Fukuoka
Renai Hakusho 6 : Tsurikawa no Kyori
Jarak Tali
pegangan (the distance of the strap)
Love Stories
from Fukuoka adalah film tentang kisah cinta yang terjadi pada penduduk dikota Fukuoka. Dibuat beberapa episode
dengan cerita cinta yang berbeda-beda. Semua episodenya sangat aku suka dan
wajib ditonton buat para pengemar cerita Cinta
Pemain Utama.
Hazuki
Tsuchiya - Misaki
Hashiguchi
Yuuki – Senpai
Seorang
gadis kecil menatap ibunya dengan penuh
keheranan. Disekitar mereka bangku kereta
comuter yang mereka naiki masih banyak bangku kosong tapi ibunya memilih
berdiri dengan berpegang tali pegangan tangan kereta.
“mama…”
panggil gadis kecil pada ibunya.
Ibu
muda itu menunduk menatap anaknya yang sedang memperhatikannya
“kenapa
kamu tidak duduk?” Tanya gadis kecil itu.
Ibu
muda itu jongkok didepan anak gadisnya itu “tak apa.. kita akan turun sebentar
lagi” jawabnya tersenyum.
“tapi
ada banyak tempat duduk yang kosong” kata gadis kecil itu lagi.
“tak
apa.. ini adalah tempat yang paling mama suka” jawab ibunya dan berdiri meraih
pegangan kereta dengan tersenyum cerah. Gadis kecil itu terus memperhatikan
mamanya itu.
“dari
SMA aku sudah terbiasa naik kereta ini untuk berpergian. Ini adalah salah satu
kenangan berhargaku. Aku punya banyak kenangan rasa suka yang singkat saat naik
kereta ini sampai tiba di sekolah”
10
tahun yang lalu
Kereta
berhenti distasiun ishiyama, para penumpang dari Ishiyama mulai naik kedalam
kereta. Mereka mencari lokasi untuk mereka duduki. Tapi ada pelajar cowok SMA yang lebih memilih
berdiri dengan memegang tali pegangan nomer 6 dari depan kereta.
Tak
jauh dari tempatnya berdiri, diam-diam seorang gadis, misaki, diam-diam
memperhatikan cowok itu.
‘aku
adalah seorang siswa baru di SMA. Meski jamannya sekarang “gadis karnivora”
tapi aku dulu adalah gadis herbivora”.
Aku
nggak gitu ngerti ungkapan jepang itu.. hehhe.. gomen.
Gadis
itu terus memperhatikan cowok yang berdiri itu dari balik buku yang dibacanya.
“Dia
memakai seragam sekolah kami. Dia mungkin seorang senai disekolahku. Aku ingin
tau kenapa dia setiap hari tak pernah duduk. Padahal ada banyak tempat duduk
kosong tersedia.”
Cowok
itu mungkin merasa ada orang yang memperhatikannya jadi ia menoleh kea rah
misaki itu.
“oh
tidak! Aku mungkin telah menatapnya terlalu lama. Dia melihatku.. aku harus
tenang” Batin misaki dan buru-buru menutup wajahnya dengan buku yang
dipegangnya.
Tapi
sebentar kemudian ia melirik lagi cowok itu dari balik bukunya.
“ahh..
aku tak bisa!” teriakk suara batinnya. Ia jadi gugup tapi terus mencuri pandang
coowok itu.
DiSMA.
Misaki
berjalan pulang bersama sahabatnya. mereka berjalan dipinggir lapangan sekolah.
Disana banyak senior yang sedang melakukan aktifitas olahraga.
“aku
lapar, kita mau makan apa?” temannya bertanya
“bagaimana
klo kue?” jawabnya
“ya
sepertinya enak” sahut temannya.
Saat
ia melirik ke tengah lapangan. Ia melihat cowok yang dijumpainya dikereta
sedang lari ditengah lapangan “ahhh… bukankah itu cowok yang dikereta?”
gumamnya terus memperhatikan cowok itu “ahh itu benar dia”
“misaki
ada apa? Cepatlah ayo kita pulang” ajak temannya yang melihat misaki berhenti
melangkah.
‘iya”
sahut misaki.
Seorang
guru olahraga berteriak agak senior berkumpul didepannya. Seperti yang sudah
diduga misaki cowok itu adalah senpai di SMAnya.
“misaki
kau suka seseorang di tim atletik?” Tanya sahabatnya yang melihat misaki terus
memperhatikan lapangan olahraga.
“tidak..
tidak begitu.. ada cowok yang aku liat
dikereta setiap pagi dan aku sedikit tertarik padanya’ jawab misaki malu-malu.
“benarkah?
Klo begitu kamu sedang jatuh cinta” seru temannya bersemangat. “siapa? Yang
mana orangnya?” temannya itu memperhatikan rombongan senpai yang ada ditengah
lapangan.
Misaki
jadi malu klo ketauan, jadi ia menarik tangannya temannya itu “ayo kita pergi”
“kenapa
tidak kamu katakan padaku?” teriak temannya yang masih penasaran itu.
Libur
musim panas akhirnya tiba. Misaki tidak punya acara apapun bersama
teman-temannya. Ia hanya pergi ke perpustakaan untuk belajar.\
“libur
musim panas sudah hampir berakhir tapi aku tidak sempat mencintai seseorang”
gumam sahabatnya sedih.
“aku
sangat merindukan senpai dilibur musim panas ini” kata misaki sedih
“oh
maksudmu senpai yang ditim atletik itu? lalu kenapa kau tak nyatakan saja
perasaanmu padanya setelah libur musim panas ini?”
Misaki
menggelengkan kepalanya dengan cepat “tidak mungkin! Aku tak bisa”
“klo
kamu tidak bergerak maka tidak akan ada perubahan.”
“aku
tau itu.. tapi aku tidak tau apa yang harus aku lakukan” sahut misaki sedih
Temannya
itu berpikir dan tersenyum “ itu mudah.. dia selalu berdiri ditempat yang sama
dikereta kan? Aku punya ide” temannya itu lalu menggambar situasi kereta dan
tali pegangan kereta.
“disini
senpai kan.. kenapa kau tidak berdiri disini?”
“tidak
aku tak bisa..” tolak misaki
“kamu
harus mencobanya.klo tidak tak aka nada perubahan!” Teriak temannya dan membuat
seisi perpustakaan mendengarnya dan terlihat terganggu. Mereka lalu memelankan
suara mereka.
Misaki
pergi berangkat sekolah setelah sekian lama liburan musim panas. Ia memilih
berdiri padahal kursi masih banyak yang kosong. Ia berdiri dengan wajah
berseri-seri.
Libur
musim panas berakhir. Semester 2 berakhir. Aku menuruti saran temanku dan aku
memutuskan untu berdiri lebih dekat dengan senpai dikereta. Senpai selalu menggunakan tali pegangan yang
sama. Aku ada disini yang berjarak 5 tali dari tempat senpai berdiri dikereta.
Rencana ini mungkin akan berhasil. Dia mungkin akan memperhatikanku” Kata hati
misaki.
Kereta
berhenti distasiun Nishiyama. Tempat biasanya senpainya naik kereta. Benar saja
senpainya itu satu-satu penumpang yang naik dari Nishiyama.
“yoshh!
Itu dia, ditempat yang sama!” batin misaki gugup.
Senpainya
itu berdiri dengan berpegangan tali nomer 6 dari depan dan misaki memakai tali
pegangan nomer 12. Jadi jarak mereka hanya
5 tali pegangan.
“berdiri
seperti ini menunggu senpai menghampiriku, aku seperti laba laba betina yang menantikan mangsanya! Ahhhh aku sangat
dekat dengannya” batin misaki berkecamuk anatara gugup, panic, dan senang bisa
berdiri dekat dengan senpainya itu.
“aku
tak bisa santai menatapnya.. dia akan tau klo aku melihatnya dari sini.” misaki
mencoba melirik senpainya tapi ia takut klo ketauan.
“Sekarang
aku sedekat ini dengannya. Aku tak ingin melihatnya dari jauh lagi” misaki
akhirya memberanikan diri melirik senainya. Tepat saat itu senpainya juga
menoleh ke arahnya.
Misaki
terkejut dan langsung menunduk “eihhh.. mata kami bertemu kan.. aku hamir tak
percaya!” batin misaki senang.
Waktu
berlalu dengan cepat tanpa misaki bisa mendapatkan senpainya. Ia sudah naik
kelas 2.
Tahun
pertama sekolah berlalu dengan cepat dan sudah waktunya mengucapkan selamat
tinggal pada para senpai. Upacara
kelulusan diadakan. Aku tidak akan bertemu senpai lagi dikereta mulai skarang.”
Misaki menatap papan pengumuman upacara kelulusan kakak kelasnya dengan sedih.
Sahabatnya mencoba menghibur misaki.
“senpai
yang disukai misaki lulus hari ini ya..”
“iya”
sahut miskai lemah.
“hari
ini adalah kesempatan terakhir untuk mengatakan perasaanmu kepadaya.”
“tidak
bisa.. sepertinya aku atah hati bahkan aku tanpa sempat mengungkapkannya”
misaki lalu menangis didepan sahabatnya yang langsung memeluknya.
“akhirnya
aku tidak menyatakan perasaanku padanya atau bahkan bicara dengannya dan senpai
telah lulus.
Misaki
memasuki tahun ajaran baru. Ia sekarang kelas 2 SMA. Misaki naik kereta dijam
yang sama seperti biasanya.
“tahun
ajaran baru telah dimulai. Aku sekarang murid SMA kelas 2. Dan juga seperti biasa aku naik kereta yang
sama pada jam yang sama. Senpai sudah lulus, kami tidak naik kereta yang sama
lagi. “
Misaki
memperhatikan tali pegangan nomer 6 yang bias any dipegang senpainya itu. ia
lalu memeganginya.
“dengan
memegang tali pegangan yang sama yang biasanya senpai pegang, serasa
seolah-olah aku terhubung dengan senpai! Aku telah memutuskan sejak hari ini
pegangan ini akan diambil alih olehku. “
Misaki
tak bisa melupakan senpainya. Ia sering pergi ke lapangan sekolah sendirian dan
menatap siswa-siswa yang sedang latihan. Temannya menatap keadaan misaki itu
dengan sedih.
Beberapa
bulan kemudian.
“AHHHH
SIALLLL AKU TELAT” teriak misaki buru-buru mandi dan bersiap-siap. Kakaknya
sedang berdandan didepan cermin dan langsung disuruh nya minggir.
“kak
bisakah kamu minggir.. aku ketiduran.. aku akan terlambat!” teriak misaki
dengan paniknya.”
‘apa
yang kamu lakukan aku blom selesai” tolak kakaknya sambil terus mencatok
rambutnya.
Misaki
menarik catok rambut itu untuk dipakainya “tak apalah.. cepat berikan padaku”
“jangan
mengambilnya!”
Mereka
berebut catok rambut itu.
Misaki
berlari ke stasiun dekat rumahnya tapi ia terlambat kereta sudah berlalu.
Misaki
lalu menunggu kereta selanjutnya.
“pada
hari ini karena aku ketiduran aku mendapatkan kereta lebih lambat dari biasanya.
“
Misaki
seperti janjinya, ia berdiri dengan
memegang tali no 6 dengan bahagianya karena ia merasa terhubung dengan
senpainya saat ia memegang tali itu. kereta berjalan mendekati stasiun
nishiyama.
Misaki
memperhatikan para penumpang stasiun nishiyama satu persatu.
“eihhhh..
bukankah orang itu mirip senpai?” Misaki terkejut saat melihat sosok mirip
senpainya sedang berdiri menunggu kereta.
Misaki
terus memperhatikan cook itu dan jadi yakin “seperti.. sepertinya itu senpai”
teriak hati misaki.
Senpainya
itu naik kereta yang dinaikinya juga. Misaki panic “ahhhh ya Tuhannn.. apa ini
nyata? Apa yang harus aku lakukan? Aku menempati tempat favorit senpai
berdiri.”
Misaki
bingung sendiri. Senpai berjalan melewatinya dan berdiri memegang tali pegangan
nomer 12 yang biasa Misaki pegang sebelumnya.
“astaga.
Dimana dia berdiri adalah tempat yang biasanya menjadi tempatku berdiri. Ohhhh senpai dan aku bertukar tempat! Ah
bodoh.. bodohnya aku! Sekarang jadinya seperti ini.. harusnya aku pindah tanpa
kentara dan memberi tempatnya kembali? Belum lagi senpai dalam pakaian biasa
juga terlihat sangat tampan.”
Misaki
mencoba melirik senpai yang berdiri didekatnya itu.
“pada
saat ini aku tidak hanya gembira melihat senpai setelah tidak melihat dia beberapa
waktu ini, tetapi aku juga merasa bersalah dan merasa tidak enak mengambil
tempat dia dikereta tanpa seijinnya.”
Sampai
disekolah misaki bercerita pada sahabatnya klo karena keterlambatnya datang
sekolah ia bisa bertemu senpai di kereta. Ia merasa Tuhan sudah memberikan
kesempatan padanya. Ia berjanji klo ia akan berbicara dengan senpainya itu
dilain waktu.
Misaki
sekarang memiih jam keretanya dimundurkan dari jam yang biasanya. Ia berharap
bisa bertemu dengan senpainya lagi. Saat kereta mendekati stasiun Nishiyama,
Misaki jadi gugup dan memperhatikan para penumpang yang naik.
Misaki
tidak berani memakai tali pegangan no 6 milik senpainya. Ia memilih
kembali ke tali pegangannya yang no 12.
“ohhh..
aku harus pindah tempat lebih dekat jadi aku akan lebih mudah mendekatinya”
batin misaki.
Tuinggggg..
misaki melompat ke tali pegangan nomer 11. “tapi apa yang harus aku katakana
padanya? Hmmmm… ketika tiba saatnya, jadi sangat menegangkan sampai ke saraf..
aku sangat gugup!”
Sampai
distasiun nishiyama para penumpang mulai naik ke dalam kereta. Dan benar saja,
senpainya nampai naik ke dalam kereta juga. Melihat tali pegangan yang no 6
kosong, senpai langsung berpegangan dengan tali pegangan itu.
Tiba
tiba.. tuingggg.. senpai memegang tali pegangan no 7 jadi jarak mereka jadi
tambah dekat.
“astaga,
apa ini? mungkinkah senpai berpindah satu tempat untuk lebih mendekatiku juga?”
batin misaki senang. “selagi berdiri pada saat ini, senpai dan aku hanya
berjarak 3 pegangan tangan satu sama lain… ahhhhhhhhhhh.. senpai berdiri sangat
dekat denganku! Sulit untuk memulai percakapan dengannya setelah maju ke tehap
ini begitu cepat. Aku yakin peringkat horoskopku untuk hari ini adalah #1.”
Sampai
stasiun perhentian Misaki. Ia melangkah dengan lemas karena masih belum bisa
mengajak senpainya bicara. Sampai diluar kereta misaki terus memperhatikan
kedalam kereta, ke senpainya.
Ternyata
didalam senpai juga sedang memperhatikannya. Misaki terkejut, ia memperhatikan
samping kanan, kiri belakangnya siapa tau senpainya memperhatikan orang lain.
Ternyata tidak ada orang lain , hanya ada dia. Misaku tersenyum senang “ya
Tuhan… kenapa aku jadi gila.. ini sangat memalukan..”
Kereta
yang dinaiki senpainya itu pun berlalu. Misaki terus mengikuti kereta yang
masih berjalan lambat itu.
“senpai
pergi .. ini seperti sebuah adegan drama..”
Kereta
berjalan semakin cepat “jangan pergi! Tunggu! Keretaku membawa satu-satunya
pangeranku.”
2
hari kemudian.
“hari
ini adalah hari tantangan untuk semua atau tidak sama sekali. Mari pindah satu
tempat yang lebih dekat dengan senpai.”
Tuinggg..
pegangan tangan misaki berganti ke nomer 10 “ahhhh dewi cinta tolong beri aku
keberanian.”
Kereta
berhenti di Nishiyama. Senpai naik kedalam kereta. Namun betapa shocknya Misaki
saat senpainya berdiri dengan memegang pegangan tangan nomer 9. Mereka sekarang
benar-benar bersebelahan!
“astaga
senpai berdiri disebelahku begitu tiba-tiba… akhinrya jarak pegangan tangan
dianatara kami nol! Ini melanggar aturan kan? Dengan kata lain, inilah yang
kamu sebut campur tangan kecil cupit itu. dari luar aku yakin semua orang
berpikir kami terlihat seperti sepasang kekasih” batin misaki gugup dan bahagia.
“OHAYOU..”
sapa senpai.
Misaki
terkejut “heihhhhh? Apa ini bukan kesalahan? Dia berbicara padaku kan?”
“ohayou
senpai..” jawab misaki setelah bergulat dengan perasaan gugupnya.
Senpai
tersenyum manis padanya “aku sudah lulus
jadi aku bukan senpaimu lagi”
“ah
benar! Tapi karena kamu seorang lulusan sekolah kami, kamu akan selalu menjadi
senpai.”
Senpai
tertawa lebar “itu benar, senang melihat setelah sekian lama”
“iya
.. senpai kamu telah mengubah jam naik kereta appimu kan”
“iya..
aku bekerja disebuah perusahaan bernama Level Five di Fukuoka. Itulah sebabnya
aku naik kereta dijam segini. “
“oh
itu ssebabnya!” sahut misaki antusias mendengarkan dan menatap senpainya itu
lama-lama dengan senyum bahagia yang tak lepas dari bibir misaki.
“aku
akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara dengan senpai tapi waktu yang
tersedia buat kami hanya singkat.”
Kereta
mendekati stasiun iimake tempat misaki turun. “ Hahh.. kita sudah sampai
stasiun. Memang benar bahwa saat-saat bahagia terasa berlalu dalam sekejap. “’
Misaki
berjalan dengan lemas meninggalkan senpainya. Namun senpainya itu mengantarnya
sampai pintu “hati-hati dijalan.. semangat belajar”
Misaki
tersenyum dan membungkuk “iya senpai juga hati-hati dijalan ya”’
Misakipun
turun dari kereta dan memperhatikan kereta yang membawa pangerannya itu pergi
“aku
tak ingin melewatkan kesempatan ini lagi”
Malam
hari nya
Misaki
mendorong kakaknya agar cepat masuk ke dalam kamarnya. Ia bertanya tempat yang
romantic yang biasa dikunjungi orang berpacaran. Kakaknya lalu membantu
mencarikannya diinternet. Dari beberapa orang mengusulkan klo pemandangan malam
dari gunung sarakura akan menjadi yang terbaik.
Keesokkan
harinya dikereta.
Misaki
dan senpai berdiri bersisian dikereta. Misaki gugup untuk memulai pembicaraan.
ia sering curi-curi pandang senpainya.
“senpai?”
“hm?”
senpai menoleh dan menatap misaki.
“apa
kamu pernah ke gunung sarakura?” Tanya misaki
“iya
tentu”
“aku
dengar kita bisa melihat pemandangan malam yang sangat indah dari sana.”kata
misaki
‘itu
benar.. itu adalah pemandangan malam yang paling indah di utara Kyushu. “ sahut
senpai.
“ahh
kedengarnya bagus.. aku benar-benar ingin pergi ke sana. Aku belum pernah
kesana” ucap misaki berharap. “aku tak ingin pergi dengan teman-temanku karena
aka nada banyak pasangan. “ lanjut misaki memberikan ‘kode ajakan’ dan menatap
senpainya.
Senpai
tersenyum sebelum menjawabnya “berbicara tentang itu sudah lama aku belum ke
gunung sarakura. Apa kau mau pergi kesana dengannku?”
Misaki
tersenyum lebar kode ajakannya tertangkap senpai “IYA TENTU SAJA!” sahutnya dengan tegas.
Mereka
berdua akhirnya pergi ke gunung sarakura pada malam hari. Ternyata benar tempat
itu adalah tempat favorit buat pacaran, banyak sekali pasangan remaja yang juga
pergi kesana. Dari lokasi itu mereka bisa melihat pemandangan kota yang
terlihat penuh lampu-lampu.
“wah
cantiknya” seru kagum misaki
“dimusim
panas, space world yang ada disana itu terlihat luar biasa indah.”
‘saat
aku melihat wilayah utara Kyushu dari sini tampak seperti ilusi ya. “ucap
misaki.
“yak
au benar.. aku sangat suka pemandangan dari sini. “ sahut senpai yang
memperhatikan pemadangan kota.
Misaki
terdiam menatap wajah tampan senpainya itu. “apakah kamu punya kenangan dengan
pacarmu disini?”
Senpai
tersenyum “aku tak punya hal seperti itu. baru pertama kali ini aku kesini
bersama seorang gadis. “
Misaki
gugup dan memberanikan diri bertanya “lalu adakah seseorang yang kamu sukai?”
“seseorang
yang aku sukai? Hmm aku tidak punya pacar tapi aku mungkin tertarik dengan
seseorang sekarang.. atau bisa saja tidak..” jawab senpai ragu.
“apa
orang ini menyukaimu senpai?” Tanya Misaki mulai gelisah.
“aku
tidak yakin.. tapi mungkin orang ini juga memikirkanku.”
“oh
begitu ya” desah misaki kecewa.
Misaki
melirik senpainya lagi. Ia ragu untuk mengatakan sesuatu pada senpai.
“senpai?”
Senpai
berbalik dan menatap misaki.
Misaki
bicara dengan grogi “aku.. aku sejak pertama kali melihatmu dikereta, aku sudah
tertarik padamu.senpai tolong……”
‘tunggu
sebentar” cegah senpai.“biar aku lanjutkan.. aku tertarik padamu, konno-san.
Saat kita semakin dekat dikereta entah kenapa aku merasa senang. Klo tidak
apa-apa denganmu, maukah kau berpacaran denganku?”
Misaki
terkejut dan menatap senpainya tak percaya. Saat misaki melihat kesungguhan
diwajah senpainya, ia langsung tersenyum lebar dan menjawab dengan penuh
bahagia “IYA”
Mereka
lalu melanjutkan menatap pemandangan kota dari atas gunung sarakura. Perlahan
tangan senpai menggenggam erat tangan misaki. Keduanya saling menatap dengan
penuh bahagia.
10
tahun kemudian
“ayah dan ibu mengapa kalian tidak perna duduk
dikursi kereta padahal banyak kursi kosong?” Tanya anak misaki penasaran pada
ayah dan ibunya.
Lalu
Ayahnya yang berdiri memegang tali pegangan no 12 berjalan perlahan mendekati
mereka. Misaki tersenyum pada suaminya itu.
Senpai (beneran gak tau namanya.. wkwkkw..) lalu berjongkok agar bisa
menatap anaknya.
“karena
tali ini maka ayah dan ibu saling bertemu. Jadi ini adalah tempat yang sungguh
penting. Jadi akan sia-sia klo duduk disini.” Kata senpai menjelaskan.
Anak
kecil itu mengangguk mengerti. Ayah dan ibunya saling menatap dengan penuh
cinta.
“sejak
pertemuan kami ditahun pertamaku di SMA, aku, bahkan sampai sekarang jatuh
cinta pada senpai. Dan juga mulai sekarang.. sampai selama-lamanya. “
*** TAMAT ***
kyaaaa..keren
BalasHapusbuat sinopsis movie jepang lagi dong kaka
sederhana tapi mempesona.. :D
BalasHapuscuman aku masih bingung knapa si senpai awalnya selalu berdiri di pegangan no. 6..
gak ada penjelasannya ya kk.. penasaran. hehe. :)
Mmg ceritanya simple tp menyentuh.. bakal ada kelanjutannya tp dgn judul, cerita, pemain yg beda. thanks commentnya semuanya..
BalasHapusMenyentuh bgt critanya...
BalasHapusI love it...
kerennn..banget ceritanya..
BalasHapusSingkat tapi menghanyutkan.. :)