Rabu, 29 April 2015

Kinkyori Renai - Part. 1





Kururugi Yuni, 18 tahun, berjalan seorang diri ke sekolahnya. Ditengah jalan ia melihat ada seorang pria sedang bersama se ekor anjing yang langsung mengonggong padanya. Wajah Yuni datar, ekspresinya tidak berubah sama sekali meski jauh didalam lubuk hatinya ia sangat takut. Dengan perlahan Yuni berbalik dan langsung lari meninggalkan tempat itu.


Yuni selalu bisa menyimpan perasaannya, jika sesuatu hal terjadi dan mengusik emosinya, Yuni menahannya dengan tangannya meremas rok/baju yang dipakainya tanpa disadari orang lain.


Pengumuman hasil tes dan top score terpasang di papan pengumuman sekolah. Yuni melihat kerumunan teman-temannya yang juga datang melihat pengumuman itu.

“Kururugi benar-benar sesuatu.” Bisik seorang cowok pada teman satunya sambil melirik Yuni yang ada dibelakangnya. “Wajahnya tidak berubah bahkan dengan peringkat atas.”
“Dia terlihat seperti selalu berada di atas.” Sahut cowok satunya.


Yang lainpun mulai bisik-bisik kagum pada Yuni.
“Kururugi-san selalu Top Score.”
“Tapi dia selalu kalem.”

Yuni sebenarnya mendengar decak kagum teman temannya itu tapi ia tetap datar. Ia hanya mengambil jepit rambut kepala kucing yang dipakainya dan mengelusnya pelan.


 “Kau terlihat sangat bahagia, Kururugi. “ suara seorang pria terdengar memanggilnya. Yuni menoleh kearah suara itu. Sakurai Sensei ternyata yang berbicara. Sakurai sensei tersenyum tipis padanya dan mendekati Yuni.


Mereka saling berhadapan “Kucing itu temanmu, kan? Kau berbagi kebahagiaanmu dengan peliharaanmu. Duh.. kawaii/Imutnyaaaa.” Kata sakurai sensei tersenyum manis. Sakurai sensei menatap wajah Yuni yang masih datar meski ia memuji Yuni.
“….Maksudku kucingnya…“ lanjut sakurai Sensei dengan tanpa senyum/serius.

(klo dimanga tiap Yuni menatap Haruka/ Sakurai sensei, ia merasa gurunya itu adalah pria yang tertampan di dunia!!... *ehemm… sama :P)



3 orang gadis yang ada disana merasa cemburu karena Sakurai Sensei berbicara dengan Yuni. Ia menatap Yuni dengan iri.
“Peringkat atas kelas membuat kepalanya besar. “
“Benar sekali. “
“Kenapa dia berbicara dengan Sakurai-sensei? “
“Dasar kutu buku. “


“Kita perlu bicara -datang ke ruang staf setelah belajar“ kata sakurai sensei pada Yuni. Ia lalu pergi meninggalkan Yuni tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.


Sakurai sensei berjalan melewati sekelompok gadis, mereka menatapnya dengan penuh kekaguman.
“Tidakkah Sakurai-sensei keren banget? “
“Bau Colognenya wangi banget“
“ Bau orang/pria dewasa! “
Mereka lalu berteriak bersama “Sensei, anda keren banget! “


Sakurai sensei menoleh memperhatikan murid-muridnya itu “Kalian semua juga imut-imut.“
Gadis-gadis itu langsung berteriak histeris “kyaaaaaaaaaaaaa….“
“Jangan dianggap serius. “ kata sakurai sensei dan berjalan melanjutkan langkahnya.
Para murid perempuan yang dilewatinya nampak terkagum-kagum padanya.


Sakurai sensei pergi ke parker mobilnya dan ia mulai merokok (hmmm guru merokok??dilingkungan sekolah pula Ckkckc..). Sakurai sensei selesai merokok ia menyemprotkan parfum ke tangannya, untuk menghilangkan bau rokok ditubuhnya. Ia lalu keluar mobil saat jam istirahat sudah selesai. 


Selesai jam sekolah Yuni pergi ke ruang guru. Ia berdiri di depan meja sakurai sensei tapi gurunya itu tidak ada disana.
Yuni bergumam lirih“Dia memintaku untuk datang menemuinya dan kemudian aku menunggunya.
Betapa tidak bertanggung jawabnya. “

“Apa yang kau gumamkan? “ suara sakurai sensei dari arah belakangnya membuat Yuni minggir. Sakurai sensei lalu duduk di kursinya.


“Apa yang ingin kau bicarakan denganku? “ Tanya Yuni
“Datanglah ke kelas tambahan bahasa Inggris jam 4:00 setelah kelas, setiap hari.
“heih? “
“I teach you English (Aku akan mengajarimu bahasa Inggris). “ sahut sakurai sensei.

Melihat Yuni hanya diam, sakurai senseipun menjelaskannya.
“Pelajaran tambahan... nilai bahasa Inggrismu adalah satu-satunya yang rendah pada ujian tengah semestermu. Ini buruk bagi kami jika anak ajaib sepertimu mendapat nilai buruk. Mereka akan mengataiku sebagai gurumu. “

Yuni masih diam membisu didepan gurunya tanpa ekspresi apapun.
“Ada apa sih denganmu?Apa kau melakukan ini dengan sengaja? Untuk mendapatkan perhatianku. “

Yuni menahan emosinya. Tangannya reflek meremas roknya. Sakurai sensei melihat gerakan itu.

“Aku mengerti. Permisi.“ sahut yuni dan pergi meninggalkan ruangan itu. 


Seorang guru pria, Akechi-sensei (sepupu Yuni/ wali keluarga Yuni) yang mendengar percakapan itu, berjalan mendekati sakurai sensei.

“Sakurai-sensei.. Tidakkah setiap hari agak berlebihan? Dia(yuni) perlu mempersiapkan diri untuk ujian dan perlu belajar pelajaran lain“ ucap Akechi-Sensei.

“Akechi-sensei, apa kau bertanya ini sebagai sepupunya (walinya)? “ Tanya sakurai-sensei
“Oh, ini bukan karena itu…“

“Apakah seorang guru matematika memiliki hak dalam studi bahasa Inggris? “ sindir sakurai sensei dengan ketusnya(?)
Akechi-Sensei terdiam tak sanggup melanjutkan keberatannya karena memang itu bukan tugasnya.


Saat makan siang Yuni bercerita pada satu-satunya sahabatnya, Nami-chan.
“Kau memiliki pelajaran tambahan? “
“Yeah… oleh Guru yang mulai masuk pada bulan April, Sakurai-sensei… Itu karena nilai tengah semesterku buruk di pelajarannya. “

“Jadi karena itu? Yuni, kau tidak pandai bahasa Inggris di SMP juga“ kata Nami-chan
“Dia mengatakan itu setiap pulang sekolah. “
Seorang cowok tiba-tiba duduk disebelah Nami-chan dan meletakkan makanannya dimeja itu.

“Dia (sakurai sensei ) terlalu berlebihan. Aku.. benar-benar marah sekarang“ ucap Yuni dengan ekspresi datar. Yuni mengambil donat yang dibelinya dan segera mengunyah donat itu.


“eh..Dia marah? “ bisik cowok itu pada Nami-chan sambil memperhatikan wajah Yuni yang datar itu.
“kemungkinan besar. Dia selalu ingin donat ketika dia sedang marah. “ kata Nami-chan menjelaskan.

“Bukankah tidak normal makan manisan saat marah? “ kata cowok itu.
Mereka berbicara didepan Yuni yang tentu saja mendengar percakapan itu.

“Ini tidak aneh. Kemarahan melepaskan adrenalin. Permen, pada dasarnya hanya gula, yang dibentuk. “ sahut Yuni menjelaskan teorinya.


Yuni menoleh pada Nami-chan. “Nami-chan, siapa ini? “
Cowok itu heran Yuni tidak tau tentangnya. Ia lalu protes pada Nami-chan “Kau tidak memperkenalkanku? “

Nami-chan tersenyum “ini teman kelasku Satou Saki-kun. “
“Hello. “ sapa Saki-kun

Yuni melambaikan tangannya pada Nami-chan agar mendekat padanya. Ia lalu berbisik. “Apa dia pacar barumu? “
“intinya begitu. “ bisik Nami-chan.

Yuni melirik Saki-kun yang langsung berkata “Salam kenal. “


Yuni tidak menjawabnya dan langsung berkata pada sahabatnya
“Nami-chan, Mulai besok aku akan pulang sendiri. “

“Apa, kenapa? “ Tanya Nami-chan
“Yah, ada pelajaran. lagipula sulit juga untuk pulang denganmu ketika kita berada di kelas yang berbeda.“

“Yuni, kenapa kau mengatakan itu tiba-tiba? “ kata Nami-chan curiga.  “ Ohhh, apa kau mencoba untuk membuat ruang untuk Saki? Jika benar seperti itu, jangan khawatir.  Saki-kun bilang kita semua bisa pergi (pulang) bersama-sama. “

“Itu bukan berarti aku memikirkannya. Aku akan merasa bersalah membuatmu menunggu pelajaranku hingga selesai. “

“Yuni…... baiklah.. Tapi waktu makan siang semua tidak berubah! “
“Nami-chan.. “
“Janji ya! “ kata Nami-chan mengulurkan jarinya untuk membuat tautan janji dengan Yuni.
Yuni mengulurkan tangannya dan menempelkan jarinya pada jari tangan Nami-chan sebagai tanda janji mereka.


Nami-chan akhirnya pulang tanpa Yuni. Ia pulang bersama pacarnya Saki-kun.
 “Aku sangat gugup…“ ucap Saki mengenai perjumpaanya dengan Yuni.
 “Maaf ya Saki. Yuni bukan orang jahat. Dia hanya berusaha sangat keras untuk menjadi kuat. Dan dia tidak jujur. Kami sudah bersama sejak SMP,  jadi aku agak mengerti bagaimana perasaannya. Tapi dia tidak memiliki banyak teman, jadi aku tidak bisa membiarkannya sendirian“ Kata Nami-chan pada Saki-kun.


Pulang sekolah Jam 4 tepat Yuni pergi ke ruang kelas Bahasa Inggris.
 “Permisi. “ ucapnya masuk ke dalam kelas. Sakurai sensei yang sudah ada didalam kelas menoleh pada Yuni.
 “Seperti yang diharapkan, kau tepat waktu. Ayo mulai. “ ucap sensei.

Yuni menarik pintu untuk menutupnya.
“Jangan tutup pintu. “ seru Sakurai sensei. Mungkin ini untuk menjaga gossip-gosip karena mereka hanya berdua didalam ruangan.


“Silahkan duduk. “lanjut sakurai sensei.

“Okay. “ Yuni segera duduk disebuah kursi.

Sakurai sensei pun mulai menjelaskan subyek predikat dan pemakain kata “which “.
“Kau mengerti? “ Tanya sakurai-sensei
“Aku tidak mengerti sama sekali. “ sahut Yuni datar
“Apa kau bodoh? “ seru Sakurai sensei agak kesal karena mana mungkin orang sepintar Yuni tidak mengerti penjelasannya.
“Bodoh? “

“Beritahu aku dibagian mananya yang kau tidak mengerti. “ kata sakurai sensei bersabar.

“Kenapa kata kerja tunggal memiliki dua kegunaan sebagai kata ganti interogatif dan relatif? Kenapa kata memiliki arti yang berbeda tergantung pada konteksnya? “ sahut Yuni

“Tidak ada alasannya. Kau hafalkan saja. “ jawab sakurai sensei.


Yuni yang pintar logika dan matematika segera memprotesnya
“Semuanya memiliki aturan.  Jika Kau tidak bisa menjelaskan aturannya, aku tidak bisa mempelajarinya.“

“Gitu ya…“ sakurai sensei bersabar. Ia berjalan mendekati Yuni “Bukannya kau memenangkan hadiah pertama dalam turnamen matematika? Caramu berpikir sangat berbeda. Mengesankan…“ sakurai sensei berhenti didepan Yuni dan menatap gadis itu.


 “Dalam matematika, semuanya memiliki aturan.  Hanya ada satu jawaban. Kesederhanaan Matematika sangat indah. Makanya aku menyukainya. “ sahut Yuni

Sakurai sensei heran mendengarnya padahal tadi dia memuji saja tapi ia tak melihat ekspresi apapun diwajah Yuni
“Apa kau tidak senang?  Aku hanya memujimu… “ sakurai sensei menatap wajah Yuni yang didepannya itu dengan teliti
 “Apakah kau… Pernah tertawa atau menangis? “ Tanya Sakurai sensei penasaran.

 “Apakah itu ada hubungannya dengan bahasa Inggris? “ Tanya Yuni
 “Karena itu aku bertanya. Mampu mengungkapkan hal-hal seperti kebahagiaan dan kesedihan adalah kunci untuk bahasa Inggris. Tapi manusia tidak hanya memiliki satu emosi. Manusia bisa berpikir ada sesuatu yang menyenangkan dan juga yang membosankan. Manusia dapat menemukan sesuatu yang merepotkan dan bersenang-senang…rumit… karena itu, tidak seperti matematika, tidak ada aturan keras dan cepat dalam bahasa Inggris. Kau mengerti? “ ucap sakurai sensei berdiri disamping Yuni dan menunduk menatap Yuni, jarak mereka tanpa disadari sangat dekat.

 
Yuni menoleh pada Sakurai sensei disampingnya
“Aku tidak mengerti sama sekali yang kau katakan. “

 “Apakah kau benar-benar ajaib(pintar)? “ gumam sensei tak percaya Yuni bisa tidak paham.

 Yuni menyerah “Pelajaran ini sia-sia saja. Tolong jangan perhatian denganku lagi.  Aku sudah menyerah dalam pelajaran bahasa Inggris. “ kata Yuni sambil membereskan buku-bukunya dan berjalan menuju pintu kelas.


 Sakurai sensei melangkah dengan cepat dan menghalangi Yuni keluar dengan tangan dan tubuhnya“Kau bertindak seperti ini dengan sengaja, kan? Kau tidak boleh lari dari ini, jadi persiapkan dirimu. “

Jarak mereka sangat dekat sehingga Yuni bisa mencium bau sakurai sensei “Cologne-mu terlalu kuat. “ ucap Yuni tiba-tiba
 “hah? (Apa?) “ Sakurai heran. Ia bicara apa Yuni ngomongnya apa.

 “Tolong mundur atau baumu akan menempel padaku. “ ucap Yuni menatap gurunya dengan datar.
Sakurai sensei tersenyum heran dengan sikap Yuni “Kenapa kau bertingkah seperti itu? “

Yuni tidak menjawabnya, malah mendorong tubuh sakurai sensei dengan keras dan segera berlari meninggalkan ruang kelas itu.


“Tadaima! (Aku pulang.) “ sapa Yuni pada Akechi(sensei/sepupunya). Mereka tinggal dalam 1 rumah. Klo di manga tidak ada tokoh Akechi ini. di manga Yuni tinggal bersama bapak, ibu dan adik laki-lakinya, keluarganya sangat unik. So disini sudah beda sama di manga.

 “Okaeri! (Selamat Datang.) “ sapa Akechi-sensei   “Bagaimana belajar dengan Sakurai-sensei? “
 “Tidak ada yang luar biasa. “ jawab Yuni
 “Gitu ya… Yah, kau tidak dapat masalah kan? “
 “hmm(Yeah). “
 “Yah, selama ada kesempatan, kenapa kau tidak mencoba yang terbaik? Kau ingin belajar di universitas Mendel di California, kan? “

Yuni tertunduk beberapa lama “Aku sepertinya tidak akan sanggup. Aku sudah lama menyerah dengat ambisi itu…. Aku mau ganti baju “ pamitnya. Yuni segera berjalan ke kamarnya dilantai atas.


Esok harinya Akechi-sensei menemui sakurai-sensei.
“Sakurai-sensei. “
 “Pagi.

 “Bagaimana pembelajarannya? “
 “Kami baru saja mulai. “

 “Dia kadang-kadang sulit ditangani. “
 “Sulit? Tidak, dia menarik. Gadis seperti dia.

 “Maksudku, dia tidak benar-benar bisa mengekspresikan dirinya. “
 “Ekspresi wajahnya tidak banyak berubah.
 “Dia banyak tersenyum, tapi di suatu tempat… “

Seorang murid menyapa mereka “Sensei, pagi. “
“Pagi. “

Akechi sensei melanjutkan “Tapi dia, sebenarnya gadis yang baik hati. “
Sakurai sensei hanya tersenyum mendengarnya.

Pelajaran Tambahan Bahasa inggris.
Sakurai sensi meletakkan sebuah odner file tebal dimeja Yuni
 “Ini adalah bahan yang aku kumpulkan hanya untukmu. Contoh kalimat dipisahkan dari situasi.  Jadi kau bisa menghafal semuanya tanpa berpikir. “ sakurai sensei membuka file yang ada didalam odner itu perlahan untuk menunjukkannya pada Yuni.

 “Aku tidak bisa… “ tolak Yuni tanpa membaca isinya lebih dulu  “Tanpa mengetahui aturannya, tidak akan ada yang teringat. “


Sakurai sensei tersenyum gemas “Sudah kuduga akan begini.  Mulai sekarang, tulis ulang semua kalimat-kalimat ini 5 kali. “ 
Yuni menatap gurunya itu, lalu tanpa kata-kata ia mengambil bukunya dan menulis halaman yang dibuka sakurai sensei tadi.

“Ucapkan sambilan kau menulisnya. “ perintah sakurai sensi
Yunipun menulis sambil membacanya.
 “Mengejutkan kau patuh. “


Sakurai sensei duduk disebelah Yuni mendengar Yuni membaca dan ia beberapa kali membutuhkan cara membaca kata-katanya.

“dikalimat ini mana yang anak kalimat utama? “ Tanya sakurai.
 “Ini. “ sahut Yuni
 “Ya… jadi semua setelah  “that “ adalah anak kalimat….“ sakurai sensei menjelaskan lagi. ia tersenyum senang melihat Yuni mulai patuh padanya. Tangannya tanpa disadarinya berada di belakang kursi Yuni.


Ada sekelompok gadis fans sakurai sensei melihat ke ruangan kelas Bahasa inggris.
“Bukannya itu Sakurai-sensei? “
 “Gadis yang bersamanya.. bukannya Kururugi? “
 “Ya. “
 “Dia mendapat pelajaran tambahan sendirian? “
Mereka jadi iri. Yoshida yang paling tidak suka melihat sakurai sensei bersama dengan Yuni.


Esok harinya mereka bertiga, gadis-gadis yang iri itu pergi menemui sakurai-sensei.
 “Apaan tu.. Kalian semua mau pelajaran tambahan? “
 Yoshida tersenyum dan menjawabnya “Ya. Tidak adil kalau cuman Kururugi-san sendiri. Tolong ajari kami setelah sekolah juga. “

 “Kalian tidak perlu.  Kalian semua dapat nilai tertinggi dalam bahasa Inggris pada ujian tengah semester. “ jawab sakurai sensei
Yoshida kecewa ditolak gurunya. “Itu..  itu Karena kami suka Sensei. Kami belajar tekun... karena kami suka Sensei.
 “- Mei-chan… Mei-chan.. “kedua teman yoshida terkejut sahabatnya itu mengakui perasaannya pada gurunya.


Sakurai sensei memberikan senyum terbaiknya “Yoshida,  Teruslah belajar, Okay? “
 Yoshida dan teman-temannya langsung ceria melihat senyum gurunya itu “Okay. Permisi. “ pamitnya
Mereka lalu pergi keluar ruang guru.
 “Dia tersenyum pada kita! “
 “Senyumannya keren. “


Wakil kepala sekolah yang ada diruang guru melihat itu semua. Ia lalu memanggil sakurai sensei untuk berbicara berdua. Wakil kepala sekolah menyampaikan klo Sakurai-sensei terlihat terlalu dekat dengan Yoshida Mei. Ia meminta agar sakurai sensei tidak menimbulkan rumor di sekolah.
Sakurai sensei menjelaskan klo Yoshida dan lainnya memang dalam masa-masa puber jadi memang begitu.
Wakil kepala sekolah tetap meminta agar Sakurai sensei mencegah adanya rumor.


Jam 4 Yuni sudah diruangan Bahasa inggris meski sakurai sensei blom datang, yuni tetap menulis sambil membaca tugas yang pernah diberikan Sakurai sensei sebelumnya.

“Reading is to the mind… But food is to the body “
Dari pintu sakurai sensei mendengar kalimat yang dibaca Yuni. Ia berjalan mendekati Yuni.
“Kau sudah lumayan. “ pujinya.


Dipuji seperti itu wajah Yuni tidak berubah sama sekali tetap datar. Tak ada ekspresi senang diwajahnya. “Aku hanya melakukan tugas yang sudah kau berikan padaku. Jika Aku tidak menganggapnya serius, pelajaran ini akan sia-sia. “
Yuni hanya memegang telinganya dengan jarinya pelan, tertunduk.

 “Jadi kenapa kau malu-malu? “ sahut Sakurai sensei mengamati gerakan Yuni itu.

 “Aku tidak malu-malu. “ bantah Yuni


“Ketika malu, perasaanmu menjadi hangat, dan ingin menyentuh sesuatu yang dingin. Haruskah aku membuatmu lebih hangat, cheeky-chan? “ goda Sakurai sensei menunduk didepan Yuni sambil tersenyum menggoda.
Reflek Yuni mau mengangkat tangannya lagi ke telinganya karena tersipu malu digoda gurunya itu. tapi ia teringat arti gerakannya tadi sudah di pahami gurunya jadi ia batal meletakkan tangannya lagi kepangkuannya.


Sakurai-sensei langsung tersenyum geli melihat Yuni yang malu tapi masih mencoba menyembunyikan perasaannya itu.
“Kau mudah ditebak.  Manusia…  kau tau, tindakan bawah sadar mereka tidak bisa berbohong. Karena itu aku bisa menebakmu. Bahkan disaat kau menjaga wajah tegasmu(datarmu). “

“Aku tidak.. menjaga….“ Yuni lalu meremas roknya dengan tangannya. Lagi-lagi sakurai-sensei melihatnya.


 “Apa kau Melakukan itu(meremas roknya) untuk menekan emosimu? “ ucap sakurai sensei dengan suara lembut, iba, kasian pada Yuni yang wajahnya tetap datar seperti itu.
Yuni menoleh pada sakurai sensei terdiam dan melihat gurunya itu.

“Jangan salah paham.  Aku melakukan itu sebagai gurumu. Tidak ada yang spesial dari itu. “ lanjut sakurai sensei. Ia takut perhatiannya disalah artikan Yuni.

 “Aku tidak salah paham apapun. Karena aku membencimu. “ sahut Yuni tegas.

 “Senang mendengarnya. “ kata sakurai sensei. Yuni terus menatap sakurai sensei dengan datar (kesal).


Yuni terus menghafal kosakata Bahasa inggris bahkan saat istirahat. Nami-chan duduk disebelahnya menghabiskan makan siangnya.
“Yuni, tidak bisakah kau istirahat saat makan siang? “
 “Aku harus mendapatkan setidaknya nilai 70 pada tes hari ini. Atau pelajaran ini tidak akan berakhir. Aku tidak bisa belajar saat diruangan, jadi aku harus melakukan yang terbaik saat istirahat. “ jawab Yuni

 “Apa kau membenci sakurai senssei sampai segitunya? Padahal Semuanya mengatakan gaya mengajarnya mudah dimengerti.  Banyak gadis-gadis di kelasku menyukainya. “ kata Nami-chan

 “Aku membencinya. Tidak Bertanggung jawab dan tidak serius, juga tidak sadar diri. Seseorang seperti itu tidak memenuhi syarat untuk mengajar. Lalu bau itu…“

 “Oh, cologne-nya? Itu bau yang enak~~“ ucap Nami-chan.

 Yuni menoleh pada Nami-chan “Aku membencinya. “

 “Kenapa? “
 “Efek dari bau seseorang, ada pendapat bahwa baunya dapat pindah pada orang lain telah diuji…“
Yuni berbicara sangat cepat menjelaskan riset itu dan Nami-chan segera memotong kata-katanya.
“Baiklah, Baiklah. Pokoknya, semoga sukses dengan ujianmu. “
 “Makasih, Nami-chan. “ Yuni lalu menghafalkan lagi


Ujian Bahasa Inggris.
Semua serius mengerjakan soal-soal Bahasa inggris dari gurunya. Yuni menjawabnya soal-soal itu dngan keheranan.
“Aku tahu lebih banyak jawaban dari sebelumnya.. “
Sakurai sensei yang berjalan berkeliling kelas berdiri disamping Yuni dan melihat kertas soal Yuni yang sudah terisi. Ia pun tersenyum senang. Yuni melihat sakurai sensei tersenyum padanya, reflek tangannya terangkat memegang telinganya, ia malu.
Dari tempat duduknya Yoshida menatap keduanya dengan cemburu.


Hasil test Bahasa inggris tadi Yuni mendapatkan nilai 65. Lumayan bagus dari nilai Bahasa inggrisnya sebelumnya.

Saat akan pulang sekolah tiba-tiba yoshida berkata klo ia ingin berbicara berdua dengannya. 
 


Yoshida lalu membawa Yuni ke gudang penyimpanan alat olahraga. Disana sudah ada 2 orang gadis yang menatapnya penuh kebencian. Seorang melemparnya dengan bola basket.

“Kau sedang merencanakan sesuatu, kan? “ Tanya Yoshida

 “Aku sudah berpikir aneh sejak awal. Kau yang terbaik di segala hal, tapi entah bagaimana kau tidak bisa bahasa Inggris? “ kata gadis satunya.
 “Sudah jelas dia menargetkan Sakurai-sensei! “ kata gadis yang ketiga.

 “Itu salah. “ bantah Yuni
 “Apanya yang salah? “ sahut Yoshida

 “Aku benci Sakurai-sensei.  Sangat konyol aku bisa menyukai seseorang yang tidak bertanggung jawab. “ ucap Yuni dengan wajah datar.

 “Aku tidak mengerti. Wajahmu selalu sama“ seru yoshida kesal
 “Yeah, tidak mungkin untuk melihat apa yang kau pikirkan“ gadis kedua
 “Jika kau membencinya, perlihatkan di wajahmu! “ gadis ketiga

 Tangan Yuni meremas roknya, Yuni melihat jam tangannya. Hampir jam 4 untuk. Yuni berbalik untuk meninggalkan gudang itu “Aku harus pergi.  Aku bisa terlambat untuk…“

 “Tunggu!  Kau sebenarnya ingin melihat sakurai sensei kan?! Kau membuatku kesal! “bentak gadis kedua menghadang Yuni dan mendorongnya.

 Yoshida juga kesal dan mendorong Yuni sampai terjatuh kelantai “sakurai sensei tidak memiliki alasan untuk membuatmu mendapat tambahan pelajaran! “
Kedua teman yoshida lalu mengajaknya pergi. Mereka mengunci pintu gudang dari luar agar Yuni tidak bisa pergi kemana-mana.


Sakurai sensei menunggu Yuni sampai jam 4:15. Tidak biasanya yuni datang terlambat dikelasnya. Sakurai sensei lalu mencari Yuni dikelas Yuni. Sakurai sensei melihat Yoshida sedang bercanda dengan kedua temannya didalam kelas. Ia mendekati mereka dan bertanya.

“Ada yang melihat Kururugi? “
 “Aku pikir dia sudah pulang. “ kata gadis kedua
 “Dia mungkin terlalu malu untuk melihatmu karena dia buruk pada ujian. “ kata yoshida

 “Yeah, ia menghabiskan begitu banyak waktu untuk mengajarinya. “ kata gadis lainnya.
Sakurai sensei menatap yoshida dan teman-temannya terlihat sangat aneh.




Digudang alat olahraga.
Yuni berusaha membuka pintu gudang tapi ia tak bisa. Ia melihat jendela gudang tinggi sekali dan kecil. Ia merasa sakit karna efek terjatuh tadi kakinya terkilir. Yuni berusaha naik ke jendela melalui tempat menyimpan bola tapi kakinya tidak kuat menginjak besi itu. Yuni menghela nafasnya, menyerah.



Tiba-tiba pintu gudang terbuka dan Yuni segera menoleh. Ia terkejut sakura sensei ada disana.

 “Kenapa kau.. “
 “Sudah kubilang kan, Aku tau semua tentangmu. Aku bilang begitu, tapi.. Aku sebenarnya membuat mereka mengaku.  Aku memarahi mereka dan mengatakan untuk tidak melakukan ini lagi. Itu sulit bagimu, kan? Apa kau baik-baik saja? “ Tanya sakurai sensei kuatir.

 “Aku tak apa. Biarpun kau tidak datang, Aku akan keluar lewat jendela ini. “ sahut Yuni berusaha tegar.
 “Dari sana? “ gumam sakura sensei memperhatikan jendela.

Yuni berjalan melewati sakurai sensei dengan terseok-seok. Sakurai-sensei melihat kaki Yuni.




Yuni terus berjalan pelan melewati lapangan olahraga yang sedang dipakai latihan beberapa club olahraga sekolahnya. Sakurai-sensei mengejar Yuni.

 “Kururugi! Kau tidak baik-baik saja! “ ucapnya kuatir lalu ia merengkuh tubuh Yuni mengangkat dan membopongnya ala princess.
Yuni terlihat tanpa ekspresi di bopong seperti itu. Ia melihat Sakurai sensei dan tiba-tiba ia terus mengendus-endus (wkwkkwwk.. maafkan bahasaku) bau tubuh Sakurai sensei sambil memejamkan matanya.
Semua yang ada dilapangan terkejut dan  tersenyum kyaa… kyaa..  melihat adegan guru dan murid itu.





Akechi-sensei yang sedang meeting dengan guru lainnya mendengar suara gaduh di lapangan olahraga. Ia melihat dari jendela ruangan. Ia terkejut melihat Yuni sedang di bopong Sakurai sensei. Iapun keluar ruangan untuk melihatnya.



 Sakurai sensei membaca Yuni ke ruangan UKS. Ia menaruh Yuni duduk ditempat tidur ruang UKS. Ia mengambil salonpas penahan nyeri. Sakurai-sensei duduk di kursi depan Yuni dan mengangkat kaki Yuni yang terkilir ke pangkuannya. Lalu ia menempelkan bagian yang kesleo itu dengan salonpas itu.


“Ini cuman keseleo saja, tapi jangan terlalu banyak bergerak.  Dengan begini Akan lebih cepat sembuh. “dengan perlahan ia meletakkan kaki Yuni kelantai lagi.

 “Sakurai sensei lalu menatap Yuni yang susah ditebak perasaannya itu “Kururugi,  Jujurlah dengan emosimu. “ sakurai sensei berdiri dan menepuk kepala yuni dengan lembut sambill tersenyum
 “Sensei…“ Mereka berdua saling menatap






 “Ada apa, Yuni? “ seru Akechi –sensei yang sangat khawatir masuk ke ruang UKS bersama seorang dokter UKS.

 “Aku hanya tersandung. “ sahut Yuni
 “Kau tersandung? Apa benar, Sakurai-sensei? “

 “Benar! “ sahut Yuni dengan cepat tidak mau masalah bersama yoshida diketahui Akechi sensei.
 “Ini bukan masalah besar. Aku baik-baik saja. “

Sakurai sensei mengamati wajah Yuni yang berusaha menutupi masalah yang sebenarnya.

 “Aku mengerti. Kalau gitu, Aku akan memanggil taxi. Ayo pulang. “ ajak Akechi sensei. Ia lalu menoleh pada sakurai sensei.
 “Aku akan membawanya pulang. Terima kasih banyak. “

 “Kalau gitu, permisi. “ sakurai sensei lalu pergi meninggalkan ruang UKS itu.



Sampai dirumahnya, Yuni teringat kejadian tadi. Ia meraih lengan jas baju sekolahnya. Ia lalu mencium aroma yang menempel di lengan jasnya itu. ia mengendusnya sambil menutup matanya dan menempelkan kepalanya pada jas itu.
 




BERSAMBUNG PART 2