Senin, 30 Desember 2013

Sinopsis : Hakuba No Oujisama - Ep. 4





Saat pulang sekolah Ozu menemui Takako di halte bis. Saat itulah Takako yang merasa tak percaya diri setelah melihat foto tunangan Ozu, akhirnya meminta Ozu untuk tak memberi “harapan palsu padanya”.



“sensei.. tolong jangan terlalu memperlakukan dengan ramah.” Takako menatap langsung kemata Ozu. “aku… itu membuatku jadi terlalu memikirkanmu”
Ozu terkejut dengan permintaan Takako itu sampai ia tak bisa berbicara.
“aku tau ini tak nyaman untuk didengar.” Lanjut Takako yang melihat Ozu membisu didepannya.

“tidak..” jawab ozu membuka mulutnya.
“ini juga tak nyaman bagiku” ucap takako sembari duduk dikursi halte lagi. “hari ini begitu melelahkan bagiku. Aku banyak berpikir tentang semuanya. Tapi akhirnya aku punya solusinya. “
“solusi?” Tanya ozu

“aku menyadari aku telah cemburu kepadamu yang telah bertunangan, padahal kau lebih muda dariku. Itulah yang menyebabkan aku terlalu memikirkanmu” kata takako berbohong tentang alasan yang sebenarnya kenapa  ia memikirkan Ozu, yaitu cinta.
“kau bahagia dengan hidupmu jadi sangat mudah untukmu jadi baik padaku.  Tapi jika kau terlalu baik padaku, kau justru memberi kesan klo kau sedang memanas-manasinya padaku.” Lanjut Takako.

“aku tak bermaksud seperti itu..” bantah Ozu
“tolong hentikan…” sahut Takako. “ini sangat kejam untukku”

Sejak kapan aku sangat mudah untuk mengatakan kebohongan daripada kebenaran? Kata hati Takako

“sayonara” ucap Takako untuk mengakhiri pembicaraa mereka sekaligus seperti permintaan agar Ozu meninggalkannya. Ozu terdiam disamping bangku halte tempat Takako duduk.

Setelah agak lama tanpa bicara ozu pergi mengayuh sepedanya.




Sepanjang perjalanan ia memikirkan semua yang dikatakan Takako. Ozu berhenti disebuah taman dan melihat suasana kota. Ia mendengar ada sms masuk dan segera membukanya. Kaori tunangannya mengirimkan pesan agar Ozu segera menghubungi. Ozu tak membalasnya. wajah kaori dan wajah Takako terbayang dipikirannya.


  
Takako menunggu bis sekolah datang dan masih melamun saat bis yang ditunggunya datang. Tapi ia masih duduk dikursinya dan membiarkan bis itu berlalu dari hadapannya.
 


Takako seperti biasa tiap akhir minggu menghabiskan liburnya ke rumah keluarga. Ayahnya yang memang sangat pendiam sedang membaca sebuah surat kabar. Sementara ia dan ibunya sibuk membuat masakan.

Mereka membahas magic com takako yang tak pernah diganti bertahun-tahun. Takako menganggap itu hal yan tak perlu karena pasti tiap tahun akan ada keluaran baru model magic com. Jadi ia menunggu sampai ada model yang cocok untuknya. Ibunya sontak berkomentar apakah itu juga dasar penilaian takako untuk mencari calon suami. Yaitu Takako meski sudah bertemu seseorang maka ia akan menunggu orang selanjutnya yang akan datang padanya sehingga ia terus menunggu.. dan menunggu orang yang cocok dengan keinginannya itu?



Kaori menghubungi Ozu menyatakan keraguan dengan kursusnya ini karena akan menghabiskan waktu setahun berpisah dari Ozu.
Ozu menenangkannya dengan mengatakan klo masih ada sisa 8 bulan lagi. Kaori kuatir jika ia tak lolos ujian maka akan mundur dari waktu 1 tahun itu.  Ozu bertanya apa kaori ada masalah dengan pelajaran?  Kaori menjawab itu karena ia terlalu memikirkan Ozu  yang kurang komunikasi dengannya. Ozu meminta maaf pada kaori untuk itu. tiba-tiba ichikawa ikut masuk ke webcam  itu. ia menyapa kaori dan berkata klo kaori tak perlu kuatir karena ia akan mengawasi Ozu untuk kaori. Pembicaraan mereka pun akhirnya diakhiri.


Ozu meminta adiknya itu pulang karena ibunya pasti nanti kuatir. Ichikawa tak mau pulang ia membuka lemari es ozu untuk mencari makanan tapi ia hanya menemukan mie instant. Saat akan membuka mie instantnya tiba-tiba HPnya berbunyi. Ia tak mau mengangkatnya dan segera pamit pada Ozu untuk pulang.

Sampai diluar rumah ozu ia menghubungi balik Takeru-sensei, guru privatnya. Gurunya itu meminta ichikawa untuk menemuinya. Ichikawa dengan senang berkata klo ia akan segera menemui gurunya itu. ia juga bilang klo ia akan berbohong pada ibunya dengan mengatakan klo ia akan belajar dirumah temannya.


Takako berjalan ke kelasnya bertemu dengan ozu yang membawa banyak perlengkapan biologi. Takako bertanya apa ozu butuh bantuan? Ozu menolaknya dan berkata ia bisa membawanya sendiri. Mereka lalu berpisah.
“dengan semua perasaan romantic yang aku kubur, aku sepertinya merasa hatiku ikut menua.”



Takako bertemu dengan sahabatnya Mori-sensei dan yuko. Mereka membahas soal umur mereka yang hampir 35 tahun. Mereka memandang dari sudut pandang seorang wanita yang memperhatikan penampilan mereka. Karena mori-sensei ulang tahun maka yuko dan takako sudah menyiapkan kado berupa alat pijat untuknya. 

Ditempat lain ozu dkk pun bertemu untuk membahas umur 35 tahun dari segi pria. Imamura mengatakan klo pria seumur itu yang akan dipikirkannya adalah kebutuhan hidup untuk mencukupi rumah tangganya seperti rumah dan asuransi untuk keluarganya.
 


Mereka selesai makan saat sudah larut malam. Ditengah jalan mereka bertemu dengan ichikawa dengan seseorang yang lebih tua dari ichikawa. Saat mori-sensei bertanya pada ichikawa kenapa bisa sampai larut malam, Ichikawa mengaku klo pria yang bersamanya adalah kakaknya.
Takako terkejut dengan kebohongan ichikawa karena ia tau Ozu adalah kakak ichikawa. Ia melihat map yang ada tulisan Jyosei university.


Keesokkan harinya Takako tak menjumpai Ichikawa disekolah. Ia bertanya apa ada yang tau dimana ichikawa. Mereka ada yang bilang klo ichikawa mungkin sakit. Takako berkata klo ichikawa sakit kenapa ia tak menerima surat pemberitahuan sakit? Murid yang lain menjawab mungkin sudah diserahkan ke ozu-sensei (wakilnya Takako). 

Sesudah pelajaran selesai Takako bertanya pada Ozu apa ozu menerima surat pemberitahuan sakit dari ichikawa? Ozu terkejut karena ia tak tau adiknya sakit dan bahkan ia juga tak menerima surat pemberitahuan sakit itu.
 


Takako menyatakan kecurigaannya pada ozu yang lalu segera menghubungi adiknya.  tapi sayangnya tak diangkat ichikawa jadi ia meninggalkan pesan suara yang mengatakan klo ia kuatir dengan adiknya dan meminta ichikawa menghubunginya segera begitu mendengar pesan suara yang ia sampaikan.

Takako yang melihat ozu tak berhasil menghubungi adiknya segera mendekati ozu. Takako bercerita pada ozu klo ia bertemu ichikawa pada malam sebelumnya dengan seorang pria yang lebih tua dari ichikawa.

Ozu terkejut dan bertanya ciri pria itu. takako sulit menjelaskannya. Takako berkata klo pria itu sepertinya dari Jyosei university. Ozu jadi tambah terkejut karena setahunya guru privat ichikawa adalah mahasiswa Jyosei university. Ozu lalu berniat menghubungi ichikawa lagi tapi dicegah takako. Ia meminta ozu membiarkannya dulu sampai nanti setelah pulang kerja mereka baru mencari ichikawa lagi karena diliatnya klo ichikawa sepertinya tak mau menerima telpon dari ozu.
Ozu setuju dan berniat akan mencari ichikawa setelah pulang kerja nanti.


 Pulang mengajar Ozu berniat mencari adiknya ditempat-tempat anak muda berkumpul . Takako ingin membantu ozu jadi ia mengatakan akan ikut mencari.  Mereka berdua mulai mencari dibeberapa tempat tapi tak ketemu-ketemu juga. Mereka pergi ketempat karoke. Ozu masuk kedalam untuk bertanya sementara Takako diluar gedung.
Ternyata petugas karaoke tak melihat ada ichikawa ke tempat mereka. Ozu segera memberi tahu takako di depan gedung.
 


Tiba-tiba 2 orang murid mereka mempergoki keduanya ada didepan gedung tempat karaoke. Mereka lalu menggoda kedua gurunya itu apa sedang berkencan diruang karaoke.  Takako dan ozu membantahnya dan mengatakan klo mereka sedang mencari orang.  Salah satu murid melihat sepatu takako yang rusak karena berjalan terus itu. ozu terkejut karena ia tak segera mengetahuinya. Ozu jadi merasa bersalah apalagi saat salah satu muridnya menyeletuk klo sebagai seorang pria yang sedang berkencan, ozu dianggap gagal memperhatikan teman kencannya yang menderita. Takako membantah klo mereka berkencan.

Takako lalu meminta muridnya untuk pulang. Setelah muridnya pergi ozu meminta maaf pada Takako karena sudah menderita karena dirinya. Takako lalu meminta ijin ozu untuk ke sekolah dulu mengganti sepatunya dengan sepatu olahraga.
 


Disekolah Takako membuatkan mie instant untuk dirinya dan Ozu. saat mereka makan berhadap-hadapan. Takako baru menyadarinya klo ia sudah lama tak saling melihat secara langsung wajah ozu, sejak kejadian 1 minggu yang lalu di halte bis itu.

Takako mencoba mencuri-curi pandangan ke Ozu saat itulah mata mereka bertemu. Keduanya jadi salah tingkah. Dan terselamatkan situasinya saat ibu ozu menghubungi ozu untuk memberitahu alamat guru privatnya ichikawa.
 


Mereka berdua lalu pergi ke asrama pria jyosei university. Sampai didepan gedung asrama, ozu menghubungi guru privat ichikawa itu. saat ditanya apa adiknya ada disana pria itu tak mau menjawab. Dengan marah ozu berkata klo ia akan masuk ke asrama.

Ozu masuk ke gedung asrama dengan marah. Takako melihat ozu yang terlihat sangat marah itu jadi sangat kuatir. Ia membuntuti ozu masuk ke dalam gedung.
Ichikawa buru-buru menemui kakaknya di lobby gedung untuk mencegah kakaknya masuk.

“apa yang aka kau lakukan?” seru ichikawa berjalan cepat mendekati kakaknya. Ia melihat kakaknya tak sendirian tapi bersama takako. “kenapa kau kesini bersama takako-sama?” cecar ichikawa.
 


“pertanyaan yang seharusnya adalah kenapa kau disini?” Tanya ozu kesal.

“aku hanya datang mengunjungi teman.” Jawab ichikawa.
“kau bolos sekolah hanya untuk mengunjungi  pria yang tinggal sendirian?” ucap ozu
“kami berkencan” sahut ichikawa. Ozu terkejut adiknya sudah punya pacar.

“dia itu mahasiswa!” seru ozu tak menyetujui hubungan adiknya dengan seorang mahasiswa.
“dia 7 tahun lebih tua dariku.” Sahut ichikawa dengan berani. “sama seperti Takako-sama yang lebih tua darimu 7 tahun.” sindir ichikawa pedas.

Ozu jadi tak enak sendiri dengan Takako “ aku tak ada hubungan apa-apa dengan hara-sensei!” bantah ozu.
“benarkah??” ejek ichikawa. Ia lalu mengambil Hp dari sakunya dan memperlihatkan rekaman percakapan ozu dan takako saat di halte bis waktu itu.
 


Saat rekaman video itu diputar dan terdengar suara pembicaraan mereka berdua. Ichikawa tertawa mengejek pada takako “waaa.. dia bilang dia selalu memikirkanmu… untuk orang yang berumur 30 tahun itu sangat mengerikan.” ichikawa tertawa sinis.
Ozu bertambah marah “kau kasar sekali!”

“oni-chan, kau tak setuju? Mengapa tak kau katakana saja padanya “jangan ganggu aku. Aku sudah bertunangan.” “ kata ichikawa penuh amarah.

Takako tak tahan melihat pertengkaran didepannya dan juga yang menyindir dirinya itu “itu bukan maksudku untuk mengganggu” bantah takako tentang hubungannya dengan ozu.

Ozu segera menyela Takako dan menghentikan pembicaraan yang menyudutkan takako itu. “jangan mengalihkan pembicaraan! Kita berbicara tentang dirimu. Ada apa denganmu? Kau perlu menenangkan diri”

“oni-chan, apa kau tak punya pacar saat sma?”Tanya ichikawa
“aku punya” jawab ozu
“lalu apa bedanya?”sela ichikawa “aku tak boleh bersama orang yang lebih tua dariku?”
“bukan kau tak boleh.. tapi…”
“jadi menurutmu sangat normal jika berpacaran dengan orang yang seumuran?”cecar ichikawa lagi.
“menurutku begitu” sahut ozu.

Ichikawa tersenyum mengejek “kau dengarkan takako-sama. Kurozawa-sensei 10 tahun lebih tua darimu, oni-chan juga 7 tahun lebih muda darimu.”

“hentikan omonganmu!” seru ozu tambah kesal dengan adiknya itu.
 


Mahasiswa yang jadi guru ichikawa keluar menemui mereka bertiga. Ia meminta semuanya pergi karena asramanya adalah tempat umum. Ia takut ia akan dikeluarkan jika sampai ketahuan sekolahan. Ichikawa lalu meminta kakaknya pergi tapi mahasiswa itu juga minta ichikawa ikut pergi. Ichikawa terkejut diusir begitu oleh pacarnya. Ichikawa bilang klo ia sudah bolos sekolah demi pacarnya itu agar mereka bisa saling berbicara banyak. 


Mahasiswwa itu bilang klo itu hanya basa-basi saja karena ia hanya beberapa kali sms-an ichikawa sudah begitu serius dengannya.
Ozu marah adiknya diperlakukan begitu. Ia bersiap memukul mahasiswa itu tapi dicegah takako karena mereka adalah seorang guru. Itu akan memperburuk citra mereka saja.
Ozu lalu mengajak ichikawa pulang ke rumah ibunya. Ozu dan takako mengantar ichikawa sampai didepan apartemen ibu ozu yang sudah menunggu didepan apartemen.
 


Selesai mengantar adiknya, ozu mengajak takako untuk pergi minum menemaninya karena ia sedang sangat marah jadi tak bisa tidur jika seperti itu. takako setuju dan mereka pergi ke sebuah tempat minum.
Mereka order minum beer dalam gelas kepada pelayan bersamaan begitu kompak.
 


 “pertama aku minta maaf.  karena kotomi begitu kasar padamu tentang umurmu yang 30 tahun itu.. aku minta maaf.” Ozu meminta maaf dengan menunduk. Lalu ia minum beer dalam gelasnya dengan beberapa tegukkan membuat takako kuatir.
“ozu-sensei.”
“hara-sensei.. kau juga harus minum.. kau juga kan sangat marah” ucap ozu.

Takako jadi teringat kata-kata ichikawa waktu itu. Takako jadi marah dan meneguk minumannya dengan rakusnya “iya… kenapa terus berkata lebih tua 7 tahun.. lebih tua 7 tahun.. aku tak mau mendengarnya!” ucap takako  dengan nada marah.
“maaf” ucap ozu
“dibilang mengerikan karena umurmu 30 lebih dari 30 tahun….  Itu terlalu berlebihan?!” seru takako berapi-api.
“iya itu buruk” ucap ozu menyetujui pendapat takako.
Mereka meneguk minuman lagi .

 
 
“dan berani sekali pria itu memperlakukan adikku seperti itu!”
“emangnya apa yang dipikirkan pria itu? murid jyosei atau manapun itu.. jika kau menyakiti seorang wanita, itu membuatnya sakitkan? Bukan saja ia menyakitinya sekarang tapi dia menyakiti masa depannya juga (trauma)!” ucap takako marah

“aku ingin meninjunya” kata ozu
“aku juga.. aku ingin memukulnya” sahut takako berkobar-kobar. Ozu terkejut mendengar takako sampai seperti itu.  ia menatap takako terkagum.

 

 Tanpa terasa mereka menghabiskan beberapa gelas beer. Ozu sudah mulai mabuk
“kenapa seorang pria bisa menyakiti wanita yang dicintainya menangis?” ucap ozu agak mabuk.
“terkadang memang mereka begitu” jawab Takako.
“tapi itu tak akan kulakukan!aku tak akan membuatnya menangis” sahut ozu
Takako yang blom mabuk memperkatikan ozu yang mengatakan itu. “seandainya itu dikatakan untukku” batin takako yang berharap wanita yang dicintai dan tak akan dibuat menangis ozu adalah dirinya.

Ozu lalu bertanya tentang percintaan Takako saat masih sma seperti apa. Takako berkata klo karena ia disekolah khusus wanita jadi sangat jarang bertemu orang. Tapi ia memang pernah menerima surat dari seorang pria di kereta dan ia masih menyimpannya sampai sekarang dirumah orang tuanya. Ozu berkata klo menurutnya surat cinta itu lebih indah daripada sekedar sms karena masih bisa disimpan dan dibuka. Takako sangat bahagia saat itu meski pembicaraan mereka adalah hal-hal yang simple. Mereka berdua sangat menikmati malam itu.
 


Mereka keluar dari tempat itu. karena Ozu mabuk parah membuat takako yang membayari lebih dulu. Saat sedang menunggu taxi tiba-tiba ozu yang mabuk parah terjatuh. Takako jadi menyadari klo tas ozu ketinggalan di tempat minum tadi. Takako meminta ozu menunggunya mengabil tas ozu. Tas ozu masih ada ditempat mereka duduk. Setelah mengambiilnya takako buru-buru keluar tempat itu. tempat saat itu egawa-san, teman ozu masuk. Tanpa disengaja tali tas ozu “kecantol” tangan egawa-san (susah mikir indonesianya jd  pakai jawa). Takako meminta maaf dan langsung pergi. Egawa-san memperhatikan takako dengan tertarik.
 


Takako melihat ozu yang mabuk parah  itu lalu mengajak ozu patungan bayar taxi agar ia bisa mengantar ozu pulang lebih dulu. Sampai didepan apartemen ozu, takako yang kuatir bertanya apa ozu bisa sendiri? Ozu berkata ia bisa melakukannya sendiri. Ozu keluar dan berjalan sempoyongan menaiki apartemennya. Taxi yang membawa Takako lalu berjalan pergi.

Ozu berjalan tertatih sampai didepan kamar apartemennya.  Tapi sampai depan pintu kamar apartemennya Ozu limbung dan terjatuh.  Kunci yang ada ditangannya terlepas kelantai.
“tadi sangat menyenangkan..”celoteh ozu yang mabuk.
 


Seseorng datang dan mengambil kuncinya yang jatuh itu. ozu melirik untuk melihat siapa yang mengambilnya. Ia melihat takako sedang membungkuk untuk bertanya padanya.
“ozu-sensei… sadarlah..” Takako lalu menopang tubuh ozu dengan memapahnya masuk kedalam ruangan apartemen ozu.  Tangan ozu merangkul bahu takako dan takako meragul pinggang takako.
Mereka berjalan terhuyung-huyung sampai hampir jatuh.

“apa kau tak apa-apa ozu sensei? Tolong stabilkan langkahmu..” ucap takako kecapean membimbing tubuh ozu masuk ke dalam kamar ozu. “pelan-pelan..” ucap takako mencoba membawa ozu ke tempat tidur ozu.
 


 Begitu sampai didepan ranjang ozu langsung menjatuhkan dirinya ke ranjangnya dan dengan tangannya yang masih memeluk bahu takako tentu saja membuat takako jatuh diatas tubuh Ozu.
Takako terkejut tak kepalang dengan apa yang terjadi. Takako segera berniat bangkit berdiri dan melepaskan pelukannya. tapi tiba-tiba tangan ozu mempererat pelukan dibahu dan punggung takako dan mengunci  tubuh takako.
 




Takako jadi tambah membelalak terkejut “ozu-sensei?” panggilnya takako. Mungkin dipeluk oleh orang yang dicintainya seperti itu, membuat khayalan Takako melambung tinggi kelangit. Jatungnya pasti berdebar-debar tak menentu. 

Namun jatungnya tiba-tiba berhenti berdetak dan hancur lembur saat ozu bergumam “kaori……”

Perasaan Takako yang dibuat melayang kelangit… sedetik kemudian terhempas ke bumi berkeping-keping…



 

Sabtu, 28 Desember 2013

Sinopsis : Hakuba No Oujisama - Ep. 3



Takako sebenarnya ragu untuk memulai kembali hubungan perselingkuhannya dengan Kurozawa yang sudah putus sejak setahun yang lalu. Jadi begitu Ozu mencegahnya untuk bersama Kurozawa, Takako langsung menyetujui. Ia menyadari sepertinya Ozu mencurigai hubungannya dengan Kurozawa jadi ozu melakukan itu.

“apa kau tau hubunganku dan kurozawa sensei?” Tanya takako menatap ozu.
“iya” jawab Ozu
“apa kau kecewa denganku?”Tanya takako
Ozu tertunduk tak menjawab tapi cukup membuat takako mengerti klo ozu tak suka dengan perselingkuhannya dengan kurozawa.
“oh aku mengerti…” gumam Takako
“tapi…….. aku tak dapat membiarkanmu melakukannya.” Ucap ozu menatap Takako dengan penuh ketulusan.

Takako terkejut karena kata-kata itu sebuah ungkapan perasaan seorang pria pada kekasihnya.


“apa maksudmu itu?” Tanya takako menatap tajam ozu yang langsung tertunduk“apa karena perselingkuhan tak bisa dimaafkan?”
“bukan begitu…” bantah Ozu
“karena seagai teman sekerja ini mempermalukanmu?” Tanya takako mencoba terus  mengetahui perasaan Ozu tentang ucapan Ozu tadi.

“tidak,..”
“ini karena kebodohanku.. ucap takako pelan tertunduk
“bukan..!” sahut ozu cepat melihat Takako sepertinya tertekan. Ozu berjalan mendekati Takako pelan.
“tunggu!” cegah Takako agar Ozu tak mendekatinya.”aku agak bingung sekarang ini.”
“aku juga..” kata ozu
“aku butuh waktu untuk mengerti ini.” Ucap Takako tertunduk. Takako lalu melihat ada taxi yang datang kea rah mereka yang sebenarnya pesanan orang lain. Takako meninggalkan Ozu dan buru-buru masuk ke dalam taxi itu. Ozu terkejut menyaksikan kepergian Takako yang terburu-buru itu.

Didalam taxi Takako teringat pernyataan Ozu dan itu membuatnya tersenyum bahagia..”apakah maksudnya dia…..?”

 

Takako bertemu dengan Mori-sensei dan yuko di tempat maka yang biasa mereka kunjungi. Ia bercerita pada temannya tentang kejadian yang baru dialaminya tadi. Tapi ia mengaku klo itu temannya. Mori-sensei dan Yuko berpendapat klo itu sebuah pernyataan cinta.  Mereka berdua begitu terkagum dengan sosok pria yang berbicara seperti itu karena jaman sekarang tak ada pria yang seperti itu.  
Mereka berkata klo seandainya mereka adalah wanita itu maka mereka akan memeluk pria itu dan berkata “ untukmu akan aku tinggalkan masa laluku dan bersamamu selamanya.”
Mereka kecewa saat “teman wanita” yang diceritakan Takako itu tak berbuat apa-apa malah pergi naik taxi begitu saja.
“sudah sangat lama tak ada pria yang menatapku dengan pandangan seperti itu. berbagai alasan yang ada memenuhi hatiku” batin takako


Ditempat lain Ozu bercerita ada Imamura sahabatnya. Imamura langsung mengangap klo itu juga sebuah pernyataan cinta. Ia bertanya setelah itu apa yang dilakukan Ozu dan takako? Apa pergi ke hotel? Canda Imamura. Ozu menjawab klo Takako pergi naik taxi sendirian tanpa mengajaknya. Imamura langsung berpendapat klo takako tak tertarik pada Ozu dan mungkin Takako marah pada Ozu karena sudah menganggu kebahagiannya saat bersama Kurozawa.  Ozu jadi salah paham klo Takako benar marah padanya.
 

Saat pulang ke rumah, Takako masih saja terbayang apa yang terjadi. Ia tersenyum malu mengingat perkataan ozu. Takako seperti gadis remaja yang jatuh cinta.

“saat aku habis minum dan pulang ke rumah, aku menyadarinya… aku sendirian… aku tak punya siapapun yang bisa aku ceritakan tentang pergi malamku. Aku tak punya siapapun yang bisa sharing cerita lucu dan tertawa bersama. Atau seseorang yang bisa menenangkanku saat aku sedih. Aku sendirian.. karena itu aku bermasalah dan berbicara dengan diriku sendiri. Ozu-sensei 7 tahun dibawahku dan teman sekerja. Dia tau aku punya hubungan perselingkuhan dan lebih penting lagi, dia sudah bertunangan.”
 

Kepala sekolah bertanya pada Takako hubungannya dengan Ozu apa brlangsung baik mengingat  usia mereka terpaut jauh. Takako menjawab semua berjalan lancar.

Diruang biologi kurozawa sedang membetulkan mesin pembuat kopi saat Ozu datang. Saat Ozu coba membahas masalah yang terjadi semalam, Kurozawa mencoba menghindarinya terus.

Mereka berdua kembali ke ruang guru. Ozu jadi gelisah melihat Takako yang ada didepannya. Ia bolak balik melihat kearah Takako dan Kurozawa.
 

Jam pelajaran tiba, Ozu dan Takako berjalan bersama untuk ke kelas mereka. Wajah Takako terlihat bahagia berjalan dibelakang Ozu. Ditengah jalan Ozu menghentikan langkahnya. 

“aku minta maaf atas apa yang terjadi kemarin.. seharusnya aku tak mencampuri urusanmu. Kau memiliki lebih banyak pengalaman , profesionalisme dan kepribadian dari aku. Untuk itu aku minta maaf. Tolong lupakan semuanya”
Takako terkejut dan kecewa Ozu mengatakan semua ini. Disaat angannya melayang jauh dengan ozu tiba-tiba pria itu menghempaskannya dan memintanya melupakan semuanya.
“baiklah” ucap Takako.
Ozu tertunduk sedih “untuk selanjutnya, ijinkan percakapan kita hanya sebatas pekerjaan saja”
“aku mengerti” jawab takako tanpa melihat ozu.
Mereka lalu melanjutkan masuk ke dalam kelas mereka.


“aku orang bodoh yang bersemangat dan menderita dengan sesuatu yang tak ada seperti itu. tapi.. kenapa dia mengatakan itu. pria memang misteri bagiku. Mereka seperti puzzle tanpa penyelesaian. Kau bisa melihat kepinganannya didepanmu tetapi gambar yang sebenarnya tetap tak terlihat”

takako teringat kenangan masa lalunya saat ia berhubungan dengan Kurozawa. Saat kurozawa mengatakan tak bisa hidup tanpanya dan selalu ingin bersamanya tapi kurozawa masih saja bersama keluarganya sampai 3 tahun hubungan perselingkuhan mereka.


Ozu berjalan turun tangga dari kelasnya mengajar. Seorang muridnya, ichikawa menyusul dan memanggilnya.
“sensei..?” panggil ichikawa yang datang dengan tangannya dibelakang tubuhnya.
“ada apa ichikawa?” Tanya Ozu
“tunggu sebentar” sahut Ichikawamenuruni tangga. Ozu melihat sekelilingnya. ozu mungkin merasa tidak enak klo berdua bersama muridnya.

Ichikawa mendekati gurunya itu dan mengulurkan sebuah hadiah yang tadi disembunyikannya.
“apa ini?” Ozu terkejut melihat muridnya.
“hadiah” sahut Ichikawa tersenyum.

Tanpa mereka sadari Takako melihat pertemuan mereka itu. tapi saat ia akan pergi kea rah lain, takako mendengar teriakan Ozu.
“kotomi…! Aku tak akan pernah meninggalkanmu sendirian.” Takako terkejut mendengar kata-kata itu.
 

Malam harinya ia bercerita pada kedua sahabatnya tentang “teman pria” dari “teman wanitanya” yang mengatakan hal yang sama pada wanita lain. Mereka berpendapat berarti teman pria itu hanya mempermainkan wanita saja dengan cara mengambil hatinya saja.
 

Disekolah diam-diam tersebar informasi soal foto tunangan Ozu yang ada diruangan biologi. Semua penasaran dan ingin melihat.  Akiyama-sensei lalu mengajak Takako untuk mencari tau wajah tunangan ozu.  Takako sangat berat melangkahkan kakinya ke ruang biologi. Ia kuatir nanti saat melihat wajah tunangan Ozu ia akan membandingkannya dengan dirinya seperti “matanya lebih bagus dari mataku…. “ atau “seandainya saja aku lebih darinya pasti aku akan menjadi orang terpenting dalam hidupnya”.
Mereka berdua mengetuk ruang biologi tapi ternyata pintunya terkunci.
 

Takako bertemu kurozawa berdua dilorong sekolah. Ia meminta maaf atas apa yang terjadi waktu itu saat ia meninggalkan Kurozawa di dalam taxi. Kurozawa menjawab ia kecewa padahal sebelumnya ia berharap ia bisa kembali pada Takako.
Kurozawa terus menatap Takako dan membuat takako jadi takut ia akan goyah lagi. Ia hanya tertunduk dan meminta maaf kembali pada Kurozawa.
Kurozawa yang merasa gagal merayu takako lagi langsung meninggalkan Takako.

Takako penasaran dengan wajah tunangan ozu. ia yakin dengan melihat wajah tunangan ozu maka ia akan tersadar posisinya dihati Ozu. saat ia sudah meraih frame foto tunangan Ozu ia tak kuasa membalik melihat wajah tunangan Ozu. jadi ia memutuskan meletakkan foto itu lagi.

Tepat saat itu Ozu datang. Ia bertanya apa Takako mencari Kurozawa sensei? Ia lalu meminta maaf ikut campur lagi denga bertanya seperti itu.
Takako baru menyadari klo ou salah paham padanya. Ia baru menyadari klo ozu salah menganggapnya marah pada Ozu saat itu. Takako lalu berkata ia ingin berbicara dengan Ozu dan melanggar “perkataan diluar pekerjaan”

 
Mereka berdua pergi ke atas sekolah untuk berbicara. Takako bercerita panjang lebar pada ozu soal awal hubungannya dengan Kurozawa yaitu saat ia sedang tertekan, Kurozawa yang selalu menasehatinya dan memberikan perhatian yang dibutuhkannya.

Ozu sepertinya tak kuat mendengar hubungan percintaan Takako dan Kurozawa jadi ia meminta Takako tak melanjutkannya. Ia bilang klo ia membenci perselingkuhan karena orangtuanya terlihat perselingkuhan dan menyebabkan keluarga mereka hancur. Ia memusuhi perselingkuhan juga meski ia tak mau mengadili apa yang dilakukan takako.
Sebenarnya saat takako bercerita itu, Takako hanya ingin ozu tau klo dalam hatinya ia sudah benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Kurozawa. Tapi apa daya Ozu tak mau mendengar lagi dan meninggalkannya.

Sampai dirumah takako mengambil beer dan melampiaskannya dengan makan dan menangis.
 

Ozu mengajak egawa bertemu dengannya. Ia ingin minta pendapat egawa, sahabat yang lebih tua darinya itu. ozu mulai bercerita soal kaori, tunangannya yang ke luar negeri itu dan betapa sedihnya ia berpisah dengannya meski mereka juga sangat bahagia saat bisa saling komunikasi.

“tapi beberapa waktu yang lalu aku mengatakan kepada seseorang klo aku tak dapat meninggalkannya. Dan lalu dia bercerita padaku tentang perselingkuhannya…. Dan aku benci itu…”cerita Ozu pada Egawa yang duduk mendengarkan Ozu dengan perhatian.

Egawa mengangguk-angguk “iya kau kan memang membenci perselingkuhan… atau mungkin itu karena wanita itu mencintai pria lain?” selidik Egawa.

Ozu tertunduk diam. Egawa lalu bercerita klo ia mengalami hal yang sama seperti yang dialami Ozu. saat itu pacarnya juga sering berbicara tentang mantan-mantannya. Egawa berkata klo lelaki memang lemah dalam hal itu.
 

Selesai mengajar Takako didatangi Ichikawa. Gadis itu mengajak Takako pergi bersamanya melihat foto tunangan Ozu di ruang biologi. Sampai diruang biologi Ichikawa menunjuk frame foto yang ada dimeja.
“kenapa kau ingin aku melihat foto itu?” Tanya Takako.
Ichikawa memandang gurunya dengan penuh kebencian “karena kau pencuri pria.”
Takako tak terkejut dengan ucapan Ichikawa karena ia memang sudah curiga dari beberapa hari yang lalu itu. 

“kau punya hubungan dengan kurozawa-sensei. Aku melihatnya.. aku melihat kalian berdua keluar dari taxi dan pergi ke apartemenmu. “
Takako menghela nafasnya “jadi begitu..”aku tak bisa menghormatimu lagi sebagai guruku. Aku mengajukan pindah kelas.”

“aku mengerti” sahut takako kalem tertunduk. Mereka terdiam.


Ozu masuk kedalam dan mendekati ichikawa. “berhenti bicara omong kosong!” tegur Ozu pada ichikawa. Ia lalu melihat ke Takako dan membungkuk meminta maaf “aku minta maaf atas apa yang diucapkannya.”
“tak apa-apa” sahut Takako.

Ichikawa melangkah pergi mau meninggalkan ozu dan Takako. Tapi ozu segera meraih tangannya, mencegahnya pergi “tuunggu kotomi”
Ozu melihat Takako lagi “aku minta maaf.. dia sebenarnya adik perempuanku. “ ucap Ozu menjelaskan hubungannya dengan ichikawa.
Takako terkejut mendengarnya “apa?”

Ozu lalu menjelaskan klo paska perceraian orangtuanya, kotomi ikut dengan ibunya dan ia ikut ayahnya. Itulah alasan kenapa nama belakang mereka berbeda Ozu dan ichikawa.
Ozu berkata klo ia kuatir nanti ia dianggap tak adil memberi penilaian disekolah jadi mereka merahasiakan hubungan persaudaraan mereka.
Takako pun berjanji untuk merahasiakan hubungan kedua kakak adik itu.
 

“kau ingin kakakmu dan tunangannya memiliki keluarga bahagiakan?. “ ucap takako pada ichikawa.
“iya.. jadi menjauhlah darinya!” seru Ichikawa.
“kau bodoh..!” sahut Ozu marah pada adiknya.
“kaori san merasakan keragu-raguan. Itulah mengapa ia meminta agar fotonya dipajang.” Lanjut Ichikawa. Ternyata kado yang diberikan ichikawwa waktu itu pada Ozu adalah foto Kaori.
“kau tak perlu kuatir… aku lebih tua dari Ozu-sensei.. aku tak bisa membayangkan klo dia akan tertarik pada perawan tua seperti aku.” Ucap Takako.
Ozu melihat Takako kuatir.
“Tentang kelasmu…”
“terserah..!” teriak Ichikawa pergi meninggalkan ozu dan takako.
Ozu meminta maaf lagi pada Takako. Ia berkata klo adiknya itu trauma paska perceraian orangtua mereka.
Takako meminta ozu nanti bicara dengan adiknya itu agar ia tak trauma pada kehidupan cintanya nanti.

 

Saat Takako mengajar, muridnya memberitahunya ada asap keluar dari ruang biologi. Takako segera berlari keruang biologi. Alarm kebakaran juga sudah dibunyikan. Sampai didepan pintu ruang biologi Takako mencoba membuka pintunya tapi ternyata terkunci.
Ozu datang dan membuka pintunya. Mereka segera masuk kedalam ruangan melihat api yang membakar pojok ruangan. Ozu mengambil ember dan mengisinya dengan air dari wastafel. Takako mendekati sumber api. Ia meraih map file dan memukulkannya  keapi (hmmm.. tindakan bodoh menurutku.. ini malah bisa membuat api berkobar ke samping kanan kirinya!)

Tiba-tiba api berkobar agak tinggii dan mengenai tangannya. Takako agak mengaduh membuat Ozu yang masih mengambil air panic dan mendekati Takako.
“kau harus segera keluar dari sini. Ini berbahaya” ucap ozu menyentuh pundak takako dengan kuatirnya.
“tak apa-apa.. aku bisa mengatasinya” tolak Takako.
“sensei.. aku tak mau kau terluka!” ucap ozu. Takako terkejut denga ucapan dan perhatian ozu.
Ozu juga menyadari perkataannya yang keluar dari perasaan kuatirnya pada Takako. Mereka saling menatap.
 

Seorang guru datang dengan membawa tabung pemadam dan menyemprotkannya ke api dan berhasil memadamkannya.
Mori-sensei datang dan melihat semua baik-baik saja. Ia lalu pergi untuk mematikan alarm kebakaran tapi ozu buru-buru berkata klo ia yang akan mematikannya.

Takako dan guru pria yang membawa tabung pemadam yang masih tinggal di ruangan biologi. Saat akan melangkah keluar kakinya mengijak sesuatu. Ia melihat kebawah dan melihat frame foto Ozu terjatuh ke lantai. Takako mengambilnya dan membalik foto itu untuk melihat gambarnya. 

“jadi ini… kaori-san….” Batin takako menatap foto bahagia Ozu bersama kaori yang terlihat tersenyum bersama. Tanpa ia sadari, ia hanya terdiam menatap foto itu dengan mata berkaca-kaca.

“hara-sensei” sapa guru pria itu. Takako tersadar dari lamunannya..
“maaf… asap ini…” kilahnya menghapus airmatanya.
 

Pulang kerja seperti biasa takako menunggu bis dihalte sendirian. Ozu datang dengan sepeda menghampirinya.
“bagaimana dengan luka bakarmu?” Tanya Ozu penuh perhatian pada tangan Takako yang dibalut.
“ini sudah ditangani” sahut Takako
“maaf… “
“kau tak perlu meminta maaf untuk itu atau kejadian sebelumnya.” Takako merasa ini saatnya ia mengungkapkan hubungannya yang sudah berakhir dengan Kurozawa. Ia sangat ingin ozu tau hal ini!

“Kurozawa-sensei dan aku sudah berakhir 1 tahunn yang lalu. Jadi itu sebenarnya sangat baik kau menghentikan kami saat itu. “
“saat itu kau buru-buru pulang… jadi aku merasa itu mungkin karena kau marah padaku karena ikut campur urusan orang lain.”

Takako tertunduk ragu untuk melanjutkan kalimat yang akan diucapkannya tapi akhirnya ia memberanikan diri mengatakannya dengan menatap wajah ozu yang ada didepannya.
“itu karena aku gugup.. aku sangat bahagia.. sensei berhentilah memperlakukanku dengan ramah. Itu membuatku………. Terlalu memikirkanmu…”

Ozu terdiam menatap wajah Takako.

 

Ternyata ada seseorang yang melihat mereka berdua dari jauh dan bahkan mengambil foto mereka berdua!