bangetz!”

Erika melihat keluar tempat makan mereka dan ia melihat 2 cowok yang sedang dibicarakan para gadis itu. 2 orang cowok itu memang cowok yang ganteng banget. Erika langsung menemukan ide dan ia buru-buru mengambil tasnya dan keluar ruangan.
Ayumi kaget melihat temannya yang kayak kesetanan itu “Heh? Erika! Tung---!”
Ayumi juga ikut keluar mengejar Erika.



“Kau mau kemana?” tanya Ayumi tapi begitu melihat Erika membuntuti 2 cowok ganteng itu, Ayumi langsung bisa menebaknya.”Kau pasti bercanda'kan?”

Erika tidak menjawabnya dan terus membuntuti cogan tadi. Saat 2 cogan itu berbalik memperhatikan pemandangan pertokoan,  Erika & Ayumi langsung berbalik dan bergalak sedang memperhatikan sekitarnya.
Tapi begitu 2 cowok itu berjalan lagi keduanya lalu mengikutinya.

Beberapa kali 2 cogan itu berhenti untuk melihat-lihat sekitarnya jadi Erika dan ayumi juga berpura-pura tidak memperhatikan keduanya.


Erika yang sudah tidak sabar segera berjalan cepat menyusu kedua cogan itu. Ia lalu berhenti didepan salah satu cowok  dan langsung mengarahkan kameranya ke cowok itu. Erika langsung menjepretkan kameranya.  Ayumi juga berlari mengejar Erika dan berdiri di depan 2 cowok itu.

Kedua cowok itu tentu saja terkejut melihat 2 gadis yang menghadang langkah mereka.

Ayumi mencoba mengalihkan pandangan kedua cowok itu dengan berpura-pura melihat sesuatu dilangit.

“Lihat! Apa itu?!”
“Apa?” ucap 2 cowok itu ikut memperhatikan ke langit.

Ayumi segera menarik tangan Erika “Kabur~~~~~~!”
Keduanya langsung berlari secepatnya meninggalkan kedua cowok itu.


Mereka terus berlari sampai jauh dan kehabisan nafas baru mereka berhenti.

“Apa yang kau lakukan?! Kau bodoh..!” seru Ayumi kesal sambil terengah-engah kehabisan nafas.
Erika menatap foto cowok yang sudah diambilnya tadi “Dan dengan ini, .. AKU DAPAT PACAR!” ucap Erika sambil memperlihatkannya pada Ayumi.
“Ini pasti berhasil” ucap Ayumi memperhatikan foto cowok itu.
Wajah Erika langsung terlihat cerah. “Yatta~~!”


Esok harinya Erika dengan bangga memperlihatkan foto cowok itu pada teman-temannya.

“Tapi serius. Ini pacarmu?”
“Bukankah dia cogan bangetz yah?” puji teman-temannya.

“Aku benar-benar dapat masalah besar ketika minta fotonya! Dia benci difoto soalnya.” Ucap Erika berbohong.

“Tapi sepertinya aku pernah melihatnya deh” ucap salah satu cewek.
“Dimana?”
“Apa dia model?”
“Tidak, tidak, tidak mungkin. Mustahil.” Jawab Erika

“Eh? “ tiba-tiba Tezuka berhasil mengingat wajah cowok itu.
“Apa? Kenapa?”

“Bukankah dia Sata Kyoya dari kelas 8?!” ucap Tezuka
“Kau benar!” seru cewek satunya.
“Coba lihat?
“Lihat ini!”
“Kelas 8! Demi dewa! Ini hebat!” teman-teman Erika langsung berlari keluar kelas untuk ke kelas 8 tempat Sata berada.

Erika langsung panic dan mengejar teman-temannya.
“Oh, hei! Tung---! Kalian tidak bisa kesana gitu aja!” seru Erika mengejar teman-temannya.
Mereka terus berlari menuruni tangga dan menyebrangi jembatan penyebrangan ke gedung lainnya.


“Teman-teman. Berhenti disana! Serius! Ini bukan ide bagus! Serius ini bukan ide bagus! Nanti dia bisa marah padaku!” seru Erika mengejar teman-temannya dengan panic.

“Tapi tahu kalau ada cogan di kelas 8, aku yakin semua orang akan berkumpul untuknya.”
“Tentu saja, dia punya wajah yang tidak bisa dilupakan siapapun!”
“Kau benar sekali!”
“Hei! Gawat!” ucap Erika saat mereka sampai didepan kelas 8 dan masuk ke kelas itu.
“Kyoya-kun! Sata-kun!Dimana kau~?” seru cewek cewek itu memanggil sata-kun dipintu masuk kelas.

Dari arah belakang mereka sebenarnya sata-kun sedang mau masuk kelasnya.

“Hei! Apa yang kalian lakukan dikelasku?” tegur Sata-kun.
Semua langsung  menoleh dan memperhatikan Sata “woaaaahh..”


Erika melihat Sata dengan takut dan Sata langsung mengenali wajah Erika.
“Ah! kau kan penguntit kemaren” ucap sata.
Erika panic dan tertawa-tawa  “Ah ya, kau benar. kau benar. kemarin. kemarin ya” ucapnya sambil menarik tangan Sata untuk mengikutinya “Dah!” Erika melambai pada teman-teman yang sedang memperhatikannya dengan curiga.

Erika mendorong tubuh Sata dengan kuat agar meninggalkan tempat itu. Sata hanya kebingungan tubuhnya didorong-dorong  Erika.
“Ya, ayo pergi. tentang kemarin ya kau benar. kemarin itu!Ini soal kemarin! Kemarin, kemarin”


Erika membawa Sata sampai ke tempat kolam renang sekolah.
“Apa?”tanya Sata tak mengerti kenapa apa yang akan dibicarakan Erika padanya.
“Aku--aku minta maaf tiba-tiba melakukan ini padamu.” Ucap Erika
Sata sok ramah dan tersenyum penuh pengertian. “Pasti ada alasannya kan? Jika boleh, kau bisa cerita padaku.”

“Tidak.Maksudku, umm...” Erika sedikit ragu tapi ia tidak bisa menghindarinya lagi. Dari pada ketauan teman-temannya, ia punya harapan Sata akan memahaminya. Dan Erika menceritakan hal yang sebenarnya pada Sata.



“Begitu rupanya. Dari penjelasanmu aku mengerti inti masalahnya.” Ucap Sata santai.

“Maafkan aku.” Ucap Erika pasrah
“Boleh saja.” Ucap Sata
Erika terkejut “heih?”
“Dengan kata lain... Aku hanya perlu berpura-pura jadi pacarmu kan?” ucap sata

“Ka-kau tidak masalah dengan itu?” tanya Erika heran, sata begitu mudah menyetujuinya.
“Ya” jawab Sata

Wajah Erika langsung berseri-seri dan membungkuk didepan sata “Terimakasih banyak!”

“Kalau gitu... Aku ingin kau berputar tiga kali, berikan tanganmu dan menggonggonglah.” Perintah Sata dingin.

“Ehhh?” Erika menatap Sata kebingungan
“Bukan "ehh"... Apa kau kira aku mau berperan hal merepotkan tanpa imbalan apa-apa?Jika kau mau aku berpura-pura melakukan hal yang tidak merepotkan ini,Kau harus menjadi anjingku.”



“An-anjingku?” tanya Erika masih bingung
“Apa kau tahu? Aku sebenarnya menyukai anjing. Mereka benar-benar imut banget . Jika kau meminta mereka menunggu, mereka akan menunggu berapa lamapun. Sedingin apapun kau pada mereka, dan sebanyak apapun airmata memenuhi mata hitam mereka, Mereka melakukan apapun yang tuannya suruh. Tatapan mereka benar-benar meluluhkan hatiku. Oh, tapi jika kau tidak mau ya tidak apa-apa. Maafkan aku jika aku meminta hal aneh dengan mulutku. Nona Gadis Serigala” ucap Sata

Erika mau menolak kemauan Sata tapi saat ia teringat kebohongannya dan membayangkan klo teman-temannya sampai Tau, Erika langsung memutuskan mengikuti keinginan Sata.

Ia menaruh kedua tangannya didepan dadanya dan berputar seperti meniru gaya anjing. Didepan
Ia lalu berhenti didepan sata mengulurkan tangannya “whufff”

Sata tersenyum dingin dan memegang tangan Erika.
“Ini terlalu buruk karena kau bodoh. Tapi aku rasa ini bagus untuk menghabiskan waktuku” ucap Sata

“Menghabiskan waktu?”
Sata menepuk kepala Erika pelan “Aku akan berkencan denganmu, Poochie.”
Sata lalu berjalan pergi.



Malam harinya Erika pergi ke rumah Ayumi dan menceritakan semuanya.
“oh Begitu. Jadi dia itu tipe pria sadis ya? Aku tidak berfikir begitu melihat penampilan luarnya.” Ucap Ayumi

“ Itulah bagaimana dia menyembunyikan dari orang sekitarnya! Dia benar-benar yang terburuk!” gerutu Erika

“Kau bilang begitu? Tapi, bukankah kau harus berterimakasih padanya! Bahkan jika dia pangeran iblis yang sadis, dia masih mau berkencan denganmu” ucap Ayumi

“Aku tahu. Aku sangat bersyukur! Aku sangat bersyukur banget!” sahut Erika

“Tapi kenapa kau mau menuruti permintaannya? Aku menjadikan dirikku bukan sebagai manusia!”  gerutu Erika laggi
“Bahkan meski kau punya pilihan...”
“Aku tahu, tapi...”
“Apa boleh buat'kan? Kau tidka punya pilihan lain. Sesuatu yang baik akan terjadi.”

“San-chan... Bukankah kau akan senang jika bisa memamerkan pacarmu?” tanya Erika
“Kau ketahuan ya?”

“GEEZZ~!”



Disekolah saat istirahat Erika menerima chat dari Sata.
“Pergi ke Kantin. Belikan aku minum. Cepetan!!”
Erika tertunduk lemah.
“Hei, Erika. Kau mau makan apa?” tanya Tezuka
“Aku mendapat telpon dari darling. Aku pergi duluan!” pamit Erika cepat-cepat pergi meninggalkan temannya.

Mereka heran melihat sikap Erika yang berubah pada mereka “Ada apa dengannya? Sejak dia mengatakan siapa pacarnya, dia jadi begitu sama kita.” Ucap Tezuka
“Tetap saja, kenapa? Kenapa cogan No.1 disekolah memilih Erika?” sahut Marin curiga. Tiba-tiba sesuatu terlintas dipikirannya dan pikiran Tezuka lalu mereka mengajak temannya lain untuk ikut dengan mereka.


Erika membelikan minuman untuk Sata sebelum ia pergi ke kantin dan dengan secepatnya ia berlari ke kantin sekolah. Erika mencari Sata dan menemukan cowok itu sudah menunggunya.
“Kau telat. kau membuatku menunggu.Kau pikir kau siapa?” omel Sata yang kesal karena menunggu Erika.

“Maaf.” Ucap Erika terengah-engah duduk dikursi depan Sata.
Cowok itu mengambil salah satu minuman yang dibawa Erika.
“Hey, Itu punya---.” Minuman itu harusnya untuk dirinya tapi Erika tidak berani membantah Sata
“Apa? Kau bilang apa?” ucap Sata
“Tidak ada.” Jawab Erika mengambil minuman soda kalengan yang tadi juga dibelinya. “ItadTezukamase.”
Erika membuka tutup kaleng soda itu dan tentu saja langsung airnya muncrat dari kaleng karena tadi dibawanya lari.
Semua orang yang ada dikantin langsung memperhatikan kea rah Erika dengan sinis. Erika mencari lap atau tisu dan melap meja dan tangannya yang kena air soda itu.

Sata melihatnya sinis “Geezz...kau pasti melakukannya dengan sengaja’
“Apa?”


Tezuka, Marin dan satu temannya datang ke mejanya mereka sambil membawa makanannya. “Oh, itukan Erika dan pacarnya!”
Tanpa permisi mereka langsung duduk di satu meja itu.
“Kenapa tiba-tiba makan siang bareng? Kalian tidak pernah makan bareng.” Tanya Marin
“Kami menyembunyikannya selama ini dan sekarang ketahuan” jawab Erika.

Sata memperhatikan Erika dan teman-temannya.
“Teman-temanmu?” tanya Sata
“Ya, mereka teman sekelasku.” Jawab Erika “Marin, Tezuka , dan Nanase. Aku sudah mengatakan soal mereka padamu'kan?”

Sata baru paham klo 3 cewek ini alasan Erika berbohong klo punya pacar “Oh, "Mereka?"”
“Mereka? Oh, iya, mereka.” Jawab Erika memberi kode pada Sata.

Sata menoleh pada 3 cewek itu “Senang mengenal kalian. Aku Sata Kyoya.Terimakasih sudah baik pada Erika.” Ucapnya ramah pada mereka

“Ah~Kata-kata yang indah~~~ Apa begini rasanya melihat senyum pangeran?” puji Marin
“Cogan yang keren banget ya? Membuatku ingin menyembunyikannya juga.” Sindir Tezuka
Erika mengangguk “Ya, ya, benar. “


“Hei, hei~ Pangeran Sata~! Apa benar kau suka "Main ikat-ikatan"?” tanya Marin pada Sata tentang kebohongan Erika yang pernah bilang klo Sata itu suka mengingat dirinya klo sedang melakukan hubungan sex.
Nanase menyenggol temannya itu “Kau menanyakannya sekarang?”

“apa?” Sata bingung dengan maksud Marin
“Erika bilang pada kami Kau suka mengikatnya dan punya "Barang-barang ero". Benar'kan?” tanya Tezuka dengan suara yang agak keras jadi semua yang mejanya disekitar mereka ikut mendengarnya. Mereka terkejut mendengar ucapanTezuka itu.
  
“Sata-kun, bahkan meski kau terlihat seperti pangeran dari luar... Kau benar-benar Hentai'kan? Apa kalian suka "Main"?” tanya Marin
Erika jadi malu teman-temannya membicarakan hal itu dengan keras dan didengar yang lainnya. Yang tentu saja mempermalukan dirinya dan Sata.
“Tidak! Umm, Pembicaraan tentang---!” Erika berdiri mencoba menghentikan pembicaraan itu.


Sata tiba-tiba berdiri dan berjalan mendekati marin
“Kau benar, Aku pikir aku menyukainya. Membungkam lelucon konyol dari mulut berisikmu.  Akan lebih bagus lagi jika kau tidak bisa bergerak . au mencobanya?” ucap Sata sadis sambil mencengkram dagu Marin dan membuat gadis itu tidak bisa bersuara.

Marin menggelengkan kepalanya sedikit takut dan Sata lalu melepaskan pegangan tangannya. Saat menoleh sekelilingnya pada teman-temannya yang sedang memperhatikan mereka.
“Maaf mengganggu kalian waktu kalian makan” sata berbalik dan berjalan pergi  “Erika, ayo pergi..”

Erika masih berdiri mematung saking malunya dilihat teman-temannya. Sata berbalik dan menarik tangan Erika.


 Sata terus menarik tangan Erika sampai mereka dihalaman sekolah yang jauh dari kantin.
“Aku rasa disini sudah aman.” Ucap Sata melepaskan pegangan tangannya.

“Maafkan aku. Karena aku, kau jadi seorang mesum” ucap Erika tertunduk merasa bersalah.

“Heleh, peduli amat soal aku.” Sahut Sata
“Tapi banyak yang nonton.” Ucap Erika

Sata menunduk dan menempelkan telunjuknya dikepala Erika “Sudah diamlah… kau pacarku. Kau sebaiknya diam saja ketika aku melindungimu. Bukan "Sata-kun," Tapi "Kyoya," ok?”

“Ok. Aku mengerti.” Jawab Erika

“Yah, aku rasa sekarang kau berhutang padaku.” Ucap Sata dan meninggalkan Erika.



Saat pelajaran sudah selesai dan beberapa sudah pulang, Erika masih didalam kelasnya. Seorang cowok dari kelasnya yang bernama Yuu Kusakabe berjalan mendekati Erika untuk menanyakan pekerjaannya. Cowok itu dikenal sebagai cowok yang pendiam dank utu buku. Ia memakai kacamata dan dia tidak punya banyak teman.

“Shinohara-san... Apa kau pikir ini sudah bagus?” tanya cowok itu mendekatkan bukunya pada Erika.
Erika lalu melihat buku yang diperlihatkan padanya itu.

“Erika.” Panggil Sata dari pintu kelas.
Erika terkejut dan terlojak berdiri dari kursinya “Ya!”
Dan buku yang dibawa cowok itupun terjatuh gara-gara Erika.
“Maaf!” ucap Erika.

“Tidak apa-apa. Aku sudah mengambilnya kok.” Ucap Kusakabe-kun mengambil lagi bukunya.

“Ayo kita pulang.” Seru Sata lagi.
Erika masih merasa bersalah pada cowok itu.
“Oh, pergilah. Aku akan memberikannya sendirian pada guru.” Ucap Kusakabe

“Terimakasih Kusakabe-kun. Maaf ya. Sampai jumpa besok!” pamit Erika dan mengambil tasnya lalu berjalan mendekati Sata.

Kusakabe terus memperhatikan keduanyanya yang berjalan pergi.



Erika dan Sata berjalan keluar kelas berjalan sampai halaman sekolahan dan baru menyadari ternyata sedang turun hujan yang sangat lebat.

“Bohong nih. Mereka bilang tidak akan hujan.” Gerutu Erika
Sata mengambil paying yang sudah ada ditasnya. Sata lalu membuka payungnya “Ayo.” Ajaknya pada Erika untuk sepayung berdua.

“Terimakasih.” Ucap Erika sedikit terharu sebentar sebelum ia mendengar ucapan Sata selanjutnya.

“Hah? Kau yang pegang.” Perintahnya pada Erika
Erika lalu mengambil paying dari tangan Sata dan memayungi cowok itu. lalu mereka berjalan pulang.
“Hei, Aku basah nih, agak kesini dong payungnya” gerutu Sata sedikit cerewet.
“Aku juga basah nih” jawab Erika.

“Oh, Benarkah? Aku sih nggak masalah, bisa aku bongkar kapanpun rahasiamu. Hei, Condongkan dikit ke arahku” ancam sata lagi

“Baiklah” jawab Erika pasrah.


Tiba-tiba sata ,menghentikan langkahnya dan memperhatikan Erika “Lari yuk!” tanpa menunggu jawaban dari Erika, sata langsung berlari ditengah guyuran hujan.
Erika terkejut “Hei! Tung--gu dulu!” seru Erika mengejar Sata.
Mereka berdua berlarian ditengah hujan dan Sata berlari jauh didepan Erika. Sata berbelok ke sebuah café dan Erika mengikutinya.

Sata menunggu Erika didepan café itu dan melihat Erika yang kecapean dan sedikit basah “Anjing juga perlu lari-lari juga.” Sindir Sata.
Sata membuka pintu masuk café dan segera masuk kedalam.


Sata melihat sahabatnya sedang duduk santai di sebuah sofa karena café nampaknya sedang sep karena hujan.
“Hei, Takeru.” Sapa Sata pada temannya itu
“Hei. Selamat datang!” jawab Takeru Hibiya.

“Paman mana?” tanya sata
“Dia sedang belanja.”jawab Takeru memperhatikan Sata yang basah kuyup. “Kau kenapa? Basah kuyup gitu.”
Takeru lalu melihat Erika yang ikut masuk.

“Apa dia kenalanmu?” tanya Takeru pada Sata.
“Ya.” Jawab sata sambil mengambil minum.

“Mungkinkah dia pacarmu?”
“Uhh, tidak, tidak, tidak!” jawab Erika cepat mendekati kedua cowok itu.

“Ini gawat. Pacarmu juga basah.” Ucap Takeru masuk kedalam untuk mengambil handuk.


“Temanmu?” tanya Erika pada Sata
“Oh, Takeru? Sejak SMP.” Jawab sata singkat.

Takeru keluar dan membawa 2 buah handuk dan mengulurkannya pada sata.
“Ini mengejutkan, kalau kau akan membawa pacarmu ke tokoku.”
Takeru mengulurkan satu lagi pada Erika.
“Cowok ini tidak ada imut-imutnya ketika membicarakan hal yang tidak masuk akal kan?Yah, aku rasa itulah sisi menarik darinya.”  Sindir Takeru sambil memperhatikan Erika.

“Kau berisik. Kau sedang bekerja sekarang jadi diam dan bekerjalah.” Semprot sata pada temannya itu
“Sampai pelanggan datang, aku akan melakukan pekerjaanku” jawab takeru santai sambil berjalan mengambil apron dan memakainya.
“Kau mirip sekali dengan ayahmu ya?” gerutu sata.

Erika tertawa pelan mendengar percakapan keduanya. Sata langsung menoleh kesal pada Erika.
“Apa?”
“Tidak ada. Hanya saja kalian seperti sudah lama bersama.” Ucap Erika.

“Sebenarnya kedua orang tua cowok ini bercerai lalu ibu dan kakaknya tinggal di Kobe Dia tinggal dengan ayahnya tapi karena ayahnya selalu bekerja, dia jadi selalu sendirian. Dia sering kemari kalau mau makan.” Ucap Takeru
“Jangan santai begitu membocorkan rahasiaku” protes sata.

Pintu masuk terbuka dan seorang pelanggan masuk ke café itu. Takeru segera menyambut tamunya itu.


Erika memperhatikan Takeru yang sedang melayani tamunya saat Sata berbicara dengannya.

“Ambil payungku dan pulanglah!” ucap sata
“apa?”
“Aku bilang kau jelek, jadi cepat pergilah!” seru sata
Erika langsung memanyunkan bibirnya dan pergi. Erika pulang dengan membawa payung sata dan ia teringat ucapan Takeru yang mengiranya pacar Sata. Erika tersenyum  dan bergumam senang “Pacar...”


Sampai dirumahnya Erika menceritakan semua pada Ayumi. Termasu apa yang terjadi dikantin sekolah tadi.
“Tetap saja, bukankah kau terlalu masokisme?”
*Masokisme: Rasa senang karena disakiti secara fisik yang ditimbulkan dari dirinya sendiri atau pasangan seksualnya.

“Kenapa kau bilang begitu?” protes Erika
“Energiku akan habis jika terus-terusan begitu. Bukankah kau yang bilang? Kalau tidak ada pilihan lain.”

“Iya sih tapi..  Aku butuh bantuan”
“Ya. Kenapa kau tidak mencari pacar sungguhan jadi kau bisa putus dengan pangeran iblis itu. Apa dikelasmu tidak ada yang kau suka?” tanya Ayumi

“Jangan mengatakan hal yang sudah jelas. Jika ada yang aku suka, aku seharusnya menjadikannya pilihan pertama.” Sahut Erika.

“Benarkah? Mungkin saja ada seseorang didekatmu tapi kamu tidak memperhatikannya. Sekolahmu beda denganku dimana semua cewek akan membanggakan pacarnya. Kenapa kau tidak mulai dengan memikirkan cowok dalam romance?”

“Cowok dalam romance?” gumam Erika.
  


Pagi hari disekolah saat Erika sedang piket membersihkan kelasnya, 3 orang gadis mendatanginya. Mereka bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Erika lalu mengikuti mereka sampai ditempat yang sepi mereka berhenti.

“Kami dengar kamu pacaran dengan Sata-kun. Apa itu benar?” tanya seorang dari mereka
“Yah...” jawab Erika.

“Tidak bisa dipercaya. Bagaimana bisa itu terjadi?’
“mungkin Aku hanya terbawa arus?” jawab Erika

Ketiganya menatap Erika kesal.
“Sata-kun itu idolanya siapapun. Jika seseorang meletakkan tangan padanya... Sudah peraturan kau harus menunjukkan kemampuanmu.” Ucap seorang gadis dengan ketusnya.

Erika mulai ketakutan melihat ketiga gadis yang mengerumuninya “Ah, Tapi apa boleh buat ,aku---“
“Apa? Apa katamu?”
“Kalian, hentikan!” seru seorang cowok yang dari tadi melihat kejadian itu.
Ketiga cewek itu mengenalli cowok yang sebenarnya nggak kalah popular sama Sata. Dia adalah Nozomi Kamiya.
“Kamiya-kun.” Seru tiga cewek itu

“Akan sangat disayangkan jika kalian melakukan hal ini. Selain itu... 3 lawan 1. bukankah itu tidak adil?
“Apa sih? Ini tidak ada kaitannya denganmu, Kamiya-kun.” Protes seorang gadis.

“Meski terlihat seperti ini, aku ini punya rasa keadilan.” Ucap Kamiya

Seorang gadis lalu menyenggol temannya “Hei, aku rasa hari ini sudah cukup.”
“Kau benar. Ayo pergi.”
Mereka berttiga lalu berjalan pergi.


Kamiya memperhatikan Erika .
“Kau baik-baik saja?” tanyanya khawatir
“Um... Terimakasih banyak.” Ucap Erika membungkukkan badannya didepan cowok itu.

“Aku melihatmu dalam masalah jadi aku bantu” ucap kamiya.
“dahhh…” pamit Erika berjalan pergi tapi kamiya memegang tangannya. Erika terkejut memperhatikan cowok itu.
“Tapi bercanda…. Sebenarnya aku... sudah sejak lama suka padamu Shinohara-san.” Aku cowok itu tiba-tiba pada Erika membuat Erika sampai terbengong tak percaya.

Keduanya lalu bertukar nomer telpon.
Saat Erika sedang duduk di kantin, Kamiya mengirimi chat pada Erika. “ Apa kau luang minggu ini?  Jika kau mau, mau pergi kencan denganku?  Ayo bertemu jam 1 di Stasiun Harajuku”


Erika segera mengetik jawaban pada Kamiya. Tanpa ia sadari Sata sedang berdiri dibelakangnya dan melihat Erika yang sedang menulis chat. Sata merebut Hp Erika dan membuat Erika kaget.
“Hei, ada apa denganmu?” protes Erika

Sata melihat siapa yang sedang chat dengan Erika “Kamiya disini itu Kamiya yang dari kelasku ya?” tanya sata.
“Ya, kembalikan padaku.” Jawab Erika dan mencoba merebut Hpnya lagi. Sata menahan dan mendorong kepala Erika dengan tangannya jadi Erika tidak bisa mendekati tubuhnya.

“A-apa hei---! “
Sata terlihat menekan tombil-tombol di Hpnya. “Tung--- Apa?!” Sata lalu melemparkan Hp pada Erika. Erika terkejut saat melihat apa yang sudah diperbuat Sata pada Hpnya. “Kau menghapusnya!”

“Kau tidak boleh mengibaskan ekormu ke laki-laki lain selain aku. Jangan berhubungan dengan Kamiya dan jalan kencan dengannya minggu ini.” Ucap sata dingin dan pergi begitu saja.




“mengibaskan Ekor?” gerutu Erika. Ia lalu mengejar sata.
“Hei... Hei...!” seru Erika berjaan disisi Sata.”Katakan kenapa? Kyoya-kun... kau kan bukan pacarku sesungguhnya, jadi ini tidak dianggap sebagai selingkuh dong .”

“Hah? Apa kau lupa posisimu? Kau anjingku dan aku tuanmu. Kau tidak berhak membantahku.” Ucap Sata dingin. Erika diam dan Sata melanjutkan ucapannya “Oh, tunggu. apa benar begitu? Apa kau ingin aku mengumumkan pada semua orang kalau aku pacar pura-pura mu?” ancam Sata lagi

Erika langsung pasrah mendengar ancaman dari Sata. “Aku mengerti. Aku tidak akan pergi.” Ucapnya lemas.

Sata tersenyum dan menepuk kepala Erika “Bagus. cewek pinter.”
Sata lalu berjalan lebih duu ke tempat jualan roti dikantin dan Erika menyusulnya.

“Oh, Ada pacar Erika. Hai pacar Erika.” Seru Marin dkk begitu meihat Sata tapi kemudian mereka melihat Erika yang berjalan menyusul Sata.
“Hei, Erika!”
“halo!”


 Pada hari minggu ternyata Erika tidak menuruti perintah Sata. Ia pergi kencan dengan Kamiya.
“Hanya bercanda tauk.. Tidak ada alasan bagiku untuk menyerah segampang itu” batin Erika menunggu Kamiya.
Kamiya berlari keci mendekati Erika yang sudah menunggunya. “Maaf ya telat. Erika, kau terlihat cantik.”
“Benarkah? Terimakasih.” Ucap Erika senang dan malu-mallu.
Mereka lalu berjalan-jalan bersama dan mereka mampir ke sebuah café anak muda. Semua yang datang kebanyakan dengan kekasihnya.

Seorang pelayanan membawakan makanan pesannya mereka.
“Kelihatannya enak.” Ucak kamiya.
Erika segera mengambil dompetnya untuk membayar makanannya tapi dicegah oleh kamiya.
“Oh, kau tidak usah.” Kamiya lalu membayar tagihan makan mereka.


“Maafkan aku.” Ucap erika
“Tidak Apa-Apa”
“Terimakasih banyak” ucap Erika.

Mereka lalu menyantap makanan pesanan mereka.
“Apa itu enak?” tanya kamiya
“Ya, enak.” Jawab Erika.


 Kencan mereka alu dilanjutkan ke permainan Bowling. Erika yang tidak bisa bermain bowling lalu di ajari oleh kamiya.

Lalu setelah lelah mereka kembali pergi ke sebuah restaurant . mereka berdua duduk berhadap-hadapan.
“Erika-chan... Apa kau senang?” tanya Kamiya
“Tentu saja. Aku senang.” Jawab Erika.



“Syukurlah. Hei, boleh aku bertanya sesuatu? Kau dan Sata-kun berpacaran kan? “ tanya Kamiya
Erika mengangguk kecil.
“Jadi aku benar ya?” ucap cowok itu dengan kecewa “Aaah... memalukan.. Aku akan merasa sangat bahagia jika bisa jadi pacarmu. Aku akan saingan dengan Sata-kun,Dan aku rasa aku tidak bisa menang sama sekali.”

“Tidak, tidak! Tentu saja, itu..Sebenarnya... Sata-kun bukan pacarku. Itu hanya..yah banyak yang terjadi dan dia jadi pacar pura-puraku lalu..” ucap Erika mengalir begitu saja dari mulutnya.

“Apa itu benar?”
“Ya.”

Tiba-tiba wajah lembut Kamiya berubah menjadi marah “Itulah kenapa aku--- Apa-apaan ini? Jadi kau bukan gadisnya Sata? Aku hanya membuang-buang waktu dan uangku saja. Jika kau bukan gadisnya, ini semua sia-sia. Yah..begitu. Lupakan semua yang terjadi hari ini.” Ucap kamiya berdiri dan mengambil jaketnya dan pergi meninggalkan Erika yang masih kebingungan dengan akhir kencan mereka yang tiba-tiba jadi aneh seperti ini.


Sata tiba-tiba berjalan menghalangi kamiya .”Begitu ya.. Jadi dugaanku benar ya? Kamiya...Caramu lebih rendah dari yang aku kira.” Ucap Sata marah berjalan mendekati Erika yang tertunduk dimejanya.

“Hah? Ingin berkelahi?” tantang kamiya memperhatikan sata.

“Tidak mungkin. Aku sangat tidak suka kekerasan. Ayo, Erika.” Ajaknya pada Erika.

“Jadi tentang apa ini semua?” tanya Erika membuka mulutnya. “Semua hal yang kau katakan padaku...
dan pengakuanmu, itu semua bohong?”

“Tentu saja!” seru Kamiya. Ia menatap Erika dengan tatapan merendahkan Erika “Tunggu, nggak mungkin toh kamu jatuh cinta segampang itu. Aku mengatakan beberapa kata bagus dan kau jatuh cinta padaku. Aku sangat terkejut dan tertawa terbahak jika begitu. Itu akan jadi masalah buatku. Sebegitu putus asanya kau pada cowok se---“ belum selesai kamiya berbicara, sebuah pukulan dari Sata mendarat diwajahnya.



Kamiya menatap sata penuh kemarahan “Bukannya kau bilang tidak suka kekerasan?”
“Memang tapi... Tapi selama gadis ini denganku Akan membuatku sebal jika ada yang menyakitinya.” Jawab Sata.
Ia mengambil cardigan Erika yang tergetak dikursi samping Erika dan menutupkannya ke kepala Erika. Lalu ia mengambil tas Erika dan menjatuhkan ke badan Erika  “Ayo kita pergi”


Mereka lalu berjalan pulang bersama. “Kau benar-benar tidak mendengarkanku ya? Kau benar-benar ingin tampak bodoh huh?”
“Jadi kau sudah tahu niat dari Kamiya sejak awal?” tanya Erika.

“Tentu saja, kau saja mudah ditipu.” Jawab Sata. Erika tiba-tiba teringat klo ia sudah memberitahu kamiya soal hubungan mereka berdua.
“Ah....Aku bilang pada Kamiya kalau kau pacar pura-pura-ku!”
“Yah mau gimana lagi.”
“APa Kamiya-kun akan merahasiakannya ya?” tanya Erika
“Mana aku tahu! Untuk sekarang, aku tidak mau kau membuatku melakukan hal omong kosong ini lagi okay? Lain kali, aku akan melemparmu dari jendela.” Ucap Sata berjalan pelan.

“Padahal aku pikir aku akan menemukan cinta sejatiku.” Gumam Erika pelan tapi terdengar ditelinga Sata.
“Kau memaksa dirimu terlibat dalam asmara kan? Cinta pengalaman itu untukmu masih sebatas halusinasi. Tidak ada artinya jika cinta dipaksakan gitu.” Ucap Sata.


Erika terus menatap wajah Sata dan membuat cowok itu heran

“Apa?”
“Terimakasih... Kau sedang menghiburku kan?Kau mudah sekali ditebak ya” goda Erika

“Hah?!” Sata salah tingkah. Ia berjalan mendekati Erika lalu mencubit pipi kanan kiri Erika dan menahan tangannya disana.
“Apa-apaan dengan ekspresi jelek-mu ini? Kau terlihat seperti itu makanya banyak yang ingin menyerangmu.” Ucap sata
‘Wajahku tidak ada hubungannya dengan itu!” bantah Erika melepaskan cubitan Sata dipipinya sampai terlepas.

Sata menepuk kepala Erika pelan “Sepertinya aku harus melatihmu dari awal.”




BERSAMBUNG PART 2