Sabtu, 30 Juli 2016

Seisei Suruhodo Aishiteru - Ep. 2 ~ Part 1



Mia sudah tidak bisa mengontrol perasaan cintanya pada Kairi. Mia terlarut dalam perasaan sampai ia melupakan klo Kairi sudah menikah.
Akal sehatnya hilang dan hanya bisa merasakan ciuman Kairi dibibirnya.

“saat ini aku tak mau tau apapun” kata hati Mia
Kairi melepaskan pelukan dan ciumannya pada Mia. Kairi tersadar apa yang sudah dibuatnya sudah sangat salah.
“aku harap tadi sudah cukup” kata Kairi
“apa?”

“dia (yota) pasti sudah menyerah” kata Kairi memunguti barang-barang Mia dan punyanya yang tercecer  dilantai. Kairi lalu memberikan barang-barang Mia pada gadis itu.
“apa…” Tanya Mia menatap Kairi bingung.

Kairi menatap Mia dan berkata dengan sangat santainya “tadi hanya acting saja.”
“apa?”

“aku bilang klo tadi aku hanya acting saja untuk mengusirnya. Kau juga berpikir yang sama kan?” lanjut Kairi dengan wajah tanpa perasaan  menganggap semua yang sudah terjadi hanya sekedar sandiwara saja.
Hmmm.. Bagaimana dengan ciuman yang kedua setelah Yota pergi apakah itu juga acting?

 Mia kaget tapi ia menahan perasaannya melihat sikap dingin Kairi itu  “i-ya…. Iya aku juga berpikir begitu. Itu tadi sangat menolongku” angguk Mia mencoba tersenyum menutupi perasaannya.

Lift terbuka didepan mereka dan Kairi lalu masuk kedalam lift itu. Mia  tidak ikut masuk kedalam lift tersebut.
Mia masih tersenyum dan membungkuk didepan bosnya itu “ terima kasih banyak” ucap Mia tersenyum.
Setelah lift tertutup dan lift turun, senyum Mia langsung menghilang.



Ditoko merk Jimmy Choo.

“pangeran dari dunia perhiasan… oh begitu…” Miyazawa PR dari Jimmy Choo membaca majalah yang membahas tentang Kairi. Ia menjatuhkan majalah itu ke meja
“aku akan mengambil segalanya” ucap Miyazawa


“bodoh, bodoh, bodoh, bodoh, bodoh.” Gumam Mia saat ia sedang berjalan pulang. Mia berhenti di lampu merah untuk menyebrang. Saat matanya melihat sebrang jalan, Mia melihat Kairi sedang berjalan dengan perempuan cantik. Mia langsung bisa menduga klo wanita itu adalah istri dari Kairi.

Saat lampu penyebrang jalan menyala, Mia  melihat keduanya berjalan ke arahnya. Mia buru-buru bersembunyi dan terus memperhatikan keduanya.




“ciuman hanya acting? Apa kau mencium seseorang untuk bersandiwara. aku rasa itu hanya alasannya saja. Nafsunyalah yang telah membuatnya melakukan itu” kata sahabatnya saat Mia menceritakan itu pada Akari, Chiaki dan Naoki.

“lalu setelah ia ingat istrinya dan membuat alasan seperti itu” kata Chiaki
“jahat” gerutu Akari ikut kesal sahabatnya diperlakukan begitu.

“tapi kau merasa bahagia kan? Mia-chan kau sekarang terlihat seperti seorang wanita dewasa.” Kata Naoki
“hahh?”

“Mia hati-hatilah! Dia sudah menikah.” Kata Akari
“ah aku ingin menghapus memori ini secepatnya.” Ucap Mia.

“eh mengapa? Bukankah itu ciuman yang indah?” kata Chiaki
“yang terburuk” jawab Mia “ karena dia memberitahuku klo itu sebuah acting dan setelah itu aku melihatnya pulang ke rumah bersama isrinya”
“ya ampunn.. itu sangat tidak kerennn..” ucap Naoki
“dia sudah membodohimu!” gerutu Akari kesal
“aku diberitahu klo ia sudah membunuh istrinya, tapi dia masih hidup” gumam Mia
“membunuh?”

“apa maksudmu membunuh?”
“presiden memberitahuku “dia tak bisa melarikan diri. Dia tidak diijinkan melarikan diri. Dia sudah membunuh istrinya sendiri.” Jawab Mia

“sepertinya  ada kisah panjang pada pasangan itu” kata Naoki
“hei Akari.. coba kau cari tahu mungkin Kuno-san tau sesuatu..” kata Chiaki pada Akari.
(hahh.. sok polos.. sok ga akrab sama kuno padahal dia semalam bersama Kuno..)

“mengapa aku?” protes Akari
“lalu bolehkah aku yang menghubunginya?” Tanya Chiaki
“tak apa silahkan” jawab Akari sedikit gemas
“kau yakin?” Tanya Chiaki tersenyum (padahal maunya memang begitu!)

“hentikan! Urus urusanmu sendiri saja” protes Mia.
“ngomong-ngomong.. stalker mantan pacarmu itu apakah sudah pergi?” Tanya Naoki
“iya.. dia menghilang sejak saat itu.”


Yamashita Yota, mantan pacar Mia sekarang bekerja sebagai instruktur gym.Yota jadi sering melamun teringat kejadian ciuman Mia itu dan karena ceroboh ia menjatuhkan barbell ke kakinya. Yota harus dibawa ke rumah sakit untuk di rawat.



Akari bertemu dengan Kuno disebuah restaurant. Mereka berdua melihat menu yang ada ditangan mereka.
“”apa yang akan kau pesan?” Tanya Kuno
“aku.. aku menangis..” gumam Akari pelan
“apa?”

Akari menatap Kuno yang duduk didepannya itu. “aku tersentuh dengan plotnya.” Kata Akari tersenyum “ aku belum pernah tersentuh sampai menangis  saat  aku membaca plot singkat seperti ini.sepertinya aku sudah jatuh cinta dengan tulisabmu ini. Tolong lanjutkan menulis”
Kuno tersenyum senang mendengar pujian Akari yang sangat jarang itu.
“ya”



Dikantornya Mia terus terbayang ciumannya bersama dengan Kairi.
Diruang meeting Kairi sedang rapat bersama dengan staf lainnya. Saat Kairi keluar dari ruangan itu tatapan mata mereka saling bertemu. Tapi Kairi segera berpaling seperti membuang muka dan melanjutkan langkahnya keluar ruangan untuk pergi ke ruangannya dilantai 2. Mia sedikit kecewa.



Saat Saeki yang ikut meeting duduk didepannya, Mia segera bertanya padanya “tadi meeting bersama Wakil presiden untuk apa?”
“apa?”
“aku kuatir klo ia mengatakanhal-hal buruk tentang aku karena aku yang membantunya selama training ini.” Lanjut Mia.

Pada saat itu dari lantai 2 Kairi sedang memperhatikan ke bawah. Ketempat Mia sedang berbicara dengan Saeki itu.
“tak ada pembahasan tentangmu sama sekali Kurihara” jawab Saeki
“oh begitu..” kata Mia tersenyum lega
“Kurihara tentang wakil presiden, apakah mungkin kamu…”
Mia takut Saeki yang suka gosip itu curiga tentang dirinya dan wakil presiden jadi Mia segera menyerobot pembicaraan temannya itu.

“ahh aku hanya sedikit kuatir karena aku yang membantu masa trainingnya saja.” Kata Mia
“sudah sewajarnya begitu. Saat aku melihatnya dalam jarak dekat, aku juga sedikit kuatir juga.” Sahut temannya itu
“apa?”

“dia terlihat pucat” kata saeki
“ohh.. “ gumam Mia lega.


“ah dia ciuman..” kata temannya itu sambil melihat-lihat layar tabletnya.
Mia jadi terkejut dan panic mendengar kata ciuman
“apa? Tidak… tidak.. itu hanya acting saja” kata Mia panic dengan suara agak keras dan membuat yang lain jadi mendengarnya.

“acting? Sepertinya tidak begitu..” ucap Saeki itu.
“apa?”

Temannya itu lalu memperlihatkan tablet yang dipegangnya “lihat.. dia sangat fashionable seperti biasanya kan. Seperti yang kita tau Mori Jouichi, seorang stylist superstar.”

Saeki itu ternyata sedang membuka instagram milik Mori Jouichi.
“oh dia…” Mia tersenyum lega
Takako dan Yoshihiko bergabung ke meja mereka.
“wah.. followernya bertambah banyak lagi.”Saeki memperhatikan followernya Mori.
“wah dia menakjubkan” kata Takako
“ini sebuah iklan yang luar biasa karena Mori-san adalah salah satu Fan dari Tiffany” kata Yoshihiko.
“setiap ada keluar barang baru dia selalu meng-uploadnya”sahut Takako
“menunjukkannya dengan outfit yang sangat serasi” kata Sekai



“ngomong-ngomong Kurihara, kau bilang aku harus mengirimkan padanya hadiah ulang tahun. Jadi aku sudah melakukannya” ucap Takako
“oh iya” jawab Mia sambil lalu tapi kemudian Mia teringat sesuatu
“apa? Ke Mori-san?”
“iya”
“ulang tahunnya itu dibulan September.” Kata Mia cemas

“jangan becanda, tapi kau bilang “sekarang kita selesai packing hadiah ulang tahun Mori-san””

“maksudku kita menyimpannya dulu lalu diberikan kepadanya di bulan September” jawab Mia

“apa?” Takako baru tau klo ia sudah melakukan kesalahan besar.



Manager Mukai memanggil Mia dan takako ke ruangannya.
“sesuatu yang penting dalam pekerjaan PR adalah koneksi. Aku selalu memberitahu hal ini padamu dan kau masih belum mengerti juga?” kata manager Mukai dengan wajah penuh kemarahan.
“maafkan saya” ucap Takako membungkuk didepan managernya itu.
“cara aku memberitahu kepadanya sepertinya juga salah” kata Mia menolong temannya itu.

“aku tak mau mendengar alasan” ucap manager Mukai
“maafkan aku.. aku akan meminta maaf padanya sekarang” kata takako sambil membungkuk lagi. Tapi Takako teringat klo ia nanti ada meeting “emm tapi aku ada meeting.

Manager Mukai sangat kesal sampai ia memegang bola kacanya. Takako menunduk ketakutan.
“aku yang akan meminta maaf padanya” ucap Mia kasian melihat temannya yang ketakutan didepan manager Mukai.
Mia segera berlari keluar ruangan tanpa menunggu jawaban manager Mukai.



Sementara itu Kairi sedang ada pertemuan dengan para pemegang saham. Mereka sepertinya tidak suka dengan Kairi yang masih baru dalam dunia perhiasan itu.

“target sales di kuartal adalah 15% lebih tinggi dibanding dengan tahun lalu. Strategi kami adalah pertama-tama membuka kembali toko Shinjuku yang sudah dirombak sejak tanggal 18. Dalam hal itu, aku pikir kita bisa berharap customer lama balik lagi. “ 

“dengan keahlian dalam strategi media kita akan mengikutsertakan lebih banyak hal-hal yang  professional , jadi jangan ragu untuk berusaha menaikkan fans para wanita.” Kata Kazuhiko Furusawa.


Setelah meeting itu Kairi bertemu dengan presiden direktur.
“aku harap aku bisa mengatakan kau bisa pelan-pelan saja, tapi mempertimbangkan sikap mereka jika kau tidak segera menunjukkan hasilnya, mereka akan mulai menjatuhkanmu.” Kata presdir memperingatkan Kairi.
“iya”
“malam ini ada dinner party du perusahaan Kaimei, kau ikut saja”
 “baik” jawab Kairi. Lalu ia berjalan ke pintu keluar
“apa kau mau berhenti biar lebih ringan bebanmu?”
“tidak.. tidak sama sekali.” Jawab Kairi

“aku tak bermaksud membuatmu tidak bahagia. Sebagai pengganti posisi ayahmu, aku ingin melakukan semaksimal mungkin. “

“Anda sudah melakukan banyak hal buat istri saya. Dalam lubuk hati saya, saya  sangat berterima kasih pada anda”
Kairi membungkuk dan melanjutkan langkahnya.

Saat Kairi sudah keluar ruangan manager Mukai segera menemuinya untuk menceritakan khasus kado ulang tahun Mori-san yang salah itu.





Kairi setelah mendengar cerita dari Manager Mukai lalu menghubungi Mia. 
Dihotel tempat stylist Mori menginap, Mia sudah menunggu kedatangan Mori-san di lobby hotel.
Mia mendapatkan telpon dari Kairi di HPnya.
“ini kurihara” jawab Mia
“aku dengar tentang kejadian Mori-san.. “
“ya”
“bagaimana kelanjutannya?”
“Sekarang aku dihotel Chinzansou.. jawab Mia memperhatikan sekitarnya. Ia lalu melihat Mori-san sedang berjalan ke arahnya. “ah dia datang, aku tutup dulu.” Ucap Mia panic
Mia segera meletakkan Hpnya ke atas meja tanpa mematikan telponnya. Kairi akan menutup telponnya saat ia mendengar percakapan Mia dan Mori ia tidak jadi menutupnya.






Mori mendatangi Mia yang sudah menunggunya.
“Kurihara-chan maaf sudah membuatmu menunggu.”
“Mori-san.. maafkan kami” ucap Mia membungkuk didepan Mori
“angkat wajahmu.. aku tidak semarah itu.. hanya saja.. aku sedikit terluka karena aku pikir aku punya hubungan yang bagus dengan Tiffany.” Ucap Mori menatap Mia yang berdiri didepannnya itu.

“Tifanny tidak ada tanpa dirimu Mori-san. Aku benar-benar meminta maaf “ kata Mia membungkuk lagi.
“jika kau kesungguhanmu ini nyata.. bagaimana klo kau membayarku dengan tubuhmu?kau bebaskan malam ini” kata Mori-san serius.
Mia terkejut tapi Kairi lebih terkejut lagi mendengar percakapan keduanya lewat telpon yang lupa dimatikan Mia.

“ya” jawab Mia tenang.
“kamar no 1437” ucap Mori-san mengulurkan kartu masuk ke kamarnya “pergi kesana dan tunggu aku”
“iya” jawab Mia tanpa membantah mengambil kartu itu.
“kita akan bersenang-senang malam ini” kata Mori-san melangkah pergi.



Kairi menjadi panic karena mendengar Mori meminta tubuh mia? mia menjual dirinya agar dimaafkan oleh Mori-san 
 “kurihara.. jangan melakukan hal bodoh kurihara” serunya ditelponnya tapi Mia tidak mendengar suara Kairi didalam telponnya. Karena Kairi bicara terlalu keras staf yang ada disana ikut mendengarnya.

“apa yang terjadi wakil presiden?” Tanya staf PR disana.
Kairi hanya diam karena ia memikirkan Mia

“sial” gumam Kairi dan pergi dengan terburu-buru.



Kairi pergi ke hotel tempat mori menginap. Ia segera berlari ke kamar Mori yang ia dengar ditelponnya.

“kurihara! kurihara! kurihara!” teriak Kairi menggedor-gedor pintu kamar Mori.


Mia membuka pintu kamar Mori dan ia terkejut melihat Kairi ada didepan pintu.
“wakil presiden”
Kairi melihat Mia memakai selimut  menutupi tubuhnya. Kairi menarik Mia ke dalam pelukannya.
“ada apa?” Tanya Mia terkejut tiba-tiba Kairi memeluknya seperti itu.
“apa kau baik-baik saja?” Tanya Kairi cemas.
“ya” Mia mengagguk dalam pelukan Kairi.
“syukurlah” desah Kairi. “ayo kita pergi” Kairi menarik Mia pergi dari kamar itu.

“tidak.. tunggu.. aku tak bisa pergi” kata Mia melepaskan tarikan tangan Kairi.
“apa yang kau katakan?” seru Kairi kesal karena Mia tidak menurutinya pergi.



“aku tak bisa pergi dalam keadaan seperti ini” ucap Mia “sebagai tanggung jawab seorang PR, aku harus menyelesaikannya sampai akhir”
“tidak! Aku tidak mengijinkannya!” teriak Kairi marah.
“klo memang begitu… mengapa anda tidak gabung saja bersama kami wakil presiden?” ucap Mia lirih sambil menjatuhkan selimut yang menutupi tubuhnya.

Kairi terkejut Mia menjatuhkan selimut yang menutupi tubuhnya.
“apa?” Kairi terkejut dan melihat selimut yang menutupi tubuh Mia terjatuh dan terlihat tubuh Mia yang memakai kostum Lolita.
Mia tertunduk malu melihat bosnya itu memperhatikan pakaian yang dipakainya dari atas sampai bawah.



Kairi akhirnya bergabung dengan Mia di kamar Mori. Ternyata Mori mengadakan pesta kostum (cosplay party) didalam kamarnya. Mia memakai pakaian Lolita, ada yang memakai kostum drakula dll.

Mia mengambilkan champagne untuk Kairi dan mengulurkan gelas itu pada Kairi.
“mori-san adalah seorang gay.” Kata Mia
“kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal” gerutu Kairi yang mengira Mori mau melakukan asusila bersama Mia.

“saya pikir mungkin anda tau… maafkan saya” ucap Mia.
Kairi memperhatikan jam ditangannya. Ia sebenarnya harus datang ke acara dinner bersama para pemegang saham.
“omong omong, koneksi Mori-san itu sangat fantastis.tamu-tamu yang datang hari ini adalah para pemain teratas dibidangnya masing-masing. ” Kata Mia memperhatikan orang-orang yang datang ke pesta itu.

“lihat.. orang yang memakai pakaian roma disana itu..” kata Mia menunjuk pada seseorang.  “dia adalah chef restaurant Prancisyang mendapat award Michelin 3 bintang pada tahun lalu. Orang yang berpakai raja sebelah sana adalah Chief Editor Balalaika. Suatu kesempatan yang besar bagi seorang PR untuk membangun koneksi.”



“oh.. mungkinkah kau wakil presiden Miyoshi yang sedang diperbincangkan orang?” ucap Mori yang berpakaian drakula mendekati Mia dan Kairi.

“kau ini sangat typeku.. good job Kurihara-chan” kata Mori pada Mia yang sudah berhasil membuat Kairi datang ke pestanya.

“syukurlah klo anda senang” balas Mia tersenyum.
Kairi melirik Mia yang sok akrab bersama Mori itu dengan lirikan marah.

“mori-san senang berkenalan dengan anda” ucap Kairi
“sama-sama” sahut Mori “jangan terlalu formal. Mari kita bersenang-senang malam ini” ucap Mori-san menarik tangan Kairi untuk mengikutinya.

Saat mori-san menarik tangan Kairi, ia melihat cincin pernikahan yang dipakai Kairi.
“ohh.. ini produknya Tiffany. Simple tapi punya garis yang unik. Aku suka” Puji mori-san memperhatikan cincin itu.

“Terima kasih banyak.” Jawab Kairi. Wajah Kairi terlihat kayak takut saat Mori menyentuhnya, mungkin ia takut diapa-apakan Mori yang gay itu.. hehehe

“oh.. koleksi terbaru kami akan segera keluar.” Kata Mia
“oh informasi yang barusan kau kirimkan?” jawab Mori-san “yang itu juga sangat lucu, seperti wajah yang tersenyum. Bahkan itu item yang dijual diJepang saja, luar biasa..”

Mori-san lalu menoleh pada Kairi “kuri-rin, limited edition, pre-sales semacan itu kau akan membuat orang ingin membelinya dan mereka pasti membelinya”

“semua gadis lemah klo mendengar kata “limited edition” sahut Mia
“iya benar.. gadis-gadis akan mengambil gambar semua yang mereka sukai dan menguploadnya. Gunakan itu sepuasmu..”ucap mori

Kairi mendengar percakapan mereka jadi tertarik dan punya ide untuk penjualan mereka.

“terima kasih atas support anda” ucap Mia
“kapan launching koleksi terbaru ?” Tanya Kairi
“tanggal 1 agustus” jawab Mia



“oh ayo sekarang kita ambil foto” ajak Mori-san pada Kairi. Ia menggunakan Hpnya untuk selfie berdua bersama Kairi “sekarang senyum.. senyum..” Senyum Kairi terlihat seperti terpaksa.
Mori melihat hasil foto itu di Hpnya “apa kau ini capek?”
“tidak” jawab Kairi
“oh begitu. Mungkin karena kau memakai setelan. Sekarang lepaskan.. ayo lepaskan ” Mori-san memaksa Kairi melepas setelan bajunya. Tapi Kairi menolaknya.
“tak apa-apa.. jangan khawatir.. orang tampan akan terlihat keren dalam pakaian apapun” kata Mori-san memaksa Kairi ikut pesta kostumnya.  Ia menarik tangan Kairi mengikutinya.

“semua..! pria tampan akan segera ikut… “ seru Mori-san terus menarik tangan Kairi.
Kairi jadi panic dan sedikit takut.. “kurihara! Kurihara! Eh tunggu..” ucap Kairi ketakutan meminta bantuan Mia menolongnya dalam situasinya sekarang.
  
“apa yang akan kita pakaikan padanya?”
“tunggu! Hentikan! tidakkkkk” teriak Mia..
Mia ditempatnya berdiri bengong hanya mendengar teriakan-teriakan Kairi yang sedang disuruh memakai kostum.



Kairi sangat malu harus berpakaian ala romeo. Ia terduduk lemas sambil menikmati alcohol.
Mia melihat bosnya sudah mabuk tapi terus minum “kau terlalu banyak minum wakil presiden. Apa kau mau sedikit tiduran?” Tanya Mia
“Kairi menganguk kecil tanpa membuka matanya “iya”



Mia membawa Kairi ketempat tidur dihotel itu lalu meninggalkan bosnya itu istirahat. Tapi saat Mia menengok ke kamar itu, Kairi saking mabuknya sudah  tertidur disana.

Mia menatap wajah Kairi yang tidur dengan pulasnya itu.
“wajah tidur yang sangat tampan” gumam Mia. 
mungkin ini yang disebut pangeran tidur.. hahaha.. lupakan (~_^)

Perlahan Mia mendekatkan wajahnya ke wajah Kairi seperti mau mencium pria itu. Tapi tubuh Kairi tiba-tiba bergerak dan membuat Mia panic dan mundur takut ketahuan klo akan mencium bosnya itu.

“apa yang sedang aku lakukan” gumam Mia tersadar. Mia melihat bosnya itu tertidur lagi “wakil presiden?” Tidak ada jawaban dari Kairi.



Mia duduk disamping tubuh Kairi yang tertidur itu “apa kau datang kesini karena kau mengkhawatirkan aku?” Tanya Mia lirih.
Tiba-tiba Kairi membuka mata menatapnya. Mia panic lagi dan bangkit berdiri membelakangi Kairi “oh.. wakil presiden.. kau terbangun”

“jangan salah sangka” ucap Kairi “aku datang kesini karena kamu, Kurihara.” Bantah Kairi  “sebagai seorang wakil presiden aku perlu menjaga anak buahku…”
“tapi… lalu.. mengapa… emmm…mengapa kau tadi memelukku?”” Tanya Mia gugup. Saat ia menoleh ia melihat Kairi sudah tertidur lagi.

Mia berjalan pelan ke tubuh Kairi yang tertidur itu. Ia mencoba mendengarkan desah nafas Kairi “ apa kau sekarang tertidur?” Tanya Mia lirih. Kairi hanya diam karena sudah tertidur pulas.
“aku tau ini hanya kesalahpahaman saja.” Ucap Mia.



Mia lalu melihat memo kecil diatas meja dan ia mulai menulis disana “jangan terlalu memaksakan dirimu”

Diatas meja itu juga tergeletak jam tangan dan cincin pernikahan Kairi. Mia terus memperhatikan cincin itu dengan wajah sedih.



Pagi harinya Mia pergi ke kantornya dan berpapasan dengan Kairi
“pagi” sapa Kairi ramah.
Mia langsung panic sendiri melihat Kairi. “pagi” sapa Mia gugup

Kairi melihat ekpresi Mia yang panic didepannya itu “ apa kau baik-baik saja?” Tanya Kairi
“apa? Oh.. tak apa-apa” jawab Mia. Ia lalu duduk dikursinya.

“maaf atas yang kemarin. Aku tidak ingat sama sekali apa yang terjadi.” Ucap Kairi
“oh.. begitu…” jawab Mia masih melihat Kairi dengan gugup.
Kairi jadi heran dengan sikap Mia itu. “tidak ada hal aneh yang terjadi kan?”
“tidak.. tidak.. tidak.. tidak.. tidak ada sama sekali” jawab Mia panic membuat Kairi menatap Mia dengan penasaran dan berpikir pasti telah terjadi sesuatu tapi Mia tidak mau menjelaskan padanya.
“ya sudah” kata Kairi melangkah pergi



“senpai.. senpai.. senpai.. bagaimana kemarin dengan Mori-san?” Tanya Takako yang masih merasa bersalah atas kejadian dengan Mori itu.
“oh dia tak apa-apa.. tidak marah sama sekali” jawab Mia
“oh syukurlah..”

“hei.. hei.. apa kalian menyadari klo wakil presiden tidak memakai cincinnya?” ucap biang gossip Seaeki.
“aku juga mendarinya.” Jawab Takako
“pria melepaskan cincinnya berarti dia punya wanita lain yang disukainya atau dia kehilangannya.” Kata yoshihiko

“yah.. aku kira mungkin sesuatu yang beerhubungan dengan seorang wanita. Mungkin sebenarnya dia seorang playboy” bisik Saeki pelan
“aku juga mau dimainkan olehnya” bisik Takako pelan dengan genitnya.
Saeki memukul gemas temannya yang genit itu.

“apakah menurutmu istrinya marah klo ia kehilangan cincinnya?” Tanya Mia pada Yoshihiko
“iya,.. pasti terjadi pertengkarang hebat.” Bisik yoshihiko.



Manager Mukai keluar dari ruangannya dan pergi ke tempat Kairi sedang mengambil minuman.
“wakil presiden, presiden ingin berbicara denganmu. Dia ingin bicara denganmu di kantornya” kata manager Mukai pada Kairi.
“aku akan kesana sekarang” sahut Kairi.
“dia sepertinya sangat marah. Mengapa kau melakukan hal itu padanya?”
Kairi terdiam, ia teringat semalam ia ada janji dengan presiden untuk bertemu dengan pemegang saham.



Mia pergi ke kamar mandi. Ia melihat tak ada seseorang disana. Mia membuka tangannya dan melihat cincin Kairi yang ada ditangannya itu.
“apa yang sudah aku lakukan.. “ desah Mia pelan penuh penyesalan. Mia ternyata mengambil cincin Kairi yang tergeletak dimeja samping tempat tidur.

ahh kenapa jadi jahat begini Mia....!



Staff PR ada meeting bersama dengan Kairi dan manager Mukai.
“semuanya.. sesuai dengan launching koleksi terbaru edisi khusus jepang, aku memutuskan untuk tanggal launching di toko Shinjuku saja. Bertepatan dengan Renewal opening dari toko Shinjuku, kita akan menjualnya 2 minggu lebih awal. Kantor pusat new York berharap sangat tinggi. Aku juga berencana untuk menambah jumlah sales disana. Oleh karena itu jadi semuanya tolong diatur.” Kata Kairi menjelaskan planningnya pada staff PR.

“iya” jawab semua staff PR
“sudah demikian saja” kata manager Mukai membubarkan anak buahnya.

Mereka lalu membubarkan diri untuk ke mejanya masing-masing.

Saat Mia akan keluar ruangan, Kairi segera mencegahnya “oh kurihara, aku minta bantuanmu untuk mengatur berita disurat kabar.”
“ya, baik” sahut Mia.
Kairi melihat wajah Mia sepertinya ada sesuatu yang menganjal pikirannya.
“ada apakah?” Tanya Kairi
“ini.. “ kata Mia memperlihatkan planning Kairi “kapan anda menemukan ide ini?”
“gadis-gadis lemak pada kata “limited” kan?” jawab Kairi dan berlalu pergi.
Mia tersenyum, ucapannya dijadikan Kairi untuk ide baru launching produk Tiffany.



Yota masih dirawat dirumah sakit karena kakinya harus di gip. Saat yota pergi untuk membeli minuman,koinnya terjatuh. Dengan susah payah Yota berusaha mengambil uang koinnya itu. Tapi seorang wanita membungkuk dan mengambil koin itu dan memberikannya pada Yota. Wanita itu adalah istri Kairi.
“oh terima kasih.” Ucap yota. Matanya sedikit nakal menatap belahan dada wanita yang membungkuk didepannya itu.
‘tak apa” jawab wanita itu.





 

Mia mulai membuat desain untuk iklan di surat kabar dan brosur. Setelah itu Mia pergi bersama Kairi.
Didalam mobil Mia memperhatikan jari Kairi yang tidak memakai cincin itu.
apakah kau bertengkar dengan istrimu?” batin Mia “tapi aku tak bisa bertanya seperti itu”

Mobil berhenti di lampu merah. Kairi lalu mengambil minuman yang sudah mereka beli. Mia memperhatikan Kairi dari samping dan melihat bibir Kairi, Mia jadi teringat ciuman mereka dulu. Mia ikut mengambil minumannya.
“aku harus tenang. Mau bicara apa ya?” batin Mia
“oh ya bagaimana klo kita menyalakan radio?” ucap Mia membungkuk dan menyalakan radio di mobil Kairi.
Tapi lagi yang diputar ternyata kata-katanya adalah “aku ingin kau menciumku… aku ingin kau menciumku!”
Mia jadi gugup dan langsung mematikan radio itu dengan salah tingkah. “ini benar-benar aneh”

“kurihara..”
“ya”
“saat dipesta Mori-san, apakah kau melihat.. ummm”
“apa yang kau bicarakan?”
“tidak jadi”
“kau tinggal bilang saja klo kau mencari cincinmu itu. Mengapa kau menahan dirimu? Apa yang terjadi. Aku tak mengerti” batin Mia lagi.



Mereka sampai di tempat pemotretan model perhiasan mereka dan keduanya sibuk mengurusi jalannya pemotretan itu.

“oh kau Kurihara-san” sapa sebuah suara pada Mia. Gadis itu menoleh dan melihat Miyazawa PR dari Jimmy Choo ternyata juga ada disana. Pria itu tersenyum dan mendekati Mia.

“oh kurasa aku melihatmu di pameran” ucap Mia
“ya.. ya.. kau ingatkan.”
“tapi bagaimana kau mengenalku?” Tanya Mia
“sebenarnya aku diam-diam mencaritahu tentangmu, aku rasa kau cantik. Maaf aku telambat memperkenalkan diri, tapi namaku adalah Miyazawa, PR manager dari Jimmy Choo.”
Miyazawa member kartunama pada Mia.

Mia jadi teringat kejadian dengan Gracie yang mau gagal di buklet waktu itu.
“kau.. Miyazawa-san…” ucap Mia lirih membaca kartu nama yang ada ditangannya itu.

“apakah kau mau dinner bersama denganku malam ini?” Tanya Mizawa blak-blakan.
“apa?” Mia terkejut karena mereka baru bertemu dan belum akrab tapi Miyazawa sudah mengajaknya dinner berdua.

“tidak jangn salah sangka ini sebuah kencan, ini hanya pertemuan persahabatan antara orang yang dalam bidang yang sama.” Ucap Miyazawa cepat begitu melihat Mia seperti mencurigainya.

“tidak.. aku tidak berpikir begitu”

“buklet itu sangat menakjubkan.. aku sangat tersentuh”
“benarkah?”
“iya.. aku sangat terkejut”
Kedua terus bercakap-cakap dengan akrabnya. Mungkin karena background mereka adalah seorang PR jadi mereka sama-sama pintar bicara.


  
Sementara itu Kairi sedang berbicara dengan Mori-san didalam telpon.

 “aku bertanya pada tamu yang dalam pesta tersebut tapi tak ada satupun yang mengetahuinya.”
“oh begitu” sahut Kairi
“apakah mungkin.. klo seorang wanita yang jahat sudah mengambilnya pulang?” kata Mori-san.
“tidak mungkin” jawab Kairi tersenyum.
“wanita yang cemburu itu sangat mengerikan..” kata Mori
Kairi yang ada dilantai 2 memperhatikan lantai 1 tempat berlangsungnya pemotretan. Kairi melihat Mia sedang bercakap-cakap dengan akrabnya bersama dengan seorang pria tampan.




Mia selesai berbicara dengan Miyazawa dan duduk mengamati hasil pemotretan di laptop. Dibelakangnya Kairi juga duduk memperhatikan.
Mia mendengar suara Kairi yang mengeha nafas. Mia menoleh dan memperhatikan Kairi.
“wakil presiden, apakah kau baik-baik saja?” Tanya Mia “akhir-akhir inii kau terlihat sangat sibuk.”

Kairi melirik Mia dengan tatapan dinginnya “apa kau dekat dengan pria tadi?” Tanya Kairi.
“apa?” Mia bingung kenapa Kairi bertanya soal itu
“lupakan” ucap Kairi

“oh dia.. dia adalah Miyazawa-san dari Jimmy Choo yang sering diperbincangkan.” Kata Mia menjelaskan.
“lupakan” ucap Kairi dingin.

Dimata Mia, Kairi terlihat seperti orang yang ngambek.
“apa? Apa kau merajuk? Apa mungkin kau cemburu?” batin Mia sedikit ada rasa senang didalam hatinya.

Kairi mendapat telpon lagi dan ia segera mengangkatnya.
“halo… iya mengerti, aku akan segera kesana.” Kata Kairi pada penelponnya.

Kairi mengambil tasnya dan melihat Mia. “aku serahkan semua padamu. Aku harus pergi.”
“apa?” Mia bingung bosnya tiba-tiba pergi. Tapi Kairi sudah menjauh pergi.



Presiden bertemu dengan manager Mukai. Ia bertanya pada manager Mukai tentang pekerjaan Kairi.
Manager Mukai menjawab klo Kairi bekerja dengan sangat entusias sekali. Presiden meminta manager Mukai untuk terus mengawasi Kairi dan Mia sambil menepuk bahu manager Mukai. Sepertinya keduanya sangat akrab, apakah ada hubungan sesuatu diantara keduanya?



Selesai Pemotretan Mia ingin segera meninggalkan tempat itu, tapi hujan turun sangat deras.
“oh apa yang harus aku lakukan? Aku tidak membawa payung..” gumam Mia dilobby gedung itu.
“ah sudah mulai turun hujan” Miyazawa muncul di lobby sambil membawa sebuah payung ditangannya.

Mia terkejut melihat Miyazawa masih ada digedung itu “ah kau masih disini?”
“aku tertahan disini untuk merapikan sesuatu “ jawab Miyazawa.
Miyazawa melihat Mia yang tidak membawa payung. “mau sharing payung bersamaku?” tanyanya



Keduanya pulang dengan sharing payung punyanya Miyazawa. Sedikit segan karena mereka jadi sepertii sepasang kekasih.

“aku merasa malu harus sharing payung seperti ini.” Ucap Mia
“sekarang apakah kau mau dinner bersamaku?” ajak Miyazawa.
“oh tidak.. aku terlalu sibuk hari ini.” Tolak Mia.
“oh begitu.. aku tak punya pilihan lain.. aku harus bertindak.. ”
“ah lagi-lagi.. apa sih yang kau katakan” gerutu Mia tidak paham omongan Miyazawa.

Pria itu berhenti melangkah dan menatap Mia. “kurihara-san, apakah kau mau bergabung dengan Jimmy Choo?” Tanya Miyazawa serius.

“apa?”
“aku mau merekrutmu” jawab Miyazawa.
“apa?!!” seru  Mia saking kagetnya sampai matanya terbelalak.
“ah kau terlalu berlebihan..” ucap Miyazawa “dalam pekerjaan ini adalah hal yang biasa…”
“tidak.. tapi.. aku? Kenapa?” Tanya Mia
“karena aku menginginkanmu.” Jawab Miyazawa menatap tajam Mia.

Gadis itu jadi salah tingkah ditatap Miyazawa seperti itu dan keduanya ada disatu payung juga membuatnya tambah gugup.
“apa yang kau bilang tiba-tiba begini?” kata Mia tanpa berani menatap mata Miyazawa
“sebenarnya aku telah melihatmu saat di perusahan penerbit waktu itu.” Aku Miyazawa

“jika kau bergabung, itu akan menjadi karier terbesarmu. Aku rasa ini bukan hal yang buruk.” Ucap Miyazawa sambil berjalan mengelilingi Mia.

“aku tersanjung tapi…”
“tidak mau? Sungguh?”

“karena aku suka dengan perhiasan itu mengapa aku melakukan pekerjaan ini. Aku tidak tertarik dengan hal lainnya” kata Mia
“untuk saat ini kan?”
“apa?”
“bukannya mau pamer.. tapi presentasinya biasanya tak pernah gagal. Aku sudah putuskan.. aku pasti akan membujukmu”

“tolong jangan  bandingkan aku dengan sebuah presentasi.” Kata Mia sambil melihat jalan didepannya. 


Mia terkejut saat melihat Kairi dan istrinya sedang berjalan ke arahnya.
Kairi juga melihat Mia yang sedang sepayung bersama Miyazawa tapi ia lalu memalingkan wajahnya menatap kedepan lagi seolah tidak melihat Mia.


Miyazawa juga melihat keduanya. Miyazawa memperhatikan ekpresi Mia saat menatap Kairi. Ia curiga ada hubungan khusus diantara keduanya.

Kairi berjalan melewati Mia tanpa menegurnya. Mia menoleh kebelakang ke Kairi. Tiba-tiba Kairi dikut menoleh kebelakang diikuti istrinya. Mata Kairi menatap mata Mia dan Miyazawa.
Miyazawa mengangguk hormat pada Kairi.

Kairi lalu berbalik lagi dan melanjutkan langkahnya.
‘apa kau kenal dengan gadis itu?” Tanya istrinya.
“umm.. iya” angguk Kairi datar.
Wajah istri Kairi langsung berubah tidak suka.

Miyazawa juga melihat Mia terlihat kesal setelah melihat Kairi bersama dengan istrinya. Dia terus diam disepanjang jalan. Miyazawa tidak berani mengganggunya lagi.



(sorry klo terjemahannya agak kacau.. dimaklumi saja ya.. hehehe)

BERSAMBUNG EPISODE 2 ~ PART 2