Jumat, 09 September 2016

Seisei Suruhodo Aishiteru - Ep. 6


“tidak ada hubungan apapun antara wapres dan saya kecuali hubungan pekerjaan. Sebenarnya, saya..saya…saya sudah bertunangan dengan Miyazawa-san dari Jimmy Choo. “ ucap Mia yang mengejutkan Presdir tapi juga mengejutkan Kairi.

Presdir masih menatap Mia tak percaya.Presdir lalu menekan tombol telpon ke sekretarisnya.

“ya presdir” ucap Sekretarisnya
“hubungi pria yang bernama Miyazawa dari Jimmy Choo segera” ucap Presdir tegas masih menatap Mia.
“baik” jawab Sekretarinya.

Beberapa menit kemudian sekretarinya memberitahu Presdir kalau Miyazawa sudah datang.Presdir langsung keluar dari ruangan untuk menyambut Miyazawa.

Presdir melihat Miyazawa sedang berjalan kearahnya bersama sekretarisnya.
“Presdir Miyazawa-san disini” ucap Sekretarisnya.

“apa kabar anda? Saya Miyoshi” Sapa Presdir memperkenalkan dirinya.
Miyazawa menerima uluran tangan dari Presdir dengan tersenyum ramah.
“maaf menghubungi anda dengan tiba-tiba” ucap Presdir.

“saya senang bisa berbicara dengan anda Presdir Miyoshi, tapi ada apakah?” tanya Miyazawa yang heran kenapa tiba-tiba presdir Miyoshi menghubunginya.

Presdir tidak menjawab dan langsung mempersilahkan dengan tangannya agar Miyazawa masuk ke ruangannya.


Miyazawa terkejut saat masuk ke ruangan Presdir dan melihat Kairi dan Mia juga ada didalam ruangan.Wajah keduanya juga terlihat sangat tegang memperhatikannya.

“Miyazawa-san silahkan duduk disini” ucap sekretaris presdir mempersilahkan sebuah tempat duduk disebelah Mia.

Miyazawa mengangguk “iya”
“Miyazawa-san, saya dengar kalau anda bertunangan dengan Kurihara kami. Saya ingin mengucapkan selamat pada anda.” Ucap Presdir.

Miyazawa sangat terkejut dan kebingungan.Ia menoleh ke Mia, ke presdir, ke Kairi. Tapi saat ia melihat ke Mia dan Kairi dan wajah tegang mereka berdua, Miyazawa curiga.

“ano… apa yang ada bicarakan?” tanya Miyazawa berhati-hati
“ hmm?” presdir terlihat curiga lagi.

Miyazawa memperhatikan Mia yang terlihat sangat tegang dan khawatir. Iapun akhirnya menyadari apa yang sudah terjadi.
“haha.. hanya bercanda..” ucap Miyazawa tertawa. “aku rasa aku tak perlu berpura-pura lagi.”
Mia dan Kairi menoleh pada Miyazawa.

“maaf saya tidak memberitahu anda segera.” Ucap Miyazawa membungkuk.
“oh begitu..klo begitu saya ingin mempersiapkan sebuah pesta pertunangan untuk anda segera” ucap Presdir

“terima kasih banyak” ucap Miyazawa. Ia dan Mia membungkuk didepan presdir.
Kairi terdiam memperhatikan kejadian didepannya dengan tatapan tak percaya.



Selesai bertemu dengan Presdir, Miyazawa keluar dari perusahaan Tiffany diikuti Mia.
“aku benar-benar tak mengerti, kau dengan jelas bilang TIDAK padaku dan hari ini tiba-tiba kita sudah bertunangan.apa yang terjadi? kau melakukan ini untuk Miyoshi-san kan?”

“maafkan aku” ucap Mia bersalah.
“apa yang akan kau lakukan jika aku tidak bekerjasama?”
“aku putus asa jadi aku  tidak berpikir lebih jauh.” Jawab Mia membungkuk penuh penyesalan didepan Miyazawa.

“untuk meminta maaf atas kejadian ini, jadi setidaknya kau akan berkencan denganku kan?” tanya Miyazawa
Mia mengangguk patuh “iya..”

Miyazawa terkejut dengan Mia yang mengikuti keinginannya tanpa  membantahnya.
“jangan bercanda! Jika kau setuju dengan mudah begini aku jadi merasa aneh.” Ucap Miyazawa heran.

“Miyazawa-san” Kairi tiba-tiba datang ke tempat mereka berdua.

Mia panic begitu melihat Kairi “wapres..itu adalah sebuah kebohongan yang keluar dari atas kepalaku begitu saja”

Kairi tidak mengubris Mia, tatapan matanya terus menatap Miyazawa “ bisakah berbicara denganmu?”


Miyazawa, Mia dan Kairi pergi ke tamanyang berada dihalaman gedung tiffany.
“jika kau ingin bicara, cepatlah. Aku harus kembali bekerja.” Ucap Miyazawa.

“aku meminta maaf atas  apa yang terjadi” ucap Kairi membungkuk didepan Miyazawa.
Mia terkejut melihat Kairi membungkuk didepan Miyazawa.Ia mengerti pasti Kairi merasa bersalah karena sudah melibatkan Miyazawa dalam hubungan pribadinya.

“aku lakukan ini untuk kurihara. Tak ada alasan buatmu untuk meminta maaf.” Ucap Miyazawa.
Kairi tetap membungkuk didepan Miyawaza.

“aku akan kembali ke pekerjaanku. Aku pergi sekarang” ucap Miyazawa berbalik pergi.

“wapres” ucap Mia pelan. Kairi menegakkan tubuhnya dan menatap Mia “kau benar-benar gegabah”  tegur Kairi
“aku sendiri juga terkejut” ucap Mia menyesal

“meski begitu, kita juga ceroboh sampai bisa di foto.” Ucap Kairi pelan.
“aku penasaran siapa yang sudah mengambil foto-foto ini.”

Mereka berdua saling menatap. “untuk saat ini mari kita menahan diri untuk bertemu kecuali untuk pekerjaan” ucap Kairi
Mia mengangguk “untuk sementara kan?” tanya Mia
“iya…” jawab Kairi

“ kita masih bisa bersama di pekerjaan” gumam Mia pelan
Kairi meraih tangan Mia “jangan khawatir”

Tiba-tiba mereka mendengar suara Takako dan Saeki.Buru-buru mereka melepas pegangan tangan mereka.Mia buru-buru bersembunyi dan meminta Kairi untuk pergi terlebih dahulu.



Presdir bertemu dengan  manager Mukai dikantornya.
“kamu harus  terus mengawasi keduanya” ucap Presdir
“tentu’ angguk manager Mukai


“kita tak bisa membiarkan situasi seperti ini .” ucap presdir mengambil foto Kairi dan Mia yang disimpan disakunya dan meletakknya didepan manager Mukai. “ tolong bisakah kamu menyelidiki orang yang bernama Ogawa Haruka?”
“dia siapa?”

“kakak ipar Kairi.” Presdir memperhatikan foto-foto Mia dan Kairi

Presdir teringat Haruka saat menemuinya dan memberikan foto-foto itu pada presdir.
“bagaimanapun dilihatnya, mereka berdua sepertinya lebih dari teman sekerja” ucap Haruka saat itu.

Presdir terkejut melihat foto-foto itu “ini…”
“Yuka dalam keadaan seperti namun dia terlibat perselingkuhan dengan wanita lain dan lebih lagi bersama dengan anak buahnya. Ini benar-benar tak bisa dimaafkan, kan?” ucap Haruka pada Presdir.

“jadi menurutmu dia mengawasi mereka berdua?” tanya manager Mukai menutup cerita presdir tentang pertemuannya dengan Haruka tadi pagi.
“aku rasa begitu.”
“meski demi adiknya tapi perilakunya terlalu berlebihan.” Ucap manager Mukai
Presdir menganguk setuju.Ia juga merasa tidak suka dengan sikap Haruka akhir-akhir padanya.



Mia pulang ke rumahnya dan menceritakan pada kedua sahabatnya saat mereka makan malam bersama.
“Mia kau benar-benar wanita tak punya hati, kau mempermainkan perasaan Miyazawa-san” tegur Chiaki
“aku tidak seperti itu.” jawab Mia.
Ada suara bel pintu apartemen mereka.Mia berdiri untuk membukakan pintunya. Mia terkejut saat melihat dari camera pintu  yang datang adalah ibunya.

Ibu Mia datang dengan membawa berbagai macam oleh-oleh makanan.
“ibu, ini apa?” tanya Mia saat ibunya membuka oleh-oleh yang dibawanya.
“aku membelinya di basement mall. Tokyo benar-benar menakjubkan.” Ucap ibu Mia
“tidak bukan itu maksudku” ucap Mia.

Ibu Mia baru ngeh klo anaknya itu bertanya kenapa ia ada disini “ oh.. akan ada reunion disini. Yah karena aku disini jadi aku pikir aku akan tinggal disini sementara waktu” ucap ibu Mia

“untuk sementara? Bagaimana dengan ayah?” tanya Mia
“kita abaikan saja pria itu yang sudah melupakan perayaan hari pernikahan kita” jawab Ibu Mia sedikit kesal. Sepertinya mereka berdua sedang  bertengkar.

“apa? Jadi kalian berdua sedang bertengkar?” tanya Mia
Ibu Mia tidak menjawabnya dan mengalihkan pembicaraan ke barang-barang yang dibawanya.



“ini dari ibumu Akari-chan.” Ucap Ibu Mia menyerahkan kotak makanan ke Akari
Akari membukanya dan terlihat sangat senang “ wow.. ya aku suka ini”
“dan ini dari ibumu Chiaki-chan” ucap Ibu Mia menyerahkan paperboard  ke Chiaki.
“paperboard?” gumam Chiaki heran

“dia bilang dia ingin mendapatkan tandatangan dari Dean atau siapa saat kau bertemu pria itu.dia siapa? Ada dia model international” ucap Ibu Mia
Mereka tertawa bersama.

Ibu Mia mengambil map dan memberikannya pada Mia. “ini.. ini untukmu Mia.”
Mia menerima dan terkejut melihat tulisan di map itu “apa  pertemuan perjodohan?” seru Mia kaget

“mengapa kau terkejut, ibumu dan ayahmu juga ikut perjodohan” ucap Ibu Mia
“aku tau tapi…”
“apa kau punya pacar?” serobot ibu Mia
“tidak, aku tidak punya”
“jadi semua gak masalah kan?” seru ibu Mia tersenyum

“hei bolehkah aku melihat?”ucap Chiaki mengambil map perjodohan dari Mia. Ia lalu  melihat foto pria  yang akan dijodohkan ke Mia. Seorang pria yang lumayan ganteng sih.
“ dia bekerja di bank dan dia anak kedua.” Ucap Mia Mia.

“sepertinya bagus.. sepertinya pilihan yang aman” komentar Chiaki.
“kenapa ngak kamu saja yang menemuinya Chiaki?” gerutu Mia
“aku rasa aku ingin menikah pria yang menjadi jodohku.” Ucap Akari. Maksudnya Akari ingin menikah pria pilihannya sendiri.

“iya kan” Mia seperti mendapatkan teman yang semikiran dengannya.
“iya”
“Akari kenyataan berbeda dengan novel. Tidak ada pria seperti itu dalam takdirmu.” ucap Chiaki

“sebenarnya setiap orang punya jodohnya ” ucap ibu Mia
“ibu, apa kau pernah merasakan sesuatu dengan takdirmu?” tanya Mia
Ibu Mia tidak menjawabnya ia malah meminta Mia menemaninya pergi ke Ginza esok hari.
“aku tidak bisa, besok aku bekerja” jawab Mia

Chiaki mengangkat tangannya “aku libur jadi aku bisa menemanimu”
“benarkah? Tidak apa-apakan?” tanya ibu Mia
Chiaki mengangguk.

“pertama aku ingin pergi ke pusat kota Tokyo dan k e Skytree.. skytree lihat.. lihat skytree” ucap ibu Mia bersemangat ingin melihat skytree.

Mia hanya mengelus kepalanya melihat ibunya yang seperti anak kecil ingin melihat skytree.
*skytree Tokyo itu kayak menara tinggi untuk melihat sekeliling kota Tokyo. Semacam monas di Jakarta tapi lebih tinggi lagi.


Mia sedang menunggu pemotretan iklan cincin pernikahan.Ia mngundang Kairi untuk datang. Saat Kairi datang Mia menyambut pria itu.Ini kesempatannya untuk bertemu pria yang dicintainya itu hanya berdua. Tapi Mia  heran melihat Saeki ternyata bersama Kairi.
“mengapa…?”

“manager memintaku untuk menemani wapres. ” Ucap Saeki menjawab kekagetan Mia. “apa ini pemotretan yang susah?” tanyanya melihat-lihat. Ia juga sebenarnya heran kenapa ia disuruh menemani Kairi.

Mia dan Kairi saling berpandangan. Mereka sudah curiga mungkin salah satu cara dari presdir agar mereka tidak berduaan.

“omong-omong aku dengar kau akan menikah Kurihara?” tanya saeki
“tidak itu—“
“betapa menyenangkannya bisa menikah. Lagipula menikah adalah kebahagiaan seorang wanita” ucap saeki menatap Mia iri.

Saeki melihat seseorang datang dan ia pergi berbicara dengan orang itu.
Mia berjalan mendekati Kairi “ini…”
“ini mung kin dikarenakan foto-foto itu.” jawab Kairi
“iya.. presdir sepertinya masih ragu”



Setelah selesai pemotretan Mia, Kairi dan saeki berjalan pulang ke toko tiffany tapi dari dalam  toko tiba-tiba seseorang memanggilnya. Mia melihat Chiaki dan ibunya sedang melambaikan tangan dan memanggil-manggilnya.

Ibu Mia mendekati Mia dan teman-temannya.
“oh ibu, apa yang ibu lakukan disini?” tanya Mia.
“tante bilang klo ia ingin melihat tiffany” ucap Chiaki menjelaskan keberadaan mereka berdua di toko tiffany.

Mia menoleh pada kedua teman kerjanya “ini ibuku” ucapnya memperkenalkan ibunya.
Ibu mia tersenyum pada Kairi dan Saeki.

“ini wapres Miyoshi-san dan seniorku, Saeki san.” Ucap Mia pada ibunya.
Ibu Mia langsung bersemangat setelah diperkenalkan klo Kairi adalah wapres.

“wakil presiden?terima kasih banyak sudah merawat  anak saya” ucap ibu Mia
“tidak.. dia yang sudah merawar saya.” Jawab Kairi sedikit menunduk member hormat.
“ijinkan saya mengucapkan selamat pada anda” ucap saeki san
“selamat?” tanya ibu Mia kebingungan.

Mia dan Kairi langsung kaget dan tau apa yang akan diucapkan Saeki selanjutnya.
“tidak itu—“

“dia bertunangan kan. Miyazawa-san adalah orang yang sangat mampu. Anda pasti merasa terjamin.” Ucap saeki meenyerobot pembicaraan Mia.

Mata ibu Mia terbelalak mendengar kabar dari saeki itu.
“kau tak pernah memberitahuku ada seseorang yang seperti itu.” seru ibu Mia bersemangat menepuk bahu anaknya.
“tidak itu salah..” bantah Mia
“apa salah?” tanya saeki kaget

Mia bertambah panic “tidak itu bukan salah tapi—“ Mia kebingungan menjelaskan. Klo ia bilang tidak, ia takut saeki menceritakannya pada presdir. Tapi klo ia jawab iya, ibunya pasti akan bertanya terus padanya.

Ibu Mia tersenyum bahagia “telpon dia dan bilang untuk makan malam bersama kita”
“tunggu.. tunggu.. tunggu” Mia  kebingungan dan melihat Chiaki yang akan pergi begitu saja“hey Chiaki..”

“eh mengapa aku disalahkan..”

“apakah semua orang mengenalnya? Apa dia teman sekerja” tanya ibu Mia menatap Kairi.
Kairi juga ikut bingung menjawabnya “tidak, dia—“
Mia segera menghampiri ibunya “ibu cukup..aku sekarang sedang bekerja” ucap Mia
“dia orang yang seperti apa? Berapa umurnya? Sejak kapan kalian berpacaran” tanya ibu Mia penasaran

“tunggu…”Mia  kebingungan dicecar pertanyaan seperti itu dari ibunya.
“mengapa kau tidak memberitahu apapun padaku?”
Dari jauh Yota melihat kejadian itu.


Kairi mengunjungi Yuka dirumah sakit dan ia membantu Yuka untuk melatih kakinya untuk sedikit berjalan dikamarnya.Setelah beberapa saat ia meminta Yuka untuk kembali ke tempat tidurnya.

“ano.. aku dengar Kurihara-san bertunangan.” Ucap Yuka
Kairi kaget “siapa yang memberitahumu?”

“kakakku.. dia bilang dia mendengarnya dari paman.kita harus memberikan hadiah padanya”
“jangan repot-repot” ucap Kairi tidak suka
“aku harus melakukannya.. dia sudah menngurusmu “

“yang lebih penting adalah bagaimana dengan kondisimu? Apa kau sudah mengingat sesuatu?” tanya Kairi mengalihkan pembicaraan.
“Yuka menggeleng. “belum”
“oh begitu” gumam Kairi



Kairi lalu menemui dokter Yuka untuk berkonsulatasi.
“jika aku menunjukkan padanya apa yang terjadi saat kecelakaan itu apakah memorinya akan kembali?” tanya Kairi

“aku bilang itu bukannya hal yang tidak mungkin tapi Apakah itu tentang kebiasaanya setiap hari atau sesuatu ?.” tanya dokter.

Kairi terdiam tidak memberitahukan hal apa yang akan dikatakannya pada Yuka.
Saat Kairi diluar ruangan dokter, Kairi membuka surat pengajuan perceraian yang sudah dibuat mereka berdua.

Dari jauh Haruka memperhatikan Kairi.
Kairi menerima pesan dari Mia. Tapi saat ia akan membaca pesan itu, Haruka menghampirinya.

“Yuka sepertinya semakin membaik.” Ucap Haruka.
“iya sepertinya begitu” jawab Kairi memasukkan Hpnya ke dalam Saku jasnya.
“jangan mendesaknya” ucap Haruka
“aku tahu” jawab Kairi



Sementara itu Mia sedang makan malam bersama Ibu dan Miyazawa.Ia sengaja ke toilet untuk menulis pesan pada Kairi.

“aku meminta maaf atas apa yang terjadi hari ini. Bisakah kau nanti menghubungiku?”

Mia menunggu beberapa saat tapi terlihat di Hpnya klo Kairi belum membaca chat itu.
“tolong bacalah” gumam Mia terus melihat pesannya.
Dengan kecewa Mia kembali ke dalam restaurant.


“Mia sangat cantik dan saya sadari dia mirip dengan anda” puji Miyazawa pada ibu Mia
Ibu Mia tertawa malu-malu senang “oh Miyazawa-san,  jangan mengatakan hal yang sudah jelas seperti itu

“tapi anda memang cantik” puji Miyazawa lagi
Ibu Mia tertawa senang “ sudah hentikan”
Mia duduk disamping mereka berdua. Miyazawa melirik  ke Mia dan kembali melihat ke Ibu Mia.

“bagaimana Mia-san saat ia masih kecil?” tanya Miyazawa
Ibu Mia melirik ke anaknya “ahh dia  anak yang keras kepala”

Miyazawa melirik Mia dan menyindir “ dia  tidak berubah sampai sekarang”
“hei!” protes Mia

“tapi dia orang yang  keras hati, meski saat dia  dalam kondisi depresi, dia  mencoba tersenyum. Sebagai orangtuanya terkadang aku merasa khawatir padanya.Dan seperti kebiasaannya ia akan pergi ke sungai.”
“sungai?”

“dia bilang klo aliran sungai akan membasuh kekhawatirannya.” Ucap ibu Mia
“cukup ceritanya” ucap Mia pada ibunya. Mia  menyibukan diri dengan makanan yang ada didepannya dan membiarkan ibunya bercerita panjang lebar pada Miyazawa.

“omong-omong Mia mengapa kamu tidaj memberitahu ibu klo ada pria baik seperti ini dalam hidupmu.” Ucap ibu Mia melirik ke Mia dan Miyazawa

Mia grogi melirik Miyazawa dan langsung membantah ibunya “aku sudah bilang bukan seperti itu”

Miyazawa tersenyum “saya berharap klo dia akan menjadi pacar dengan tujuan menikah tapi dia menolak saya….”

“heiii…” protes Mia pada Miyazawa tapi pria  itu terus menatap ibunya dengan serius.
“…tapi saya belum menyerah” lanjut Miyazawa.Mia terdiam memperhatikan Miyazawa.Pria itupun menoleh pada Mia.

“terima kasih Miyazawa-san. Sepertinya gadis ini tidak memikirkan masa depannya sama sekali” ucap ibu Mia sambil melirik anaknya dengan kesal.

“aku memikirkannya.. tapi sekarang pekerjaanku adalah yang paling penting” jawab Mia
“kau mulai lagi..” gerutu ibu Mia, ia menoleh pad aMiyazawa yang duduk didepannya itu “maaf ya.. aku tak pernah mengira dia  punya pekerjaan yang sepenting itu”

“iya dia punya” jawab Miyazawa
“tolong kau jaga anak gadisku ini” pesan ibu Mia pada Miyazawa dengan serius dan membuat Mia salah tingkah melihat Miyazawa.
Miyazawa tersenyum “iya”


Sampai dirumahnya Mia melihat lagi Hpnya tapi ternyata Kairi belum juga membaca pesannya. “tolong baca.. tolong baca.. tolong baca..” gumam Mia seperti membaca mantra didepan Hpnya.

Tiba-tiba ibu Mia masuk kedalam rumahnya dan membuat Mia kaget.
“Miyazawa-san orang yang baik kan?” ucap ibunya yang bahagia bertemu dengan calon mantunya.

‘ibu kau harus mengetuk pintu dulu.” Gerutu Mia
Ibunya tidak mengubris Mia dan duduk di tempat tidur Mia. “menikahlah dengannya, Dia sepertinya penuh perhatian. Sangat jauh berbeda dengan ayahmu.”

“tolong jangan terlalu mendesak” jawab Mia

“apa masalahmu? Jika kau terlalu memilih-milih kau akan membayar mahal untuk ini. Menikah, punya anak-anak, dan menjadi seorang ibu terlihat sangat biasa.Tapi itu adalah kebahagian wanita. Tolong kau segera berikan ketenangan pikiran padaku”

“hentikan… aku yang akan memutuskan apa kebahagiaanku itu. bukan tentang apa yang membuat ketenangan pikiranmu. Kau tak ada pilihan lain selain menikah tapi aku berbeda denganmu ibu” ucap Mia sedikit emosi pada ibunya dan mencari dompetnya untuk pergi.
“Mia..”
“aku akan pergi ke toko, kau tidur dulu.” Ucap Mia pergi


Mia pergi keluar apartemennya untuk mencari udara segar. Mia membuka hpnya dan menerima chat dari teman PR “untuk memberiakan ucapan selamat atas pertunanganmu. Departemen PR akan menjadi penyelenggara dinner party. Tolong beritahu pada kami jadwalmu.Tolong  undang Miyazawa san juga.”

Mia jadi sedih melihat pesan itu. Semua sekarang menjadi lebih rumit karena kebohongannya sendiri “jika wapres dan aku seperti pasangan normal lainnya, apakah mereka juga akan memberikan selamat seperti ini. Imajinasi tidak realistis ini melintas dipikiranku” Batin Mia berjalan menuju sebuah café.

Mia terkejut saat mendengar dering telpon yang ternyata dari Kairi. Ia memburu-buru menerimanya “halo”

“apakah waktu yang tepat?” tanya Kairi, ia khawatir Mia  masih bersama dengan ibunya.
“kau tidak segera menghubungiku” protes Mia
“hah?” Kairi kaget mendengar suara protes Mia.

Mia lalu menceritakan pada Kairi tentang pertengkaran dengan ibunya.
“jadi kau bertengkar dan pergi keluar?” tanya Kairi
“karena dia egois.” Gerutu Mia, ia berbicara dengan pelayan dan memesan ice cream.
Kairi tersenyum mendengar gerutuan Mia itu.

“berapa lama dia disini?” tanya Kairi.
“aku tidak tau sampai kapan ia disini. Mungkin dia bertengkar dnegan ayahku dan meninggalkan rumah.” Jawab Mia

“orang tuamu itu orangnya seperti apa?” tanya Kairi menuangkan bir dalam gelasnya.
“seperti orang normal lainnya…  ibuku, kau sudah melihatnya kan.. klo ayahku tidak banyak bicara. Jadi ibuku sering marah padanya.”jawab Mia menggambarkan orangtuanya pada Kairi.

“kau segeralah berbaikan dengan ibumu” ucap Kairi.
“aku tahu… tapi dia sangat keras kepala.” Kata Mia.
“kurihara jangan membuat orangtuamu lebih sakit dari saat ini.” Ucap Kairi
“iya..” angguk Mia

“selain itu.. aku lebih peduli tentang fakta klo kau pergi dinner bersama Miyazawa.” Ucap Kairi sedikit cemburu
“maaf.. kebohongan itu mencekikku terus terusan.”
“dan kau harus jujur memberitahukan hal itu padaku daripada kau menutupinya dariku.” Ucap Kairi

“wapres, apakah kau pernah ke skytree?” tanya Mia.
“tidak.. belum pernah..”jawab Kairi
“aku juga..sejak aku tinggal disini, aku merasa aku bisa pergi kesana kapan saja.tapi pada akhirnya ibuku yang lebih dulu pergi kesana.” Gerutu Mia.
Kairi tersenyum mendengarnya.

“ah tapi wapres, kau sepertinya tidak suka dengan tempat yang ramai.” goda Mia
“tidak.. tidak juga” bantah Kairi
“kau sepertinya akan badmood jika aku membuatmu menunggu lebih dari 10 menit.” Sindir Mia

“itu karena kau tidak mahir membuat rencana” ucap Kairi sambil membuat makan malamnya.
“apa maksudmu?” tanya Mia
“seperti.. “aku ingin pergi ke sini, aku ingin pergi kesana… “ aku rasa kau bertindak atas keinginan mendadak.” Sindir Kairi
Mia tertawa mendengar kebenaran ucapan Kairi itu.


“jadi kemana kau ingin pergi terlebih dahulu?” tanya Kairi
“hmmm…” Mia memejamkan matanya berpikir tempat yang ingin ia kunjungi bersama Kairi “ makan siang”

“itu dulu?” tanya Kairi tak percaya tujuan pertama yang diinginkan Mia ‘makan siang”
“karena aku tidak bisa melakukan apapun klo aku sedang lapar” jawab Mia
“selanjutnya apa? Wapres sekarang kau yang putuskan” ucap Mia
Kairi memejamkan matanya “hmm apa ya… planetarium” jawab Kairi
“apa? Apa ada planetarium disini? “tanya Mia tertawa
“kau tidak tahu? berarti kau belum cukup meniliti” sindir Kairi “terus apa selanjutnya?” tanya Kairi masih menutup matanya.

“aku ingin pergi shopping” jawab Mia tersenyum
“kapan kita akan obeservasi dek?” tanya Kairi
“kita pergi kesana saat gelap, mari kita lihat pemandangan malam bersama-sama.” Jawab Mia.

Keduanya tersenyum masih menutup mata mereka “saat kita menutup mata kita, kita menjadi bebas. Wapres akan merasa malu jika harus berpegangan tangan di tempat umum. Tapi aku akan memegang tangannya dan membawanya kemana saja. “
“kurihara?”

Mia membuka matanya “aku ingin bertemu denganmu” ucap Mia “aku ingin bertemu denganmu sekarang”
Kairi hanya terdiam membeku.

Mia tersadar ia sudah terlalu mendesak Kairi “ahh  lupakan itu..”
“aku akan selalu ada disisimu” ucap Kairi “saat kau ingin bertemu denganku, mungkin sulit untuk ku segera menemuimu, tapi hatiku selalu ada bersamamu. Aku jadi berharap lebih..”
Mia terdiam dan membuat Kairi penasaran “heii.. katakan sesuatu”
Mia tertawa “aku malu…”

“aku yang harusnya malu..” ucap Kairi tersenyum malu.

“ini bukan imaginasiku saja.. aku harap suatu hari akan datang saat dimana wapres dan aku bisa berjalan bergadengan tangan dengan bebas.” Batin Mia tersenyum.

Mia tersadar klo Kairi tidak berbicara lagi.
“wapres.. halo.. halo..”

Diujung telpon satunya, Kairi hanya mendengarkan suara Mia. Tiba-tiba timbul keisengannya.
Kairi bersuara seperti orang mendengkur “zzzzzzzzzzz..”
Mia mendengar suara dengkuran itu dan mengira Kairi benar-benar tidur “hah…? Hei.. bangun!” seru Mia tak percaya.
Kairi tersenyum dan memperkeras suara dengkurannya “ZZZZZZZZZZZ”
“hei bangun!” teriak Mia ditelpon
Kairi tersenyum dan tetap bersuara mendengkur untuk menggoda Mia.
“bangunnnnnn”
Kairi tersenyum puas…


Mia pulang ke rumah dan mendapati ibunya sudah tertidur dikamarnya.
“ibu maafkan yang terjadi tadi” ucap Mia pelan.
Ibu Mia yang sebenarnya belum tertidurpun mendengarnya. Mia menerima pesan masuk di Hpnya dan saat dibuka ternyata dari Kairi.
“aku sudah memesan tempat di restaurant ini  tgl 15. Pergilah dengan ibumu.” Tulisa Kairi dan dichatnya itu ia memberikan link restaurant.


Esok harinya saat di kantor, yoshihiro-san dan saeki menemuinya.
Yoshihiro tampak ragu untuk bertanya dengan Mia “kurihara.. tentang dinner party…”
Takako ikut mendekat “ emmm.. apakah kau sudah bertanya jadwalnya Miyazawa-san?”
“ah ituu..”
“apa kau sudah memilih tanggal pernikahanmu?” tanya saeki “tolong lemparkan bungamu padaku”
Mia bingung melihat teman-temannya bersemangat pada suatu kebohongannya itu.
Tiba-tiba manager Mukai memanggilnya untuk ke ruangannya.

Mia masuk ke ruangan manager Mukai dan ia kaget melihat manager Mukai tiba-tiba menuang champagne ke dalam 2 gelas. Manager Mukai lalu mengulurkan 1 gelas padanya. “
“sudah diputuskan klo kau akan pindah ke departemen penjualan di Osaka.” Ucap manager Mukai member tahu.

“hah?” Mia sangat kaget mendengar kabar yang mendadak itu.
“kau akan diberitahu secara resmi, jadi bersiaplah.” Ucap manager Mukai.
“mengapa? Mengapa aku pindah?” tanya Mia

“dibandingkan dengan Tokyo. Area kansai sangat bergantung pada hubungan manusia. Tolong kau pelajari disana.” Ucap manager Mukai sambil mengetukkan gelasnya ke gelas Mia. Ia tidak begitu memperdulikan Mia yang terdiam membeku dengan kabar itu. Mia tidak habis mengerti dengan perubahan mendadak ini .


Kairi juga mengetahui tentang Mia yang dipindah ke Osaka. Ia segera pergi ke presdir untuk bertanya. Ia tau ini semua pasti gara-gara foto mereka berdua itu.
“mengapa ini terjadi? Aku sudah menjelaskan pada anda klo foto-foto itu hanyalah kesalahpahaman. “ ucap Kairi

“ini akan jadi pengalaman yang berharga buatnya di departemen lain.” Jawab  presdir.
“aku tidak yakin dengan waktu seperti ini..” ucap Kairi yang masih tak percaya alasan presdir memindahkan Mia adalah untuk belajar dari departemen lain.

“ jika kau benar-benar tidak ingin Kurihara-san pindah. Aku punya syarat” jawab presdir.
“syarat?” Kairi memperhatikan dengan penasaran.


Mia menceritakan semua pada teman-temannya saat mereka menghabiskan malam di restaurant milik naoki.
“lalu apa yang akan kau lakukan? “ tanya Akari
“apa yang aku lakukan? Aku hanya seorang karyawan.” Jawab Mia
“perselingkuhan jarak jauh” ucap Naoki pelan. 
“saat ini kau hanya bisa menemuinya di weekend lalu jika kau pergi ke Osaka kapan kau akan menemuinya?” tanya Chiaki
“kau benar” ucap Mia
“saat ini, mengapa kau tidak meminta Miyazawa-san untuk mempekerjakanmu di Jimmy Choo?” saran Chiaki.

“tidak.. aku tidak berpikir untuk berhenti dari tiffany.” Jawab Mia
“hei Mia, meski kau tetap di Tiffany, kemungkinan sangat kecil kau dapat kembali ke Tokyo. Selama Miyoshi-san tetap sebagai wapres. Di Tokyo, aku rasa kamu akan tetap berada di kantor cabang Mia. Jadi apakah masih berharga untuk tetap bekerja di Tiffany?” giliran Akari menasehatinya.

Mia terdiam berpikir. Suara dering Hp membuatnya cepat-cepat membuka Hpnya. Telpon dari Kairi.
Mia tidak segera menerima panggilan masuk itu. Mia hanya memperhatikan saja.
“kenapa kau tidak mengangkatnya?”
“aku tidak tau apa yang harus aku katakan” jawab Mia
“kau hanya perlu mengatakan apa yang kau rasakan” ucap Naoki. “kalian berdua harus mengkhawatirkan masa depan kalian bersama-sama.”
Suara telpon di Hp Mia berhenti.
“aku sepertinya perlu menjernihkan pikiranku. Kalian berdua pulang dulu” ucap Mia berjalan pergi.



Kairi seperti biasa pergi ke rumah sakit untuk menengok Yuka. Begitu ia masuk Yuka langsung memperlihatkan catalog  apartemen padanya.
“kakakku mengumpulkan ini untukku jadi kita bisa pindah secepatnya begitu keluar dari rumah sakit..”
Kairi menerima catalog itu. ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Yuka belum mengingat masa lalu mereka.
“apakah kita bangun rumah sendiri saja? Kita bisa mendesignnya sendiri” ucap Yuka lagi.
“tidak bisakah kau mengingatnya? Tentang apa yang terjadi pada saat kejadian itu” tanya Kairi

Yuka menunduk merasa bersalah karena ia melupakan kejadian itu “maaf.. tapi aku rasa sekarang semua baik-baik saja”

Kairi meletakkan catalog itu keatas meja  dengan sedikit kesal “tolong cobalah untuk mengingatnya. Karena itu sangat penting”
“ada apa? Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Yuka yang heran melihat Kairi kesal karena ia tidak mengingat masa lalunya.

Kairi melihat ekpresi Yuka yang kebingungan jadi ia merasa bersalah.
‘aku diberitahu klo aku tidak sadar selama 1,5 tahun. Saat aku siuman semuanya sudah berubah.” Ucap Yuka sedikit histeris.

“maafkan aku” ucap Kairi menyesal melihat Yuka yan g seperti mau menangis didepannya.
“kau mungkin berpikir aku tidak melakukannya. Tapi aku sudah berusaha keras.. aku ingin segera sembuh dan hidup bersama denganmu Kairi. Tapi mengapa?” isak  Yuka.bercampur histeris

Kairi jadi tidak tega melihat Yuka yang histeris didepannya. Ia berjalan mendekati Yuka dan mencoba menenangkan wanita itu “Yuka tenanglah..” ucap Kairi
Ditengah ke panikannya tiba-tiba memori Yuka berkelebat di pikirannya. Bayangan perselingkuhan dengan pria bule dan kejadian saat mereka berdua sedang naik mobil terbayang dipikiran Yuka.. wanit aitu jadi semakin panic.
Haruka masuk dan melihat Yuka yang kesakitan dan histeris didepannnya. Haruka langsung memarahi Kairi.



Kairi pulang ke rumahnya dan ia langsung mengirim pesan pada Mia.
“aku ingin berbicara denganmu, aku sekarang ada dirumah. Tolong hubungi aku.” Tulis pesan Kairi.

Mia yang ada diruang karaoke sedikit ragu menjawab pesan Kairi itu. ia teringat tentang ucapan Akari yang mengatakan klo selama Kairi masih menjadi wapres sangat sulit buatnya kembali ke Tokyo. Mia pun tidak jadi membalas pesan Kairi. Seperti biasanya Mia melampiaskan emosinya dengan bernyanyi dengan berteriak-teriak di ruang karaoke itu.

Sementara itu Kairi yang menunggu jawaban dari Mia melampiaskan frustasinya dengan memutar music rock keras dan dia bergaya menjadi seorang gitaris lagu rock.


Chiaki dan Akari sedang diapartemen mereka dan menatap foto mereka bertiga saat masih kecil.
“jujur saja, aku masih tidak bisa membayangkan klo Mia akan pergi ke Osaka.” Ucap Akari menatap foto itu. “kita bertiga selalu bersama jadi…”
“OSAKA? Apa maksudmu?” tiba-tiba dari arah belakang ibu Mia berdiri didepan pintu menatap keduanya.kaget. “apakah Mia akan pergi ke Osaka?.”


Manager Mukai pergi menemui presdir di ruang kantornya. “tentang wanita bernama Ogawa Haruka-san yang anda sebutkan beberapa hari yang lalu..”
“apa kau menemukan sesuatu?” tanya presdir
“butik yang dimilikinya atas nama adiknya,  Yuka-san. Rupanya dia sudah meminjam uang dari banyak tempat, menggunakan nama Yuka-san. jumlah total biayanya  tak  terpikirkan yang tampaknya tidak mungkin bisa dibayar kembali.” Ucap manager Mukai memberitahu presdir
“ahh begitu.. tolong  terus  investigasi” ucap presdir. Manager Mukai mengangguk.


Mia sedang melihat buku diarynya dan mendapati memo yang ditulis Kairi untuknya. Sebuah telpon dari Miyazawa membuatnya meletakkan diarynya itu.
“kau pasti sedang bermalas-malasan dirumahmu saat liburan begini. Apa kau mau pergi keluar?” tanya Miyazawa dari ujung telpon sana
“hah?”
“aku sudah berpura-pura jadi tunanganmu dank au masih berhutan sebuah kencan.” Ucap Miyazawa.
“maaf. Hari ini aku tidak bisa.” Tolak Mia
“tapi aku sudah sampai disini” ucap Miyazawa sambil membunyikan klakson mobilnya yang terparkir didepan gedung apartemen Mia.
Mia mendengar suara klakson mobil Miyazawa. Mau tak mau terpaksa  ia akhirnya pergi bersama dengan Miyazawa.


Miyazawa membawanya pergi ke sebuah air terjun dan sungai berbatu dengan pohon rindang disekitarnya. Mia tampak sangat senang melihat pemandangan disekitarnya.
“wow.. ini menyenangkan..” seru Mia tersenyum senang.

Miyazawa melompati batu untuk mendekati Mia. “aku akan mengambil fotomu.”
Mia segera bergaya didepan Miyazawa. Dan pria itupun mengambil beberapa foto Mia.
“sekali lagi.. sekali lagi” ucap Miyazawa berdiri mendekati Mia untuk foto wefie berdua. “senyum” ucap Miyazawa sebelum memencet tombol fotonya.


Mereka berdua turun ke sungai untuk menangkap Ikan. Tapi Miyazawa terlihat aneh saat akan menangkap ikan. Begitu ikannya didekat tangannya, Miyazawa seperti ketakutan.

Mia tertawa melihat ekspresi wajah Miyazawa. “apa kau tak bisa (phobia)  menyentuh ikan?” tawa Mia geli.

“tidak mungkin.. aku bisa menyentuhnya kok” bantah Miyazawa cepat. Mana mungkin ia mengakui kelemahannya didepan Mia.
“coba lagi” pinta Mia.

Miyazawa pun berusaha menangkap ikan disungai itu tapi lagi-lagi begitu tangannya hampir menyentuh ikan, Miyazawa ketakutan sendiri ‘wow.. wow.. wow” serunya kelabakan sampai hampir terjatuh ke kolam.

“hahahaha…” Mia terus menertawakan Miyazawa.



Mereka berdua lalu memanggang ikan yang mereka dapat disungai. Mia mengambil satu yang sudah matang dan memakannya.

“hmmm.. ini enak” seru Mia menikmati ikannya.
“ini.. makan ini” ucap Mia mengulurkan 1 tusukan ikan pada Miyazawa.
“tidak.. tidak.. tidak..” tolak Miyazawa menghindar dengan cepat.

“benarkah? Kau tidak bercanda? Kau bahkan tidak memakannya?” tanya Mia
Miyazawa segera mengambil ikan dari tangan Mia “apa kau bodoh? Tentu saja aku bisa memakannya” tapi ekspresinya saat melihat ikan ditangannya adalah ekspresi jijik. Ia pura-pura membuka mulutnya tapi saat ikan sudah sampai didepan mulutnya tiba-tiba ia menghentikannya.

“oh aku sudah makan pagi dengan porsi besar. Aku tidak lapar..” ucapnya
“hah?”
“aku makan ramen dan ya! Aku makan 2, ½ mangkok lagi.” Ucap Miyazawa berbohong.
Mia meliriknya tak percaya “apa toko ramen buka dipagi hari?” sindir Mia
“di-pa-gi hari? Ya-a.. aku.. ya… iya ada yang buka. Ada yang buka..” ucap Miyazawa terbata-bata
Mia tertawa terbahak-bahak
“aku akan membawamu kesana lain kali” seru Miyazawa melihat Mia menertawakannya.


Pada saat itu Kairi menghubungi Mia tapi Mia tidak mendengarnya karena sedang bersama Miyazawa. Kairi meninggalkan pesan di Hp Mia agar menghubunginya balik.

Manager Mukai menemui Kairi dan menunjukkan proposal Mia untuk project bersama Hiro-san. Ia memberitahu Kairi klo dia akan meminta seseorang untuk mengerjakan proposal Mia karena Mia harus ke Osaka.

Kairi memberikan usul agar tetap Mia yang mengerjakan project itu. Manager Mukai menolaknya dengan alasan Mia tetap harus di Osaka dan dia  menekan kalimat klo ia tidak ingin merusak hidup Mia.
Kairi mengerti maksud kalimat manager Mukai itu.



Dirumah sakit Yuka menunggu Kairi datang tapi pria itu tidak datang juga.
“Kairi hari ini tidak datang” gumam Yuka kecewa
‘mungkin dia sibuk” jawab Haruka.
“di hari minggu?” gumam Yuka
Haruka hanya tersenyum dan pergi keluar membawa nampan tempat makan Yuka yang sudah habis.

Yuka mendengar suara telpon dari Hp Haruka yang ada ditas sebelahnya.
“kak, telponmu bordering” seru Yuka memanggil Haruka.
Haruka sepertinya tidak mendengarnya dan Yuka lalu membuka tas Haruka untuk melihat HP Haruka.

Tapi saat ia akan mengambil HP Haruka, mata nya menangkap foto yang ada didalam tas itu. Yuka terkejut melihat foto-foto Kairi dan Mia.
Haruka masuk ke dalam kamar dan melihat Yuka memegang foto-foto itu. Haruka mengambil semua dari tangan Yuka “ini tidak seperti yang terlihat.. jangan khawatir.. Kairi hanya mencintaimu” ucap Haruka
Yuka masih sangat shock setelah melihat foto itu “kak aku ingin bertanya sesuatu padamu”


Sementara itu Mia yang sedang liburan bersama Miyazawa membuka telponnya dan mendengarkan pesan masuk dari Kairi.

“kau kau sudah merasa  sedikit refresh?” tanya Miyazawa mengulurkan minuman pada Mia. Ia duduk disebuah batu bersebelahan dengan Mia

“aliran sungai menghapus kekhawatirmu juga kan?” tanya Miyazawa
Mia terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka Miyazawa tau kebiasaannya itu.
“mengapa kau tidak bergabung dengan Jimmy Choo?” tanya Miyazawa
“heh?”

“jangan berani berpikir kau akan pergi ke Osaka” ucap Miyazawa
“siapa yang memberitahumu?” tanya Mia
“semalam aku bertemu dengan ibumu” jawab Miyazawa
“dia melakukannya tanpa persetujuanku” gerutu Mia

“tidak jangan marah padanya. Dia memintaku merahasiakannya. Dia menundukkan kepalanya kepadaku  beberapa kali dan memintaku menghentikanmu pergi ke Osaka. Dia mengkhawatirkanmu. Jangan membuatnya sedih. “ ucap Miyazawa
Mia terdiam. Ia tau ibunya khawatir ia ada ditempat yang baru yang tentu saja semakin jauh dari siapapun.


Chiaki memakai kemeja di kamar Kuno setelah mereka….. ya begitulah….. Pria itu masih ditempat tidur dengan memakai jubah mandinya dan sedang serius memperhatikan saham yang ada di layar laptopnya
“aku dengar Akari menjadi editormu lagi Kunocchi.”ucap Chiaki
Mata Kuno masih tidak melihat sama sekali ke Chiaki saat ia hanya menjawab pelan “iya”


Akari memang sekarang menjadi editor Kuno setelah pria it uterus merengek memintanya kembali menjadi editor dia.
“tolong kau menjadi editorku lagi” pinta Kuno suatu malam pada Akari sambil membawa berkas novelnya.

Ia menyerahkan tulisan novelnya pada Akari “aku sangat ingin kau membacanya.”
Akari memberikannya pada Kuno “aku bukan editormu lagi” ucapnya kembali masuk ke kantornya.
Kuno membiarkan berkas novelnya jatuh dari tangan Akari begitu saja agar ia bis amengejar gadis itu.

“aku minta maaf sudah mengatakan hal yang mengerikan seperti itu. aku percaya padamu sebagai editorku Masaki-san. Aku tidak ingin kehilanganmu.” Mohon Kuno saat itu pada Akari.
Akaripun akhirnya kembali menjadi editor Kuno.


Kembali ke Chiaki yang ada didalam kamar Kuno.
“kau begitu menYukai Akari,… aku sedikit cemburu” ucap Chiaki melirik Kuno.
Kuno tersenyum sinis  memperhatikan Chiaki “jangan berpura-pura lagi. “
Chiaki yang membelakangi Kuno mendengar nada sinis  Kuno itu. “apa kau benar-benar jatuh cinta pada Akari?”

“aku masih dalam eksperimen” jawab Kuno acuhdan ia turun dari tempat tidurnya  ke kaca kamar mandi

“hah? Eksperimen?” seru Chiaki tak paham maksud Kuno
“aku belum pernah jatuh cinta dengan siapapun.” Ucap Kuno membuka jubah mandinya.
“hah?”

“.. tapi sebagai seorang penulis novel, ini adalah suatu perasaan yang harus aku tau. Jadi aku melakukan eksperimen  pada  kalian berdua” ucap Kuno dingin.
Chiaki terkejut mendengar pengakuan Kuno itu. Dengan langkah gontai ia mendekati pintu kamar mandi.

“aku mencoba 2 cara yang berbeda untuk jatuh cinta pada seseorang. “ ucap Kuno masuk ke shower dan membasuh tubuhnya.
“kau jahat” ucap Chiaki
“kau juga Chiaki san….” Ucap Kuno.

Chiaki yang shock dengan pengakuan Kuno membuka pintu ruangan shower. “Akari dia benar –benar jatuh cinta padamu.” Seru Chiaki marah menatap Kuno
Kuno terkejut mendengar Akari jatuh cinta padanya.

“dia orang yang serius, kaku dan tidak flexible. Dia berbicara sedikit keras dan sering membuatku marah. Tapi dia  orang yang baik dan orang yang tulus daripada yang lainnya. “ seru Chiaki sambil menatap Kuno dengan marah “jangan pernah mendekati Akari lagi. Jika kau melukai Akari, aku tidak akan memaafkanmu.”
Chiaki mengambil tasnya dan langsung pergi dari apartemen Kuno.



Miyazawa mengantar Mia sampai ke depan apartemen Mia.
“terima kasih banyak” ucap Mia.
“aku tak tau mengapa… tapi tipeku adalah yang lebih imut dan yang sexy” ucap Miyazawa memperagakan tubuh sexy.
“apa kau coba memprovokasiku?” seri Mia
Miyazawa tertawa “ini hanya untukku..”
“hah?”

“itu aku yang tak ingin kau pergi ke Osaka. Aku tidak ingin berpisah denganmu. Aku rasa tak akan ada orang yang bisa aku cintai lebih dari kamu.” Ucap Miyazawa.

Tiba-tiba pandangan mata Miyazawa melihat kea rah belakang Mia dengan tatapan terkejut. Mia segera menoleh kea rah pandangan mata Miyazawa.
Mia terkejut melihat Kairi menuruni tangga apartemennya.
“wapres?” seru Mia kaget dan membuka kaca mobil Miyazawa
“aku ingin berbicara denganmu?”jawab Kairi menatap Mia tidak suka melihat gadis itu bersama dengan Miyazawa.

“ini akan sangat buruk jika da orang yang melihat kita.” Ucap Mia
“ hal seperti itu bukan suatu masalah lagi.” Jawab Kairi
“tingkah laku yang seperti ini yang akan membuat kurihara menderita” ucap Miyazawa pada Kairi.

“kau orang luar… tolong diamlah”jawab Kairi ketus
Miyazawa keluar dari dalam mobilnya dengan wajah kesal. Mia ikut turun dari dalam mobil. Takut sesuatu terjadi pada keduanya.

Miyazawa berjalan mendekati Kairi “aku tidak bisa diam begitu saja” ucap Miyazawa kesal. “kurihara-san adalah orang yang menderita disini. “
“kau tak tau apapun” sahut Kairi

“aku memberitahumu karena aku tau…  aku tak akan memaafkanmu jika kau membiarkan kurihara-san pergi ke Osaka.” Ucap  Miyazawa keras pad aKairi.
Ia berbalik dan melihat wajah Mia yang kaget. Wajah Miyazawa berubah melembut. “maaf aku sedikit keras.. sampai jumpa lagi” pamit Miyazawa kembali ke mobilnya dan segera pergi.


Setelah mobil Miyazawa pergi, Mia berbalik pada Kairi “tolong masuk sekarang” ajaknya
Kairi mengikuti Mia masuk ke dalam apartemen gadis itu.
Mia masuk kedalam apartemennya dan membuka jendela balkoni.
“aku akan membuatkan sesuatu untukmu.. kau akan makan kan?” tanya Mia terkesan sangat sibuk dengan segala sesuatunya.
“kurihara…”

“ohh,, kau masih belum percaya dengan kemampuan memasakku” ucap Mia menyibukkan diri mencari sesuatu dilemari dapur. “ah ibuku mungkin akan kembali. Bagaimana klo kita pergi keluar?”

Kairi menghela nafasnya. Ia tau Mia mencoba menghindari berbicara dengannya “ mengapa kau tidak balik menghubungiku?” tanya Kairi pelan

“ibuku sangat berisik.. jika dia  melihatmu dia akan menanyaiku berbagai pertanyaan” ucap Mia mengambil barang-barang yang berserakan di ruang tamu apartemennya.
“tentang kepindahanmu… mengapa kau berbicara dengannya (Miyazawa0 dan bukan denganku?” tanya Kairi.

Mia berpura-pura tidak mendengarnya “aku rasa tak apa-apa disini,kita akan mengkhawatirkan banyak hal jika kita diluar.”
Kairi mendekati Mia dan menyentuh tangannya “kurihara…”

Mia menjatuhkan tubuhnya kepelukan Kairi “aku ingin bertemu denganmu.”
Kairi melepaskan pelukan Mia “ayo kita bicara dengan serius.”

Mia menatap Kairi “jika aku berbicara denganmu, apakah akan ada perubahan?”
Mia berjalan menjauh lagi dan pergi ke dapur  “aku hanya akan membuatmu susah.aku akan menyelesaikannya sendiri”

“lalu untuk apa aku bersamamu? Bersama hanya disaat senang atau saat semua berjalan lancar. Apakah hubungan seperti itu berarti? Tolong beritahukan padaku apapun, seperti hal normal yang  biasa kau lakukan.”
‘apa maksudmu ‘normal”??” tanya Mia

“hah?”
“klo kita pasangan normal, kita pasti akan tertawa saat orang mengetahui hubungan kita. Mereka akan mengucapkan selamat pada kita. Kita akan mengatakan “akan banyak kekacauan” tapi sebenarnya kita akan sangat bahagia.”
“kurihara…”

“tapi kita tidak sepertii itu.. kita tidak bisa mengumumkan hubungan kita. Kit a juga tidak bisa berjalan bersama ataupun saling berpegangan tangan didepan umum. Kita dalam suatu hubungan dimana kita takut pada bayangan orang-orang yang lewat disebelah kita.” Mia menatap Kairi tajam “apakah ada aku dimasa depanmu wapres?”
Kairi terdiam melihat wajah Mia yang terlihat sangat terluka itu.
“maaf… tolong kau pulanglah” ucap Mia
Kairi memutuskan untuk pulang setelah melihat Mia sepertinya sedang butuh waktu sendirian.

Mia mencoba tidur didalam kamarnya tapi sangat sulit buatnya karena isi kepalanya penuh dengan pikiran yang macam-macam.


Esok harinya saat dikantor Kairi tanpa sengaja melihat Mia berbicara dengan seseorang ditelpon. Mia terkejut melihat Kairi berdiri tidak jauh dari tempatnya tadi menerima telpon.
“dari ibumu?” tanya Kairi
Mia mengangguk “iya.. dia bilang klo setelah makan malam ke restaurant yang kamu pesankan, dia akan pulang dengan pesawat terakhir.”
“oh begitu..”
Mia lalu pergi.

Kairi pergi menemui presdir setelah ia bertemu dengan Mia.


Mia dan ibunya pergi ke restaurant yang sudah dipesan Kairi. Mia kaget saat pelayan memberitahunya ada seseorang yang sudah menunggunya dimeja yang dipesannya.
Mia menoleh dan melihat Kairi sudah duduk disana.
“wapres apa yang terjadi?” tanya Mia

“maaf atas gangguan tiba-tiba ini” ucap Kairi pada  Ibu Mia sambil membungkuk kecil. “saya ada keperluan pekerjaan penting dengan kurihara-san jadi saya menunggu disini.”
Kairi lalu menoleh pada Mia “ kepindahanmu ke Osaka sudah dibatalkan”
“apa?”

“proposal yang kau ajukan waktu lalu sudah disetujui.”
“apa maksud anda?”
“kita sudah memutuskan klo orang yang mengajukannyalah yang harus bertanggung jawab pada itu.”

“oh begitu” ucap Mia  tersenyum lega dan masih sedikit bingung.
Ibu Mia terlihat sangat bahagia “terima kasih banyak.. terima kasih banyak” ucap ibu Mia sampai membungkuk memberapa kali pada Kairi.
“ibu…”

“itu karena  perusahaan kami berpikir  bahwa kurihara sangat dibutuhkan di departemen PR..” ucap Kairi pada ibu Mia
“baiklah… kalau anda ada waktu, maukah anda bergabung makan malam bersama kami?” ajak ibu Mia

“ibu apa yang kau katakan..” Mia mencoba mencegahnya tapi ibunya tidak mengubrisnya.
“anakku sudah memesan nya, aku tidak tau ini restaurant yang bagus atau tidak.” Ajak ibu Mia
Diluar restauran  Yota memperhatikan ketiganya dengan iri.



Mereka bertiga lalu makan malam bersama. Mia sebenarnya sangat senang melihat ibunya berbicara dengan Kairi dengan akrabnya.
“aku merasa aneh melihat ibu dan wapres berbicara. Aku sangat bahagia tapi aku rasa ini hal yang tidak bijaksana.maafkan aku ibu, ini adalah pria yang aku cintai.
Ibu Mia kaget saat melihat cincin ditangan Kairi. Ia diam-diam menatap Mia dan Kairi bergantian.

Ibu Mia pergi ke toilet dan Mia duduk berhadap-hadapan dengan Kairi.
“aku minta maaf karena ibuku sudah membuatmu menemani kami makan malam.” Ucap Mia
“tak apa..”
“kau tau ibuku sangat khawatir tentang kepindahanku jadi kau datang kesini segera untuk memberitahukannya pada kami kan?”
“aku ingin bicara..aku ingin bicara dengan orang yang sudah melahirkanmu Kurihara. ” jawab Kairi
Mia terkejut namun ia terharu.
“dia ibu yang baik… “ lanjut Kairi
Mia mengangguk. Mereka lalu berbicara tentang makanan yang sudah mereka nikmati.

Dari jauh ibu Mia memperhatikan Mia dan Kairi. Sepertinya ia sudah curiga ada sesuatu diantara keduanya. Feeling seorang ibu.


Mereka berdua mengantar ibu Mia kebandara.
“kau jaga makanmu.. bagaimanapun panasnya kau harus memakai futon (seperti kasur lipat jepang) saat kau tidur.” Pesan ibu Mia.
“hentikan.. aku bukan ada kecil” ucap Mia “ibu kau juga jangan sering bertengkar dengan ayah.”
“Mia…” ibu Mia menatap anaknya dengan serius “setiap orang punya orang yang ditakdirkan untuknya. itu yang aku rasakan”
“apa?”

“tapi kau tidak pernah menyadarinya dari pertama… dia mungkin selalu ada disampingmu…  dan saat kau menyadarinya “ohh ini pria jodohku.” Ini mungkin kasus yang akan kau yang akan kau sadari nantinya… seperti itu… kau mungkin juga akan bertengkar dengannya.” Ucap Ibu Mia menasehati anaknya.

“ibu maaf aku sudah membuat pikiranmu tidak tenang. Tapi aku akan baik-baik saja. Aku enjoy dengan pekerjaanku, Chiaki dan Akari bersama denganku. Dengan hal yang seperti ini aku tau kau tidak yakin” Ucap Mia

“aku tidak ingin memaksamu untuk menikah Mia, aku hanya ingin kau bahagia. Aku akan mendukung penuh apapun keputusan hidupmu.” Ucap Ibu Mia. Ia sedikit melirik kea rah Kairi sebelum ia melanjutkan kalimatnya.

“hargai orang yang ada disampingmu.. seseorang yang dapat kau cintai . kau tidak akan banyak bertemu mereka dalam kehidupanmu.” Ucap ibu Mia tersenyum
Mia ikut tersenyum menatap ibunya.

“sampai jumpa lagi” pamit ibu Mia setelah membelai wajah Mia.
Mia mengangguk begitu juga dengan Kairi. Lalu Ibu Mia pergi..


“maaf sudah membuatmu menunggu” dari arah tangga turun, ayah Mia muncul untuk menjemput istrinya.
“hah.. ayah?” seru Mia terkejut
Ayah Mia hanya tersenyum dan melambai pada  Mia setelah itu ayah dan ibunya pergi bergandengan tangan.
Mia tersenyum bahagia melihat kedua orangtuanya sudah akur lagi.

“suatu hari nanti saat aku mengingat kembali hari ini, siapakah yang akan ada disisiku?”
Kairi menggenggam tangan Mia setelah kedua orangtua Mia tidak kelihatan lagi.
“saat aku menggenggam tangannya. Aku jadi ingin masa depanku bersama wapres. Aku ingin terus berjalan bersama pria ini. Aku ingin menjadi masa depannya.. aku mencintaimu sebanyak banyaknya.”



Mereka berjalan bergadengan tangan saat keluar dari bandara. Tiba tiba Mia melepaskan tangan Kairi saat melihat Yuka dan Haruka berjalan kea rah mereka. Yuka melihat Mia dengan penuh kebencian.
Ia duduk di kursi roda yang didorong oleh Haruka.  
        
Kairi juga terkejut melihat Yuka ada dibandara.
“Yuka? Mengapa?"
“Kairi.. aku datang untuk menjemputmu. Ayo sekarang pulang bersama”  ucap Yuka tersenyum pada Kairi

“Yuka aku ingin bicara denganmu” kata Kairi
“aku tidak ingin bercerai denganmu. “ ucap Yuka. Ia lalu mengalihkan tatapan matanya pada Mia.
“mengapa kau merayuu Kairi?” ucap Yuka ketus
“Yuka” Kairi terkejut dengan ucapan Yuka.
“ayo katakan sesuatu” ucap Yuka masih menatap Mia.

Miyazawa tiba-tiba datang dan melihat  mereka berempat “apa yang terjadi disini?” tanya Miyazawa yang kebingungan.
Mia dan Kairi juga terkejut kenapa mereka semua  ada disana.

“aku ingin Miyazawa san tau.siapa kau yang sebenarnya. Kau sudah punya tunangan tapi masih saja…wanita murahan..“mengunakan waktu saat istrinya sedang sakit, kau sudah mengkacaukan suami orang. Tidak tau malu” ucap Haruka

Yuka pelan bangun dari kursi rodanya. Ia berdiri didepan Mia “jangan pernah mendekati Kairi lagi.. PENCURI!” teriak Yuka.

Mia malu, terluka, didepan umum Yuka sudah mempermalukannya. Mia berlari pergi dari tempat itu. Kairi mengejarnya namun Yuka menarik tangan Kairi. “aku tidak ingin bercerai” ucap Yuka lalu ia limbung dan terjatuh. Kairi pun tidak bisa mengejar Mia dan membantu Yuka.



Miyazawa berlari mengejar Mia dan ia memegang tangan Mia . Mia teringat ucapan ibunya untuk menghargai orang yang selalu ada disisinya.
“mengapa  harus kau Miyazawa-sa?” isak Mia mencoba melepaskan diri dari Miyazawa “jangan kesini”
Miyazawa tidak peduli sekitarnya, ia langsung menarik Mia kedalam pelukannya.

“aku akan berada disisimu.. aku akan selalu disisimu selamanya Mia.AKU MENCINTAIMU.. AKU SANGAT MENCINTAIMU” ucap Miyazawa diantara isak tangis Mia.Ia masih memeluk Mia erat, membiarkan Mia menangis dalam pelukannya.



BERSAMBUNG EPISODE 7



3 komentar:

  1. Akhirnya muncul juga kelanjutannya. Arigatou eunike-chan. Aah, sebel sama yuto, yuka n haruka. Miaa.., lihatlah Miyazawa-san ! *Syndrome 2nd lead,hehe. Btw, di awal si miyazawa kok mirip andika pratama (suaminya ussy) yak, atau saya mulai rabun(?) hehe

    BalasHapus
  2. Drama ne di jepang sono dh tmt blm ya...trs...udh ada dvdnya blom ya....

    BalasHapus