Kamis, 25 Agustus 2016

Seisei Suruhodo Aishiteru - Ep. 5


Mia didorong seseorang dari atas tangga stasiun sampai ia jatuh terguling-guling. Mia merasakan sakit yang luar biasa disekujur tubuhnya. Ditengah kesadarannya ia melihat sosok Yota yang ada diatas tangga tempatnya berdiri. Yota terlihat ketakutan dan berlari pergi saat mendengar ada langkah orang lain yang datang mendekat. Setelah itu semua gelap dan Mia tidak sadarkan diri.


Dalam pingsannya Mia terbayang ia masih kecil dan cincin yang dipakai terjatuh dan menggelinding entah kemana. Lalu dalam mimpinya gadis kecil jadi dewasa. Saat ia sedang mencari-cari tiba-tiba Kairi datang dan memberikan cincin itu padanya. Lalu memasangkannya padanya.


Mia perlahan membuka matanya. Ia masih tidak begitu tersadar dengan kondisinya. Sebuah tangan besar menyentuh tangannya dengan lembut. Mia menoleh memperhatikan siapa orang yang ada disampingnya. Mia melihat Kairi sedang tertunduk menatapnya cemas. Mia tersenyum melihat Kairi tersenyum lega melihatnya membuka matanya. Mia lalu tertidur lagi.


Mia terbangun lagi dan saat ia menoleh ke tempat kairi berada, ia tidak menemukan pria itu disampingnya. Ia justru menemukan Miyazawa yang memperhatikannya.
“aku lega..”ucap Miyazawa tersenyum memperhatikan Mia yang masih kebingungan memperhatikan sekelilingnya.

“mengapa aku—?“ mia tersadar ia berada dirumah sakit setelah mengedarkan pandangan matanya ke ruangannya.
“kau terjatuh dari tangga dan dibawa kesini” jawab Miyazawa

Mia melihat ke Miyazawa lagi dan dia baru tersadar klo sedari tadi tangan Miyazawa memegangi tangannya. Dengan cepat Mia menarik tangannya.
“mengapa kau disini Miyazawa-san?” tanya Mia

“ehh.. maaf klo aku yang berada disini” ucap Miyazawa yang menyadari siapa yang diharapkan Mia ada disamping gadis itu. “saat aku menghubungimu seorang perawat yang telah menjawabnya dan ia memberitahuku klo ada seorang gadis 25 tahun yang menyedihkan tergeletak di tempat tidur dan tak ada seorangpun yang menjaganya jadi aku datang secepatnya.”

“maaf” ucap Mia lirih
“ya sudah seharusnya, karena kau sudah melakukan ini pada Miyazawa, pria tersibuk diJepang” canda Miyazawa.

“menurutku sepertinya kau tidak begitu sibuk” sahut Mia menyindir
“kau yang bilang ya.. kau yang bilang.. omong-omong sepertinya semangatmu tidak ikut terluka.. aku jadi lega..”ucap Miyazawa.

Hpnya bergetar disaku celananya. Miyazawa menghela nafasnya “baiklah. Miyazawa ini akan pamit sekarang. Jaga dirimu, gadis 25 tahun yang menyedihkan.” Pamit dan goda Miyazawa sambil bangkit berdiri.


“terima kasih banyak” ucap Mia tersenyum
“bye” ucap Miyazawa lalu berbalik membuka pintu.
Tepat saat itu Akari sedang akan masuk ruangan. Jadi begitu dibuka Miyazawa hampir bertabrakan dengan Akari.

“wahhh! Kau menakutkanku!” seru Miyazawa terkejut
“miyazawa-san” Akari juga kaget melihat Miyazawa ada dikamar Mia.
“halo” sapa Miyazawa mengenali Akari dan ia tersenyum melihat kecemasan diwajah Akari. “dia baik-baik saja” ucap Miyazawa berjalan pergi.

Akari segera masuk ke ruangan Mia “mia apa kau baik-baik saja?”
“iya” jawab Mia lemah


Sementara itu chiaki sedang ada di lobby rumah sakit menuju kamar Mia. Saat ia sampai dilorong kamar Mia, chiaki melihat Miyazawa sedang menelpon seseorang dan Miyazawa meminta maaf sampai membungkuk padahal Cuma dari telpon.
Chiaki lalu masuk ke dalam kamar Mia.


“mengapa Miyazawa-san ada disini?” tanya Chiaki
“hanya kebetulan saja. Aku sudah bercerita hal itu juga pada Akari” jawab Mia. Kedua sahabatnya itu mengajukan pertanyaan yang sama padanya kenapa Miyazawa bisa berada bersamanya di rumah sakit.

“chiaki, mia sudah bercerita klo dia didorong dari tangga oleh seseorang” ucap Akari
“seseorang.. siapa orangnya? Mungkinkah dia……” tanya chiaki langsung berpikir siapa pelakunya.

“yah itu terjadi sangat cepat jadi aku tidak bisa tau pasti..” jawab Mia
“apa kau sudah memberitahu Miyoshi-san?” tanya Akari
“aku belum sempat menghubunginya” jawab Mia
“sebaiknya jangan kau lakukan itu” sahut Chiaki.
Mia terkejut. “apa sesuatu telah terjadi?” tanyanya
“Istri Miyoshi-san tampaknya mulai siuman.” Jawab Akari berbicara dengan pelan-pelan takut Mia shock.

“apa?” mia kaget mendengar kabar itu
“dia tak bisa meninggalkan berada disisi istrinya jadi dia memberitahu kami tentangmu melalui Kuno-san, dan meminta kamii untuk menjagamu.” lanjut Akari


Mereka lalu pulang bersama-sama. Mia terus menatap Hp ditangannya yang tidak juga bordering. Ia berharap kairi menghubungi dirinya.
Di luar rumah sakit Yota memperhatikan ketiganya.


Sementara itu dikamar rumah sakit lainnya kairi sedang menunggui istrinya. Wanita itu tiba-tiba kondisinya kristis dan tiba-tiba ia tersadar dari komanya.
Setelah dokter pergi meninggalkan ruangan itu, kairi berjalan mendekati tempat tidur istrinya dan terus duduk disana.



Esok harinya Mia tidak bisa membentuk rasa penasarannya, ia mengirim pesan ke HP kairi tapi tidak ada jawaban dari Pria itu

 “sejak kemarin wakil presiden belum menghubungiku sama sekali. Aku penasaran apakah istrinya sangat butuh perhatian “  gumam Mia pada dirinya sendiri
“senpai.. senpai.. berita besar” seru Saeki heboh. Mia, Takako dan yoshihiro segera mendekati.

“sepertinya istri wakil presiden koma sejak lama” ucap Saeki. Kedua orang disebelah Saeki mengangguk tidak menyadari klo Mia sudah tau hal itu lama.
“dan tampaknya wakil presiden mengunjunginya di rumah sakit setiap hari walau bagaimanapun sibuknya dia. “ ucap Yoshihiro

“dan dengan ajaibnya istrinya terbangun” lanjut saeki
“seperti dramakan ya” ucap takako dan ketiganya tertawa setuju
“ohhh..” gumam  Mia datar

Saeki heran dengan sikap Mia yang datar saja itu “kau sepertinya tidak tersentuh”
“kita harus mengunjunginya bersama hari ini di rumah sakit” ucap yoshihiro
Semua mengangguk setuju termasuk Mia.

“akan sangat mengganggu jika semua kesana. Biar aku yang mewakili kesana” ucap Manager mukai yang tiba-tiba datang. “kurihara, kau pergi bersamaku” ucapnya pada Mia tegas.


Manager mukai dan Mia pergi ke rumah sakit tempat yuka di rawat. Mereka membawakan roti dengan cream berbentuk bunga mawar diatasnya.

Yuka membukanya dan terlihat sangat senang “terima kasih banyak. Ini sangat cantik” ucapnya sambil melihat manager mukai dan mia.

“bagaimana perasaanmu?” tanya manager mukai
“dia stabil namun kekuatan fisiknya melemah, sehingga tampaknya akan memakan waktu lama untuk memeriksa nya.” Ucap kairi menjelaskan.
“oh begitu” ucap manager mukai

Mia yang sedari tadi tertunduk melirik ke Yuka dan wanita itu juga sedang memperhatikannya dan memberikan senyuman pada Mia.

“sepertinya aku masih akan merepotkan lagi” ucap kairi
“wapres, jangan ragu untuk terus berada disisi istri anda.” Jawab Manager mukai
Kairi mengangguk penuh terima kasih.

“entah mengapa saat orang-orang memanggil Kairi, wakil presiden, aku masih belum terbiasa dengan itu. Aku pikir kami  di new York, tapi saat aku terbangun, aku menemukan diriku seperti ini. Aku masih tidak merasa klo ini hal nyata.” Ucap Yuka
Mia memperhatikan Yuka.

“sekarang ingatanmu sedang kacau. Kau tak perlu terlalu keras untuk mengingat-ingat.” Ucap haruka yang sedari tadi mendengarkan.

Mia terkejut mendengar Yuka amnesia.

“tapi kami (saat dulu yang diingat Yuka)  sedang membicarakan untuk memiliki anak segera. Aku meminta maaf kejadian ini Kairi.” Ucap Yuka

Kairi kaget Yuka hanya mengingat saat-saat mereka bahagia sebelum kairi sibuk dengan pekerjaannya. Yuka sepertinya lupa klo mereka sebenarnya waktu itu sudah mau bercerai.
Kairi kaget dan gugup menangapi ucapan Yuka “apa? Ahh tidak….”

“iya benar.. itu sudah cukup baik karena kau sudah tersadar.’ Ucap haruka
“tapi jika aku akan terbangun, lebih baik aku terbangun esok hari saja.” Ucap Yuka
“apa?” tanya haruka tak mengerti kenapa Yuka 

“karena tanggal 6 Agustus adalah Hari ulang tahun kairi kan?bukankah itu akan lebih romantis?” jawab Yuka tersenyum menatap kairi.

Mia kaget dan melirik kairi, ia baru tahu klo Kairi sebentar lagi akan ulang tahun.
“berhentilah membuat lelucon aneh” ucap haruka.
Kairi hanya menghela nafasnya saja.


Malam harinya setelah dari rumah sakit, Mia dan teman-temannya berkumpul seperti biasa di café naoki. Mia menceritakan klo Yuka sudah sadar tapi kehilangan sebagian ingatannya.
“apa? Dia kehilangan ingatannya? Jadi itu berarti klo kairi tidak bisa bercerai kan?” tanya Akari
“aku tidak tahu” jawab Mia
‘oh… “
“mereka dalam perjalanan untuk menyerahkan surat perceraian mereka saat terjadi kecelakaan itu.” ucap mia

“lalu apakah Miyoshi Kairi sudah menghubungimu lagi?” tanya akari lagi
“dia bilang dia nanti akan menghubungiku” jawab Mia

“apa yang kau bicarakan dengan istrinya?” tanya naoki penasaran karena Mia sudah bertemu Yuka dirumah sakit.

“tidak ada hal penting” jawab Mia. “aku malah menemukan klo lusa adalah hari ulang tahun Wapres. Aku tidak tahu sama sekali. Setelah memikirkannya, aku benar-benar tidak tahu apapun tentang wapres. Type darahnya, makanan favoritnya dan semacamnya” Ucap Mia kecewa dengan dirinya sendiri.

“istrinya tahu segalanya” komentar Chiaki santai

“chiaki!” seru Akari terkejut dengan ucapan Chiaki yang tidak pada tempatnya itu.
“itu yang disebut posesif. Kau ingin tahu segalanya tentang dia. Kau tidak akan puas hanya menjadi kekasihnya. Itu berbahaya” ucap naoki mengingatkan.

“itu bisa dimengerti. karena Kau sempat berpikir bahwa ia akan bercerai” ucap Akari
“bercerai.. aku tidak pernah berpikir seperti itu… Aku baik-baik saja jika aku  hanya bisa bersamanya” ucap Mia

“mungkinkah istrinya lupa tentang perceraian itu?aku harap mereka tidak kembali bersama lagi.” ucap Chiaki
“chiaki!” protes akari lagi

“aku percaya pada wapres.” Ucap Mia.



Tiba-tiba punya suara telpon membuat Mia kaget dan buru-buru mengambil Hpnya tapi ternyata Telpon Chiaki yang berbunyi.

Akari melihat Chiaki dengan penasaran siapa yang mengirim pesan pada temannya itu. Chiaki menyadarinya dan melirik Akari.

“jika ada sesuatu yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja.” Sindir Chiaki
“apa? Apa yang kau bicarakan?” bantah Akari kesal.

“kau memikirkannya kan? Tentang aku dan Kuno-san.” Sindir chiaki
“aku tidak tertarik!” bantah Akari

“hei kalian berdua..”tegur mia pada sahabatnya yang saling berbicara ketus itu.
“haruskah aku pergi ke tempat kuno-chi untuk bermalam di malam ini , nggak ya..” ucap chiaki memanas-manasi akari

“lakukan yang kau suka, bahkan lebih baik, mengapa kau tidak tinggal bersamanya saja” ucap Akari emosi.

“tenanglah” ucap Mia pada Akari yang sudah emosi.
“aku akan lebih senang jika kau pergi.” Seru Akari sangat kesal.
“apa yang kau ucapakan” mi akebingungan kedua temannya tidak ada yang mau mengalah.
Chiaki juga marah mendengar ucapan akari yang sepertinya mengusirnya “jangan main-main denganku!” teriak Chiaki

“kau juga!” teriak Akari marah
Orang yang ada ditempat itu memperhatikan kearah mereka karena suara pertengkaran mereka sangat jelas terdengar diruangan itu.

“cukup..cukup..cukup..cukup” seru naoki sambil menyodor-nyodorkan daging bakar yang ditangannya didepan ketiga temannya itu dan membuat ketiganya melihatnya dengan tatapan kaget.


Sampai dirumahnya Mia tetap menunggu telpon dari kairi. Bahkan sampai ia mandi, Hpnya di taruh disebelah bathtubnya. Ia sudah mengirim pesan pada kairi tapi belum dijawab pria itu.
Suara pesan masuk membuat mia bersemangat meraih Hpnya lagi. Ada pesan dari kairi.
“nanti” tulis kairi
“kapan?” gumam Mia kecewa

Kairi sedang sangat sibuk dirumah sakit bersama haruka. Mereka masih berkonsultasi dengan dokter soal kondisi Yuka
“gangguan?” tanya kairi kaget mendengar penjelasan dokter di depannya
“iya… tapi belum menemukan masalah dalam analisa darah dan ct scan otak. Mungkin karena tekanan emosional” jawab dokter
“bisakah ingatannya pulih?” tanya haruka
“karena perubahan lingkungan tiba-tiba, dia dalam kondisi tidak stabil sekarang. saya tidak bisa mengatakan  apa-apa saat ini.” jawab dokternya

Mereka selesai berbicara dengan dokter Yuka.
“untuk saat ini, mengapa kita tidak mengambil gilirannya untuk bermalam di sini? Meski  siang hari seseorang perlu ada disisinya” ucap haruka pada kairi.
“ya” jawab kairi
           

Dirumahnya Mia masih menunggu telpon atau pesan dari kairi tapi pria itu masih tetap tidak menghubunginya. Setiap ada nada telpon Mia selalu menengok Hpnya.

Mia tak bisa tertidur dan menunggu telponnya. Saat sebuah panggilan masuk ke HPnya, Mia segera bangkit dan menerima panggilan di Hpnya itu yang ternyata memang dari kairi.
“halo” sapa Mia cepat
“apa kau masih terbangun?” tanya Kairi
Mia tersenyum “iya”
“maaf sudah menelponmu malam begini”ucap Kairi
“tak apa-apa.. kau tak perlu khawatir untuk menelpon saat memang ada hal yang penting.” Jawab Mia
“aku ingin mendengar suaramu” ucap kairi pelan
Mia tersenyum bahagia hanya dengan mendengar ucapan kairi itu.
“ingatannya.. ingatannya hilang… kau pasti terkejut.” Ucap kairi
“iya”

“menurut dokter, ketika dia mendapatkan kembali kekuatan fisiknya, ingatannya kemungkinan besar akan kembali secara alami. Aku yakin semua akan baik-baik saja (hubungan mereka). Jangan khawatir”

“iya” jawab Mia lagi
“ngomong-ngomong, bagaimana kondisimu?kau jatuh dari tangga kan” tanya kairi
“aku baik-baik saja… aku terpeleset” jawab Mia berbohong agar kairi tidak tau seseorang sudah mendorongnya. Ia tidak mau menambah ke khawatiran kairi lagi.
“maaf.. maaf sudah meninggalkanmu sendirian. “ ucap kairi

“apapun yang terjadi, aku sudah berjanji klo aku akan percaya padamu wapres.”
“terima kasih” ucap kairi tersenyum mendengar jawaban Mia itu “mia…. “ kairi tiba-tiba memanggil namanya membuat Mia kaget “hmm… selamat malam.. sampai jumpa besok”  ucap kairi dan menutup telponnya.

Mia tersadar dari rasa kagetnya “dia memanggilku Mia.. ohh.. tidak…” Mia berguling-guling bahagia diatas tempat tidurnya.



Esok harinya dikantor Tiffany. Mia melihat Kairi baru m asuk ke ruangan kantor. Mia langsung tersenyum saat pandangan mata Kairi terarah padanya.
“wakil presiden apakah istri anda baik-baik saja?” tanya yoshihiro yang langsung menyambut kairi yang baru pertama masuk ke kantor.

“iya.. maaf sudah membuat kalian khawatir aku sudah membuat kalian kesulitan” jawab kairi pada Yoshihiro, Saeki dan takako yang mengerubuninya.

“saya hanya tersentuh setelah mengetahui klo anda dengan setianya berada disisi  istrimu. “
“jika ada yang bisa kamu lakukan untuk anda tolong beritahu kami”

“ya terima kasih” jawab kairi pada anak buahnya yang masih mengerumuninya itu.
Mia bisa mendengar percakapan mereka dari tempat duduknya dan ia jadi tidak nyaman. Mia bangkit berdiri dan beranjak pergi dari tempat duduknya karena dia ada pertemuan lainnya..
Kairi melihat Mia yang pergi menjauh itu. “mia apakah kau akan pergi ke pertemuan dengan Hiro-san?  Aku akan pergi bersamamu“ tanya kairi.

“oh iya” jawab Mia tersenyum.
Mereka berdua lalu pergi meeting bersama dengan Hiro-san saat mereka keluar dari kantor,hiro san  mereka bertemu dengan Miyazawa.

“ohh.. mia-chan” seru miyazawa menyapa Mia
“miyazawa-san..”
Miyazawa kaget melihat kairi bersama dengan Mia “wah dengan wapres tampan ya?” candanya.


Miyazawa memperhatikan kairi “Kau menemani Mia-chan lagi? Seperti kotaran dari ikan mas atau bintang laut” ledeknya
“klo aku itu maka kamu adalah bakteri yang mengelilinginya” jawab kairi kesal
Miyazawa tertawa “oh.. oke.. tapi itu lebih berguna dari kotaran.. benarkan Mia-chan?” ucap miyazawa merangkul Mia dengan akrabnya.

Mia jadi merasa tidak nyaman dan ia menyingkirkan tangan Miyazawa.
“tolong jangan panggil nama depanku” ucap Mia
“mengapa tidak? Bukankah kita makan pagi bersama, kau dan aku , Mia-chan? “ goda Miyazawa dengan sengaja didepan kairi
Mia jadi tambah gugup karena ada kairi yang mendengar ucapan Miyazawa itu “ah tidak.. itu tidak..”

Kairi menatap Miyazawa dengan tatapan kesal.
“ahh kalian berdua akan pergi k e Hiro-san kan?” tanya Miyazawa
“kami baru saja menemuinya” jawab mia

“karenaku sepertinya semua berjalan lancar. “ ucap miyazawa pamer.
“untuk itu terima kasih” ucap Mia

Miyazawa mengacuhkannya dan ia berdiri didepan Kairi dengan sombongnya dan membuat kairi menatapnya kesal.

‘tapi aku bahagia karena kau baik-baik saja karenaku yang sudah menjagamu” ucapnya menyombongkan dirinya lagi “apakah kau mau berterim akasih dengan yakiniku? Info saja, besok malam  aku bebas.”

“tolong hentikan.. bukankah hiro-san menunggumu?” usir Mia . lama-lama dia kesal sendiri liat kelakuan Miyazawa.

“baiklah.. tapi kau harus ,menghubungi ya? Yakiniku… untuk  berterima kasih padaku yang sudah menjagamu.. tidak seperti orang lain.. tolong harus yakiniki..” ucapnya setengah menyindir Kairi.
Miyazawa lalu masuk ke kantor Hiro-san.


Mia hanya bengong memperhatikan tingkah kekanak-kanakan Miyazawa. Saat Mia menoleh ke kairi ternyata pria itu sedang menatapnya curiga.

“oh.. itu hanya kebetulan saja.. dia tinggal bersamaku dirumahsakit.” Ucap Mi amenjelaskan
Kairi kesal dan berjalan pergi. Mia tersenyum melihat kairi cemburu padanya. Ia segera menyusul Kairi “tunggu… hei..” mia menepuk bahunya dan telunjuknya di angkat jadi saat kairi menoleh akan kena jarinya.

Kairi menghentikan langkahnya dan ia menoleh. Ia terkejut saat telunjuk Mia menyentuh pipinya. Mia tertawa puas “apakah kau cemburu?” goda Mia
“berisik.” Gerutu kairi  berjalan pergi.

Mia membuntutinya masih tersenyum-senyum.
“jika aku makan yakiniki,  daripada bersama Miyazawa aku harap aku bisa pergi bersamamu wapres” ucap Mia

Kairi menghentikan langkahnya dan menoleh pada Mia.  “haruskah kita?” ajaknya kairi
Wajah mia langsung berseri “apa? Benarkah?”



Mereka lalu pergi makan ke sebuah restaurant. Mereka memilih ruangan private untuk mereka berdua.

“wow.. sepertinya enak!” seru Mia melihat daging yang sedang dipanggang didepannya. “di restaurant ini kau makan yakiniku dengan soup ini”
“oh benarkah? Sepertinya enak..” ucap kairi.

Tiba-tiba ada panggilan masuk di Hpnya dan kairi buru-buru ijin mi auntuk mengangkatnya.
Setelah beberapa saat kairi masuk lagi .

“maaf  tapi sekarang--”
“rumah sakit kan?” tanya Mia menebak kalimat kairi “ tak apa.. silahkan pergi.”
Kairi menghela nafas “maaf.. aku akan coba mengtur waktu lain kali”
“bagaimana klo besok?” tanya Mia

“besok…?” kairi sedikit berpikir dan membuat Mia tau sepertinya kairi akan menolaknya
“ohh maaf… kau tak bisa ya? Itu hari ultahmu kan?” ucap Mia berpura-pura santai dan melihat ke daging yang sedang dibakarnya.

“ini kunci rumahku” ucap kairi tiba-tiba sambil menyodorkan kunci pada Mia.
Mia sangat kaget sampai ia tak bisa berbicara apa-apa.
“besok mungkin aku akan pulang terlambat. “

Mia tersenyum dan menerima kunci itu “aku akan menunggumu”
“baiklah.. sampai jumpa besok” pamit kairi dan mengambil tas dan jasnya sebelum I apergi.
Mia terus menatap kunci itu dan ia lalu tersenyum bahagia.


Kuno-san sangat terkejut saat ia diberitahu klo Akari sekarang sudah bukan editor novelnya lagi. Kuno langsung menghubungi Akari untuk bertanya hal itu.
“aku minta maaf untuk pemberitahuan mendadak ini tapi.. itu telah diputuskan klo  aku tidak akan lagi  jadi Editormu”

“mengapa begitu?” tanya kuno-san kecewa
“itu keputusan manager editor” jawab akari berbohong.

“tapi novelku akan dibuat serial dan  aku  semakin memerlukanmu. “ ucap Kuno
“aku akan memperkenalkanmu pada orang yang menggantikanku nanti. Selamat tinggal” ucap Akari langsung menutup telponnya.


Kuno sangat kecewa Akari sepertinya sengaja menghindarinya. Ia tau  itu semua karena  hubungan  “friend with benefit”nya dengan Chiaki.

Dari arah belakang Chiaki yang memakai jubah mandi datang dan memeluk Kuno yang masih terdiam kecewa.

“kunocchi” ucap chiaki manja bersandar dibahu kuno.
“masaki-san tidak akan menjadi editorku lagi” ucap kuno pelan.
Chiaki mendengar nada kecewa dari kuno.

“apa kau memberitahunya tentang kita?” tanya kuno
“apakah itu menyulitkanmu? Karena kau sudah tak punya alasan untuk bertemu Akari?” tanya Chiaki. Ia sebenarnya tau kuno tertarik pada Akari tapi Kuno tidak menyadarinya.
Kuno hanya diam. Chiaki melepaskan pelukannya dengan kecewa. ‘aku rasa benar.. kau mengerikan”ucap chiaki

Kuno yang sedang kecewa gara-gara akari jadi kesal mendengar ucapan Chiaki. Ia bangkit berdiri dan menjatuhkan chiaki dengan kasar ke tempat tidurnya.
“siapa yang lebih mengerikan?” ucap Kuno menjatuhkan dirinya diatas  tubuh Chiaki. “kau yang tidak tertarik padaku” lanjutnya menatap Chiaki tajam lalu ia mencium chiaki dengan membabi buta dan merekapun…. ya begitulah.. heheh





Setelah makan menghabiskan makanan yakinikunya, Mia berjalan pulang dengan bahagia.
Ditengah jalan ia melihat sebuah toko fashion dan Mia melihat dasi yang terpasang di manekin.
“ini sepertinya cocok untuknya” gumam Mia melihat dasi itu.
Tepat jam 12 malam, hari ulang  tahun Kairi, Mia sengaja belum tidur karena ia ingin mengucapkan selamat ulang tahun pada pria itu.
Mia menulis ucapannya di pesannya tapi ia membatalkannya. ia ingin mengucapkan langsung pada kairi.


Esok harinya di kantor Mia melihat kairi sedang diruangan manager mukai. Keduanya keluar dan kairi mengambil tasnya dimeja sebelah Mia lalu ia langsung pergi.

“istri wakil presiden kondisinya sedang tidak baik jadi sekarang dia pergi ke rumah sakit.Tolong bantu dalam pekerjaannya” Ucap manager mukai menjelaskan.
“iya” jawab mereka semua.

Mia buru-buru mengejar Kairi. “apakah istrimu baik-baik?”
Kairi menoleh pada Mia lalu melanjutkan langkahnya “maaf  hari ini—“
Ucapan kairi terhenti saat mendengar langkah kaki didepan mereka. 2 orang karyawan berjalan kea rah mereka . Setelah mereka pergi kairi menoleh pada Mia.

“maaf sepertinya aku tidak bisa  hari ini” ucap kairi. Ia sudah berjanji klo hari ini akan bersama dengan Mia tapi tiba-tiba ada berita Yuka kondisinya tidak stabil, kairi memutuskan untuk ke rumah sakit.

“aku mengerti, tak masalah.” Jawab Mia
“maaf, aku nanti akan menghubungimu” ucap kairi lalu buru-buru berlari pergi. Ia cemas dengan kondisi Yuka.


Mia janjian makan siang bersama Miyazawa . Mia akan mentraktir Miyazawa sebagai ucapan terima kasihnya pada pria itu yang sudah membantunya.

“aku senang kau memutuskan untuk berterima kasih padaku (dengan mentraktirnya). Tapi ini makan siang yang biasa. Bagaimana dengan yakiniku di ruangan private? Aku tidak suka Soba (mie) Tokyo. Kuahnya terlalu asin. Kau sudah mentraktirku dengan ceroboh” gerutu Miyazawa menyindir Mia karena ia mintanya ditraktir Yakiniku tapi dapatnya makanan biasa.

Mia terlihat asyik dengan mie yang disantapnya. Ia seperti tak peduli pada Miyazawa yang terus mengerutu didepannya.

“kau tidak mendengarkanku.” Gerutu Miyazawa lagi melihat mia hanya diam menikmati makanannya.

“soba ini enak kok.. kau tidak mau makan?” ucap Mia
“kau mendengarkanku.. kita akhirnya bertemu sendirian dan masih saja ada masalah apa?”
“aku punya banyak pikiran” jawab Mia

“banyak? Kau hanya memikirkan satu hal saja kan?” sindir Miyazawa. Ia tahu siapa yang dipikirkan Mia, kairi!
“itu tidak benar” bantah Mia.
“kau mudah ditebak” ucap Miyazawa
“jangan mengejekku” protes Mia

“tidak.. apapun yang aku katakan, kau sepertinya tidak peduli.”
“Miyazawa-san, ka u terus memancing soal presentasi, itu tak baik untukmu. “ gerutu mia.
Saking kesalnya Mia sampai ia menjatuhkan mienya ke dalam mangkuk kuah mie sampai kuah muncrat kemana-mana bahkan sampai ke Miyazawa yang langsung membersihkan dasinya dengan napkin.

“oh tidak.. maaf.!” Ucap mia menarik dasi miyazawa ke tempatnya dan membersihkannya dengan napkinnya. Otomatis  Miyazawa seperti ke tekik karena dasinya ditarik mia seperti itu.
“permisi.. bisakah aku minta handuk?” tanya Mia pada pelayan restaurant.

“lupakan.. leherku.. leherku.. kau mencekikku..” ucap Miyazawa mencoba menarik dasinya.
 “maaf.. lain kali aku akan membelikanmu yang baru” janji mia
Mia sepertinya sengaja melakukannya karena ia kesal sedari tadi Miyazawa mengeluh dan menyindirnya terus-terusan.


Akari pulang ke apartemennya dengan taxi. Ia kaget melihat Kuno-san sepertinya sudah menunggunya.
“kuno-san”
Mereka lalu bicara berdua.

“aku bertanya pada manager editormu tentang perubahan itu. dia memberitahuku klo kau yang melontarkan hal itu masaki-san”
Akari terdiam kebohongannya terbongkar. Sebenarnya memang dia sendiri yang meminta managernya untuk tidak menjadi editor Kuno.

“bukankah masing-masing kita berjanji akan membuat novel yang hebat? Apakah hubunganku dengan Chiaki-chan adalah alasannya?” tanya kuno
Akari terlihat kesal dan pergi meninggalkan Kuno tanpa berbicara.
“tolong jangan mengecewakan aku” seru Kuno

Akari menghentikan langkahnya tapi ia tidak menoleh ke Kuno.
“pekerjaan dan kehidupan pribadi harusnya dipisahkan.atau sebetulnya kau tidak senang dikarenakan aku tidak mendekatimu?” tebak Kuno yang tepat sesuai apa yang dirasakan Akari.

Akari berbalik marah ke tempat kuno berdiri. Ia menampar kuno dan berbalik pergi lagi.


Mia pergi ke toko kue dan memesan kue untuk ulang tahun kairi. Saat sedang menunggu kuenya, mia membuka hpnya dan melihat pesan kairi yang mengatakan klo ia tidak bisa menemuinya.



Mia pulang dan mendapati Akari sedang menangis  didapur. Akari segera menghapus airmatanya agar Mia tidak tahu.

Mia sudah tahu klo Akari ingin menyembunyikan perasaannya dari dirinya. Ia sengaja mengambil minuman akari dan meminumnya.sampai habis.
“ada apa?” tanya mereka bebarengan.

Mereka tertawa, pertanyaannya bisa  sama seperti itu.
“akari-san apakah kau mau kue?” tanya Mia memperlihatkan tas kue yang sudah dibelinya.
Akari mengangguk. Mereka lalu menikmatinya berdua dan mia menceritakan tentang kairi.
 “apa kau tak menyesalinya?” tanya akari pada Mia

“aku percaya padanya.. tapi saat aku melihat wapres berlari ke tempat istrinya berada aku jadi merasa kesepian. Memikirkan klo dia harus berlari seperti itu saat istrinya siuman.” Ucap Mia

Akari tau kesedihan Mia. Ia mengambil gelas anggurnya “ayo minum!”  ajaknya.
“hey akari, apa kau baik-baik saja? Kau tidak cukup kuat” sindir Mia.
Akari menegak minumannya sampai habis.

“kau tidak seharusnya berhenti menjadi editornya kuno-san.. “ ucap Mia
“lupakan.. lupakan pria seperti itu” jawab Akari.
“aku tidak tahu mengapa… sudah lama selalu seperrti ini.semua pria yang aku cintai berakhir mencintai Chiaki.” Ucap Akari sedih.

Mia melihat kesedihan akari yang masih coba ditutup-tutupi sahabatnya itu. Ia mengusap lembut bahu Akari untuk memberikan supportnya.


Dikamarnya Mia melihat jam dinding. Sudah hampir jam 12 malam. Jadi hari ulang tahun kairi akan berakhir. Mia meraih hpnya dan menulis pesan pada kairi “aku ingin bertemu” tapi kemudian ia ragu mengirimkannya.
Mia termenung dan berpikir. “ini tak a pa-apa kan?” gumamnya pelan lalu ia mengirimkan pesan itu ke nomer kairi.


Ternyata kairi tertidur di pinggir tempat tidur yuka. Istri kairi itu melihat ada pesan masuk di Hp kairi. Ia mengambil Hp kairi untuk membukanya tapi ternyata Hp kairi terprotect dengan sidik jari.

Yuka yang penasaran lalu menyentuhkan layar hp kairi ke jemari tangan kairi agar hp bisa dibuka.

Yuka langsung melihat pesan yang baru masuk itu
“selamat ulang tahun” pengirimnya ia lihat seorang gadis bernama, Kurihara Mia.. Yuka melirik kairi yang tertidur, ia jadi curiga.


Mia terbangun dipagi hari saat Hpnya bordering. Mia segera menerima telpon yang dari Kairi itu.
“halo?”
“kau masih tidur ya?” tanya kairi
“iya.. oh tidak..” jawab Mia gugup.
“maaf kemarin aku tidak bisa menemuimu.” Ucap kairi
“tidak.. aku tak apa”

“aku lihat pesanmu..terima kasih”
Mia tersenyum bahagia. ‘oh apakah kau sudah menghapusnya?kau harus menghapusnya secepatnya.” Ucap Mia.

“maaf” ucap kairi. Ia merasa bersalah karena hubungan mereka ini (baca: perselingkuhan) memang harus tidak meninggalkan jejak dalam bentuk apapun.
“iya.. tak  apa.. silahkan tinggal disisi istrimu.”
“aku benar-benar meminta maaf”

“wapres kau tak melakukan  apapun tapi hanya meminta maaf.” Sindir Mia
“kau benar.. aku akan berusaha menemuimu hari ini” ucap kairi
“jangan mencoba terlalu keras” sahut Mia

“kairi!” sebuah panggilan Yuka membuat kairi terkejut.Ia segera menutup telponnya saat melihat Yuka sedang diatas kursi rodanya bersama perawat ke arahnya berdiri.
“hey kau menelpon untuk keperluan bisnis dipagi hari seperti ini?” tanya Yuka curiga.


Di apartemen Mia, hari minggu.
“oh aku sakit kepala” keluh chiaki membaringkan tubuhnya di sofa living room
“mengapa hari minggu adalah hari libur?” gumam mia tak jelas duduk disebuah kursi depan dapur apartemen.

“heh? Tanpa hari libur kita tak akan bisa pergi kencan” jawab Chiaki. Ia tiba-tiba ingat kondisi percintaan Mia “maaf.. dalam keadaan seperti itu kenapa kau  tidak beralih ke Miyazawa-san?”

“kau mulai lagi… itu hal yang tak mungkin “ jawab Mia
“mengapa? Sebaliknya dia pria yang tampan”

“miyazawa-san itu tidak serius padaku. Dia hanya berpura-pura saja” jawab Mia
“heh? Saat kau dirumah sakit. Aku dengar dia berkata (maaf)..’ Chiaki teringat ia melihat miyazawa meminta maaf pada seseorang dalam telpon.

“dia sepertinya telah melewatkan pekerjaan penting untuk mengunjungimu.” Ucap Chiaki
Mia terkejut “apa?”

“tak peduli berapa banyak kau menyukaii seseorang, jika kau berpikir bahwa orang itu tidak balik perhatian kepadamu maka kau tidak punya pilihan lain selain berpura-pura kau tidak serius.” Ucap Chiaki sedikit termenung. Seperti kata-kata itu adalah ekpresi perasaannya sendiri pada Kuno-san

Mia tertegun mendengar ucapan chiaki yang dalam itu sepertinya juga ditujukan pada dirinya sendiri “chiaki..”

Chiaki tersadar dari lamunannya sendiri. Ia bangkit berdiri dari sofa  dan berjalan ke dapur “tidak seperti Miyoshi kairi, kau dapat menjadikan Miyazawa-san sebagai milikmu  yang tiada akhirnya. Namun aku mengerti klo kau tak bisa merubah perasaanmu dengan mudah untuk mencintainya.”

Chiaki mencari minuman di lemari es tapi ia tak menemukannya.
“ akari dimana?” tanya chiaki
“aku tidak tahu. Sepertinya dia pergi pagi sekali.” Jawab Mia
“aku rasa dia tidak ingin melihat wajahmu” ucap Chiaki
Mia hanya diam.


Mia bertemu dengan Kuno-san disebuah restuaran, hanya berdua. Kuno terlihat tidak bersemangat, lesu.

“apakah tak apa dengan tempat ini? Aku bisa mentraktirmu disebuah restaurant yang lebih bagus” tanya chiaki

“jangan dipikirkan.. tapi sejak kapan kau berhubungan dengan chiaki? Aku sempat yakin klo kau menyukai Akari” tanya Mia yang langsung mencecar pertanyaan pada Kuno
“apakah cinta adalah suatu hal yang baik?” gumam Kuno
“hmm?”

“kurihara-san apakah kau cemburu dengan istrinya senpai (kairi)?” tanya kuno ingin tahu.
“mengapa kau bertanya pertanyaan seperti itu?”

“bahkan sekarang bukankah kau berharap klo dia tidak siuman?” tanya kuno
“tolong hentikan” seru mia  kesal.

“aku pikir cinta berarti sesuatu seperti itu.. mencintai seseorang berarti menjadi seseorang yang paling buruk sedunia.” Ucap Kuno

Sebuah panggilan di Hp mia membuat mia  berjalan pergi untuk mengangkat telponnya.
“halo” sapa Mia
“kurihara san maaf menghubungimu tiba-tiba” ucap haruka.
“tak apa” jawab mia
“bisakah kau datang ke kamar saudariku di rumah sakit?” tanya haruka.
“heih?”

“ada sesuatu yang ingin dia tanyakan padamu. Aku menantikannya.. sampai jumpa nanti” ucap haruka.langsung menutup telponnya dan membuat mia tidak bisa menolaknya.


Karyawan Haruka sedang bergosip soal haruka yang ingin membuka toko lain. Mereka heran dengan asal uang haruka untuk membeli dan membuka toko itu, karena menurut mereka haruka tidak memiliki uang sebanyak itu.

Haruka menghubungi seseorang yang membayarkan tagihan gedung yang  akan dipakainya untuk membuat toko barunya itu.. Ternyata orang itu adalah presdir Miyoshi, paman kairi.

Presiden Miyoshi hanya tertegun menerima tagihan yang harus dibayarnya itu. Seorang wanita yang sedang duduk didepannya, menyentuh tangannya lembut untuk menenangkan pria itu. Presdirpun mengangguk kecil.


Mia pergi ke rumah sakit tempat Yuka di rawat.
Saat keluar dari lift, Mia melihat kairi sedang menunggunya.

“kurihara, aku minta maaf” ucap kairi begitu ia melihat Mia.
“mengapa aku dipanggil kesini?apakah mungkin dia tau tentang kita…” tanya Mia
“aku rasa tidak” jawab kairi

Mereka berdua mendengar suara Yuka yang memanggil Kairi.
“ ayo kita kesana” ajak kairi

Mia membawakan oleh-oleh untuk Yuka dan haruka menunjukkannya pada Yuka.
Yuka terlihat kecewa. “aku belum bisa memakannya”
“maaf” ucap mia “bagaimana  kondisi anda?” tanya Mia

“sempurna” jawab Yuka tersenyum saat menatap Mia “kemarin adalah ulang tahunnya kairi, jadi kami merayakannya bersama-sama disini. aku sangat senang.. sebenarnya aku benar-benar ingin merayakannya disebuah restaurant yang bagus. Tempat yang biasa kita kunjungi.. hmm .. apa namanya?” ucap Yuka melihat kairi.

 “yang paling penting mengapa kau memanggil kurihara?” tanya kairi
“kurihara-chan kau yang bertanggung jawabdalam mengajari kairi (training) kan?” tanya yuka.
“iya” jawab Mia

“bagaimana pekerjaannya?” tanya Yuka
“apa kau memanggilnya kesini hanya untuk bertanya itu?” tanya kairi
“benar.. karena aku khawatir tentang pekerjaan sebagai wapres.” Jawab Yuka
“kamu tidak seharus memanggilnya kesini saat dia libur hanya untuk hal itu” tegur Kairi
“bukan itu tak apa?  Jika dia sibuk dia kan bisa menolaknya. Benarkan?” ucap haruka melirik Mia.

Mia mengangguk “iya”
Kairi melirik Mia yang terlihat tertekan didepan kedua wanita yang sepertinya sedang mengintrogasinya.

“sebenarnya pria ini tidak tertarik dengan perhiasan sama sekali. Aku tak bisa membayangkan bagaimana ia mengerjakannya sebagai seorang wapres.” Ucap Yuka
“wapres adalah orang yang sangat diperlukan di Tiffany. karyawan menyukai beliaui dan beliau  mengerjakan pekerjaannya dengan tulus. Beliau adalah seseorang yang layak dihormati” jawab Mia

Yuka menatap Mia tidak suka. Sebenarnya dia curiga hubungan keduanya setelah ia membaca pesan yang dikirimkan Mia ke Hp Kairi.
“benarkah begitu” ucap yuka tertawa memperhatikan Kairi “aku sangat senang, kau melakukan yang terbaik.”

“omong-omong aku membawa ini..” haruka mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
Ternyata ia mengambil sebuah album foto. Ia lalu berjalan untuk memberikan album foto itu pada Yuka.

“aku harap ingatanmu akan pulih meskipun hanya sedikit.” Ucap haruka
Yuka menerima album itu dan membuka-bukannya
“wah betapa nostalgianya…! “ Yuka lalu membuka foto mereka berdua saat dipesta ulang tahun kairi beberapa tahun lalu.

“hei lihat ini… ini ulang tahun kairi setelah kami menikah.dia sangat kaget dengan  pesta kejutan itu. setiap hari selalu menyenangkan. Aku harus segera sembuh”
Mia sedari tadi hanya menjadi pendengar saja. Ia melihat Yuka yang membuka foto kemesraannya bersama kairi. Jujur itu sangat menyakitkan buat mia dan ia tidak kuat berada disana.

“hmm.. saya akan pulang sekarang” pamit mia
“heh? Sudah?”
“permisi” pamit mia lalu berjalan pergi
“aku akan mengantarnya pergi” ucap haruka mengikuti Mia  keluar dari kamar Yuka.
Kairi juga ingin mengantar Mia tapi saat akan keluar kamar, yuka memanggilnya.
“kairi..aku sangat lelah.. tolong tinggalah bersamaku” ucap Yuka.
Kairi tidak bisa menolaknya dan ia kembali  ke sisi Yuka.



Mia keluar rumah sakit dan tiba-tiba Yota menghadangnya.
“apa kau masih menemui pria itu?” tanya yota
“bukan urusanmu” jawab mia  ketus dan menghindari Yota.
“apakah dia berjanji padamu untuk bercerai? Itu adalah sebuah kebohongan” ucap yota mengejar Mia.

“itu bukan kebohongan.. mereka sudah akan bercerai klo bukan karena kecelakaan itu.” jawab Mia

Yota menarik tangan Mia “kau.. aku kasihan padamu”

Mia menepiskan tangan itu “yota tolong jangan datang kedekatku llagi.”
“aku hanya peduli padamu Mia”

“saat aku terjatuh ditangga, aku melihatmu.tolong  jangan melakukan tindakan seperti itu lagi.” Ucap Mia ketus. Ia meninggalkan Yota.
“kau salah.. aku tidak pernah akan menyakitimu mia” seru yota.


Kejadian yang sebenarnya adalah Mia didorong oleh haruka dan yota saat itu sedang disana. Saat ia akan menolong mia , ia mendengar orang-orang datang mendekat. Karena takut dikira ia pelakunya Yota buru-buru pergi.

Yota mengejar haruka yang langsung pergi begitu melihat Mia terjatuh kebawah.
“apa yang sudah kau lakukan!” teriak yota marah pada haruka. “aku akan memberitahu polisi klo kau sudah mendorongnya dari tangga.”

“kau pikir berapa banyak orang yang akan memberikan kesaksian klo kau adalah seorang stalkernya (penguntitnya)?” ancam haruka balik. “jika kau ingin memberitahu polisi silahkan.. aku tak yakin siapa yang akan  mereka percayai, kau atau aku?” ucap haruka lalu pergi.
Yota mencengkram tangannya sendiri dengan kuat saking marahnya dia sama haruka.



Saat dalam perjalan pulang dari rumah sakit, mia  ditelpon oleh kairi.
“halo” sapa Mia
“maaf atas yang tadi. Apa kau baik-baik saja?” ucap kairi
“lagi lagi kau meminta maaf” ucap mia  tertawa.“aku baik-baik saja”
“aku ingin bertemu denganmu” ucap kairi lirih
Mia tertegun.

“bisakah nanti malam kau datang ke rumahku?” tanya kairi
Saking terkejutnya mia sampai ia bengong beberapa saat sebelum akhirnya sebuah senyum terukir diwajahnya “iya.. aku juga ingin bertemu denganmu”
Kairi menghela nafasnya “aku rasa aku akan sampai disana sekitar jam 7 malam jadi kau masuk saja lebih dulu”
“iya” angguk Mia
“baiklah” kairi lalu menutup telponnya.

Mia pergi berbelanja untuk kebutuhan di rumah Kairi.
“aku sedang perjalanan ke rumahmu. Aku akan memasak untukmu” pesan Mia
“oh kau bisa memasak?” pesan Kairi
“berani-beraninya meragukanku” tulis mia
“mengejutkan”
“masakanku sangat enak!” tulis  Mia
“aku tak yakin apa aku harus membeli obat perut dulu.” Canda kairi di chatnya
Mia mengirimkan gambar orang dengan api berkobar-kobar marah “aku tidak akan memasakkanmu!”
“becanda.. becanda..” tulis kairi
Mia tersenyum menang.

“aku sangat menantikannya” tulis kairi lagi.
“aku sudah terluka jadi aku tak akan memasak lagi” tulis  Mia.
Mia sudah dirumah kairi dan ia mengikat rambutnya yang panjang untuk mulai memasak.
“maafkan aku.. “ tulis kairi
“ini pesta ulang tahun yang telat 1 hari”
“terima kasih”


Mia selai membuat masakan untuk kairi. Ia sudah menghidangkannya dimeja. Mia hanya tinggal menunggu kairi datang.

Kairi janji jam 7 sampai rumah tapi sampai jam 21:15 kairi belum juga datang. Mia sudah sangat capek memasak dan ia juga capek menunggu kedatangan kairi yang sudah terlambat beberapa jam.

Ada pesan masuk di Hpnya dan mia melihatnya “maaf ternyata aku tak bisa  kesana. Aku ada pekerjaan penting. Maafkan aku” tulis kairi

Mia sangat kecewa, sedih, capek yang luar biasa dan membuatnya sangat marah. Ia membuang semua masakan yang sudah dibuatnya dan ia pulang ke rumahnya.


Dalam taxi yang dinaikinya ia teringat ucapan miyazawa dan Kuno tentang posesifnya seorang kekasih yang ingin tau apa yang dilakukan kekasihnya. Ia ingin memilikinya dan tak ingin membaginya dengan orang lain.

Mia baru menyadarinya ia juga merasakan hal seperti itu. Mia lalu memutuskan pergi ke rumah sakit.

Kairi tidak bisa pulang ternyata karena Yuka kondisinya agak terganggu dan harus mendapatkan pertolongan dokter lagi.
Setelah Yuka kembali normal kondisinya. Kairi menemaninya Yuka untuk sedikit berjalan.

Mia sampai dirumah sakit dan seperti yang  sudah ia duga, kairi ada disana bersama yuka. Mia kecewa, sedih  dan marah bercampur aduk dalam hatinya.


Dengan langkah gontai Mia pulang ke rumahnya. Mia terkejut saat melihat Miyazawa sudah duduk ditangga menunggu kedatangannya. Entah berapa lama pria itu menunggunya.

“kau pulang terlambat.. huh bad girl!” gerutu Miyazawa sambil bangkit berdiri. “kau tidak pernah menjawabku entah berapa kali aku menghubungiku. Aku pikir kau kepleset kulit pisang atau terjatuh dari tangga lagi. “ ucap Miyazawa berjalan melewati Mia.

Tapi mia hanya diam  tak menanggapinya. Miyazawa menoleh dan melihat punggung Mia mematung.
“heyy .. biasanya ini saatnya saat kau membantah dengan keras padaku dan berkata “kau pisang!”
Miyazawa terkejut saat melihat punggung mia terguncang dan isak tangis lirih mia terdengar olehnya.Miyazawa berjalan mendekati Mia dan khawatir itu karena ucapannya barusan.


Mereka berdua pergi ke taman dan meminum bir.
“ahh ! ini enak” seru mia meminum birnya sambil tertawa-tawa menutupi kesedihannya.
“kau terdengar seperti laki-laki tua” gerutu Miyazawa.
Mia tertawa.

Miyazawa melihat sesuatu bungkusan dari tas Mia “oh apakah  mungkin ini untukku?”
Miyazawa mengambilnya dan melihat dasi itu “sudah kubilang kau tak perlu membelikanku yang baru” ucapnya dikira Mia membelikan dasi itu untuknya karena dasinya kena cipratan kuah soba waktu itu.

“heh? Ini sepertinya bukan untukku” ucap miyazawa setelah mengamati dasi itu.
“ah sangat buruk” gerutu Mia
“apanya yang buruk?” tanya Miyazawa

“aku..  hatiku penuh dengan perasaan jelek. Aku merasa aku akan jadi gila” ucap mia dan meminum lagi birnya.

Miyazawa berdiri dan berjalan ke tempat Mia. Ia hanya terus menatap Mia yang sedang minum didepannya.

Karena tidak mendengar komentar dari Miyazawa, Mia menoleh dan melihat Miyazawa yang sedang melihatnya.

“apakah kau akan bilang klo aku seperti lak-laku tua?” tanya mia tertawa.
Miyazawa hanya terus menatapnya dengan tatapan serius “jangan terlalu memaksakan diri untuk tertawa” ucap Miyazawa lirih

“heih?” Mia terkejut baru kali ini ia melihat Miyazawa begitu serius saat berbicara dengannya. Dan pria itu menatapnya tajam seperti sedang menelanjangi perasaannya.
“kau bisa menangis kapanpun kau suka” ucap Miyazawa “saat aku bersamamu , kau jangan mencoba terlalu keras.”

Mia masih tersenyum menyanggahnya “apaan… mengapa kau mengatakan itu Miyazawa-san.”

Mia tersenyum dan berjalan mendekati Miyazawa “ ayo katakan candaan ringan seperti biasanya dan buat aku tersenyum. Buat aku melupakan hal-hal yang buruk.”
Miyazawa terus menatap Mia, meski wajah gadis itu tersenyum tapi dari sorot mata mia menyimpan kesedihan yang amat dalam.

Miyazawa mendekati mia dan langsung memeluknya erat.
“aku menolak” ucap Miyazawa masih terus memeluk Mia “maaf harus mengatakan ini… tapi aku tak menyukai dirimu sekarang kurihara-san. Kepalamu penuh dengan pria itu, kurihara-san.”

Miyazawa  melepaskan pelukannya. “aku akan membiarkanmu pergi sekarang….”
Mia ingin menyela omongannya dan Miyazawa buru-buru melanjutkannya.

“dengarkan ucapanku sampai habis… “ ucap Miyazawa menatap Mia tajam. “maukah kau dengan tujuan untuk menikah… maukah kau menjadi kekasihku?”
Mia kaget miyazawa begitu serius saat mengucapkannya.


 Sementara itu kairi sampai dirumahnya dan Mia sudah tidak ada disana. Dapurnya jiga sudah bersih dari makanan. Ia tau mia sudah membuang makanan yang sudah dimasaknya.

Didalam rumahnya Mia sedang memikirkan ucapan miyazawa tadi. Ia terkejut saat mendengar ketukan di pintu rumahnya dan suara kairi yang memanggilnya.
“kurihara-san,  kau didalam kan? Tolong buka.. aku ingin bicara”
Mia hanya diam, ragu untuk membukakan pintu itu.

“kurihara, aku mohon.. buka.. kurihara” kairi masih terus mengetuk pintu rumah mia.
Mia lalu membukanya karena khawatir tetangganya akan terganggu.
Kairi langsung menghambur memeluk Mia dengan sangat erat “maafkan aku.. tolong maafkan aku.. sangat sulit untuk aku pergi”

“itu bukan pekerjaan kan?mengapa kau berbohong?” ucap mia dalam pelukan kairi.

Mia mendorong tubuh kairi kuat sampai pelukan pria itu terlepas. “sudah aku bilang aku baik-baik saja.. aku tadi pergi ke rumah sakit. Aku tahu ini melawan aturan. Aku juga tau ini memalukan. Tapi aku sangat takut.. klo kalian berdua akan kembali lagi” isak Mia “aku jadi buruk.. dan bertambah buruk..aku jadi bertambah posesif… berpikir klo pasti lebih baik klo istrimu tidak siuman. Bukankah aku jahat? Aku yang sekarang jahat kan?”
Kairi menatap mia yang rapuh didepannya.

“akulah yang jahat” ucap kairi “saat aku mendengarmu terjatuh, dan pada saat yang sama aku diberitahu klo Yuka siuman. Saat aku mendengar itu.. aku jadi cemas. Dan aku menemukan diriku sendiri memilih dirimu, Kurihara.”



Kairi teringat kejadian saat ia mendengar mia terjatuh ke tangga dan Yuka yang siuman. Saat itu ia memilih bersama dengan mia terlebih dulu. Ia menemani Mia dirumah sakit sampai gadis itu tersadar.

Mia baru tersadar klo apa yang dikiranya selama ini mimpi kairi disampingnya ternyata memang benar kairi ada disampingnya waktu itu.

“aku memutuskan memilihmu Kurihara-san.. saat itu aku bahkan tidak ragu sama sekali. Orang yang jahat adalah aku ” ucap kairi dan memeluk Mia lagi.
“jadi itu bukan mimpi” gumam mia dalam pelukan kairi.
“kurihara, bersabarlah tetap bersamaku..” ucap kairi

“sudah aku bilang aku jahat..aku sekarang sangat bahagia” ucap mia menangis bahagia.
Kairi tetap tinggal dirumah Mia. Mereka pergi ke toko serba ada untuk membeli beberapa barang..

Mia menyiapkan kue dan diberi lilin untuk merayakan ulang tahun kairi meski agak terlambat.
“ohhh.. tidak ada apa-apa selain ini.. dan juga sudah terlambat” ucap Mia
“tapi ini sudah cukup” ucap kairi

“ini sesuatu yang baru untukku.” Ucap mia tersenyum
“apa?”
“ini pertama kalinya berbelanja bersamamu di toko serba ada wapres”.
“benar.. “
“tidak ada yang special tapi aku rasa kebahagian berarti seperti ini.” Mia tersenyum malu-malu ditatap kairi.

“aku merasa bahagia saat bersamamu Kurihara.” Ucap kairi
“wapres apa golongan darahmu?” tanya Mia
“A..”
“lalu apa makanan favoritmu?” tanya Mia lagi
“mengapa  mendadak bertanya?”
“aku hanya ingin tahu.” Mereka saling menatap “tentang  masa lalu wapres .. tentang masa sekarang wapres.. semuanya.. aku ingin tahu semuanya tentang wapres yang berusia 33tahun lebih 1 hari.”

“mia” bisik Kairi. Ia lalu mencium mia lembut.
“kairi-san” ucap Mia pelan setelah mereka berciuman. Mia dan kairi tersenyum. Itu pertama kalinya Mia memanggil wapresnya dengan  nama depannya “kairi”
“apa music kesukaanmu?” tanya Mia
“hard rock” jawab kairi.
“apa? Tak kuduga. Lalu apa yang kau akan nyanyikan di tempat karaoke?”
“aku jarang kesana” jawab kairi

“ah tidak asyik… lalu apa hobbymu? Apa yang kau lakukan saat libur?” cecar mia
“aku tak bisa memberitahumu” tolak kairi
“apa? Ini mencurigakan” sindir Mia.
Mereka terus berbicara sampai pagi dinihari.


Kairi akhirnya pamit pulang dan mia mengantar kairi sampai keluar apartemennya. Tanpa mereka sadari yota mengambil foto mereka berdua dari dalam taxi yang dinaikinya.
“kau ingin tau semua tentang orang itu. kau ingin menguasi waktunya oleh dirimu sendiri. Itulah sebabnya semakin kau mencintai seseorang, semakin buruklah dirimu.”

Mia sebenarnya merasa ada kilatan foto tapi ia membiarkannya.


Pagi harinya Haruka pergi ke kantor kairi dan menemui presdir. ia keluar dari kantor presdir dengan senyum puas.

Mia dipanggil oleh manager mukai untuk menemui presdir. Ternyata kairi juga dipanggil diruangan presdir.

Presdir langsung menujukkan 2 buah foto kedepan mereka.
“ini apa?” tanya presdir.
Kairi dan Mia terkejut melihat foto mereka semalam di apartemen mia.
“ini apa?! Apa kalian mencoba untuk membuat aib pada citra perusahaan kita!” seru predir marah.



“meskipun semua orang didunia  menjadi musuhku, meskipun semua orang didunia memandang rendah diriku. Jika ada satu orang yang memilihku………..”

Kairi menghela  nafasnya dan berpikir untuk mengatakan yang sejujurnya pada pamannya itu“presdir sebenarnya---“

“itu kesalahpahaman”sahut Mia sebelum kairi mengatakan yang sebenarnya,.
Kairi terkejut dan melihat Mia heran.
“tidak ada hubungan apapun antara wapres dan saya kecuali hubungan pekerjaan. Sebenarnya, saya.. saya…

“……………..tak peduli seberapa buruknya itu… aku akan melindungi cinta kami ini………”

“….saya bertunangan dengan Miyazawa-san dari Jimmy Choo. “ ucap mia.
Kairi sangat terkejut dengan pengakuan bohong Mia itu. Presdir juga tak begitu saja percaya. Ia menekan tombol telpon yang terhubung dengan sekretarisnya.
“hubungi orang yang bernama Miyazawa dari Jimmy Choo segera!”


Miyazawa heran dirinya dipanggil ke Tiffany. Ia bertambah heran melihat Kairi dan Mia sudah duduk diruangan pertemuan presdir. Wajah mereka terlihat tegang.
Miyazawa duduk di kursi sebelah Mia, berhadapan dengan Kairi.
“aku dengar kau bertunangan dengan Kurihara kami.” Ucap Presdir.

Miyazawa kaget dan menoleh pada Mia. Gadis itu tertunduk diam dan terlihat tegang. Kairi yang ada didepannya juga diam memperhatikannya.
“yahh.. saya  benar menjalin ikatan.” Ucap Miyazawa menatap Mia yang sedikit terkejut Miyazawa tidak membantah kebohongan yang sudah Mia lontarkan didepan Presdir.



Bersambung episode 6


Aku gak edit episode ini jadi pasti banyak spelling yang salah. maklumi saja terjemahanku yang kacau ini ya.. heheh..

Episode 6 keluarga Mia mendengar Mia sudah punya tunangan dan ibu Mia langsung ingin bertemu dengan Miyazawa.. semakin seru ajah..